Rumah Sakit Karisma Cimareme
  • Tentang RSKC
    • Latar Belakang
    • Arti Nama & Logo
    • Visi, Misi & Moto
    • Nilai Karisma
    • Peta Menuju RSKC
  • Fasilitas
    • IGD 24 Jam
    • Instalasi Farmasi
    • Instalasi Gizi
    • Laboratorium
    • Ruang Rawat
    • Ruang Operasi
    • Radiologi
    • Diagnostik Non Invasif >
      • Elektrokardiografi
      • Holter (EKG 24 Jam)
      • Treadmill Stress Test
      • Spirometri
      • Ambulatory Blood Pressure Monitoring
    • Galeri
  • Pelayanan
    • Klinik Umum
    • Poliklinik Spesialis
    • Klinik Gigi RSKC >
      • Galeri Crown & Bridge
      • Galeri Filling
      • Galeri Crown
      • Galeri Dental Braces (Behel)
      • Gigi Tiruan Cekat 4 Gigi
    • Medical Check Up >
      • Paket Employment
      • Paket Pemeriksaan Umum
      • Paket Pemeriksaan Khusus
    • Spesialistik Mata >
      • Operasi Katarak
      • RETINOPATI DIABETIK
      • LASER Nd-YAG KAPSULOTOMI PADA KATARAK SEKUNDER
    • Profil Dokter >
      • dr. H. Yedi Suyadi SpPD MM
      • Prof. DR. H. Dedi Rachmadi SpA(K), M.Kes
      • dr. H. Zulkifli Said SpOG
      • dr. Agung Dinasti Permana SpT.H.T.K.L, M.Kes
      • dr. Erta Priadi Wirawijaya SpJP FIHA
      • dr. Andi Dwi
      • dr. Aditya Rahmat Pratama
      • dr. Sarah Istiqamah Suriamardiyah
      • Formulir Profil Dokter
  • Kolaborasi
    • Perusahaan
    • RSKC Fundraising
    • Pengumpulan Dana
  • Informasi
    • Artikel Kesehatan
    • Health Comics
    • Video Sehat
    • Karir
  • GALERI
    • BAKTI SOSIAL >
      • OPERASI KATARAK
      • BAKSOS BANJIR
      • LATIHAN GEMPA BUMI DAN KEBAKARAN
    • FOTO DOKTER >
      • DOKTER SPESIALIS
      • DOKTER GIGI
      • DOKTER UMUM
    • AKREDITASI RSKC
  • SISMADAK RSKC
  • Hubungi Kami

Hipertensi, Tidak Bergejala Namun Mematikan

27/1/2015

Comments

 
Hipertensi atau tekanan darah tinggi berarti bahwa tekanan darah anda terus-menerus lebih tinggi dari tingkat yang direkomendasikan. Sekitar 1 dari 3 orang dewasa memiliki tekanan darah tinggi namun hanya sekitar 1/3 yang kemudian terdiagnosis memiliki hipertensi. Hal ini dapat terjadi karena hipertensi umumya tidak bergejala sehingga sangat sedikit orang yang datang berobat karenanya. Tanpa pengobatan, tekanan darah tinggi yang tidak terkendali akan menimbulkan beragam komplikasi seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, dll. Karena hal itulah hipertensi seringkali dijuluki "silent killer".

Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah anda memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan pengukuran tekanan darah. Semua orang dewasa sebaiknya diperiksa tekanan darahnya setiap 5 tahun.

Jenis Tekanan Darah Tinggi

Terdapat dua jenis tekanan darah tinggi yaitu:
  1. Hipertensi Primer (esensial). Hipertensi esensial adalah hipertensi yang paling umum ditemukan. Istilah ini diberikan untuk jenis hipertensi dengan penyebab yang tidak dapat diidentifikasi. Tipe ini cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun.
  2. Hipertensi sekunder. Ini adalah tekanan darah tinggi yang disebabkan dari masalah kesehatan lain yang mendasari terjadinya hipertensi seperti masalah ginjal, tumor kelenjar adrenal, dan juga obat-obatan tertentu seperti pil KB, penghilang rasa sakit dan obat-obatan terlarang.

Apa saja faktor risiko terjadinya Hipertensi?

Tekanan darah tinggi memiliki banyak faktor risiko, diantaranya antara lain:
  1. Umur. Risiko tekanan darah tinggi meningkat seiring bertambahnya usia. Risiko terjadinya hipertensi pada perempuan meningkat setelah menopause. Pada lelaki tekanan darah tinggi lebih sering terjadi pada laki-laki selama usia pertengahan awal.
  2. Ras. Tekanan darah tinggi, serangan jantung dan stroke sangat lebih umum terjadi pada penduduk berkulit hitam,
  3. Riwayat keluarga. Kecenderungan untuk memiliki tekanan darah tinggi akan lebih tinggi jika ada keluarga dekat yang sedarah yang juga memiliki hipertensi diusia muda.
  4. Berat Badan Berlebih / Obesitas. Orang dengan berat badan berlebih cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan orang dengan berat badan ideal. 
  5. Merokok. Merokok atau mengunyah tembakau dengan cepat meningkatkan tekanan darah, sementara itu bahan kimia berbahaya lainnya dalam tembakau perlakan dapat merusak lapisan dinding arteri. Hal ini mempercepat proses penyempitan arteri dan meningkatkan tekanan darah.
  6. Konsumsi garam yang terlalu banyak. Konsumsi garam berlebih dapat mengakibatkan tubuh anda mempertahankan cairan dan meningkatkan tekanan darah Anda.
  7. Stres. Tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan sementara, namun dramatis, peningkatan tekanan darah Anda.
  8. Beberapa kondisi kronis. Kolesterol tinggi, diabetes, penyakit ginjal dan obstructive sleep apnea adalah contoh beberapa kondisi kronis yang dapat meningkatkan tekanan darah.

Bagaimana Hipertensi Didiagnosis?

Tekanan darah diukur dengan alat yang disebut sphygmomanometer. Pertama, manset ditempatkan di lengan anda dan dipompa hingga sirkulasi pembuluh arteri terputus. Manset kemudian perlahan dikempiskan, dan dokter / perawat mengukur tekanan darah menggunakan stetoskop yang ditempatkan di atas lengan anda untuk mendengarkan suara berdenyutnya darah melalui arteri. Suara pertama yang terdengar mengacu pada tekanan darah sistolik; ketika suara tersebut memudar itulah tekanan diastolik,

Pembacaan tekanan darah dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti:
  • Merokok
  • Kopi atau minuman berkafein lainnya
  • Sebuah kandung kemih penuh
  • Aktivitas fisik
  • Stress emosional
Karena begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembacaan tekanan darah, pemeriksaan tekanan darah sebaiknya diambil beberapa kali untuk mendapatkan pengukuran yang akurat. Diagnosis tekanan darah tinggi ditegakkan jika tekanan darah ditemukan konsisten tinggi >140/90 mmHg dalam setidaknya 2x pemeriksaan dalam rentang waktu yang berbeda.

Bagaimana memahami hasil pemeriksaan tekanan darah ?

Tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg) dan dicatat dalam 2 nilai:
  • Tekanan sistolik - tekanan darah tertinggi saat jantung anda memompakan keluar darah
  • Tekanan diastolik - tekanan darah terendah di antara denyut jantung.
Sebagai contoh, jika dokter mengatakan tekanan darah anda "140 per 90" atau 140/90mmHg, itu berarti anda memiliki tekanan sistolik 140mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Idealnya, tekanan darah anda sebaiknya berada di bawah 120 / 80 mmHg. Namun, tekanan darah di bawah 130 / 80mmHg umumnya dianggap normal. Anda dikatakan memiliki tekanan darah tinggi jika pemeriksaan pada setidaknya 2 kesempatan terpisah secara konsisten ditemukan 140 / 90mmHg atau lebih tinggi.

Bagaimana menyikapi temuan tekanan darah yang tinggi?

Pilihan anda untuk mendapatkan pengobatan / tidak akan tergantung pada nilai tekanan darah dan resiko terkena penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung, stroke atau gagal ginjal.
  • Jika tekanan darah anda secara konsisten di atas 140 / 90mmHg namun risiko penyakit kardiovaskular rendah - anda dapat menurunkan tekanan darah dengan membuat beberapa perubahan gaya hidup (lihat di bawah). Tekanan darah sebaiknya diperiksa setiap tahun.
  • Jika tekanan darah anda secara konsisten di atas 140 / 90mmHg tetapi di bawah 160/100 mmHg dan anda memiliki risiko penyakit kardiovaskular sedang atau tinggi. Anda akan ditawarkan obat untuk menurunkan tekanan darah anda.
  • Jika tekanan darah Anda secara konsisten di atas 160/100 mmHg, tanpa melihat risiko penyakit kardiovaskular, anda akan ditawarkan obat untuk menurunkan tekanan darah Anda.

Perubahan Gaya Hidup
Berikut adalah beberapa perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan darah tinggi. Beberapa di antaranya dapat menurunkan tekanan darah Anda dalam hitungan minggu:
  • Memotong asupan garam kurang dari 6 gram (0.2oz) sehari.
  • Makan sehat, rendah lemak, diet seimbang, termasuk banyak buah dan sayuran segar. 
  • Aktif secara fisik adalah salah satu hal yang paling penting yang dapat Anda lakukan untuk mencegah atau mengontrol tekanan darah tinggi. 
  • Kurangi konsumsi alkohol.
  • Berhenti merokok. Merokok meningkatkan risiko timbulnya penyakit jantung dan paru-paru.
  • Untuk mereka dengan berat badan berlebih, penurunan berat badan dapat membantu menurunkan tekanan darah.
  • Kurang minum kopi, teh atau minuman kaya kafein lain seperti cola. Minum lebih dari empat cangkir kopi sehari dapat meningkatkan tekanan darah anda.

Komplikasi Hipertensi

Tekanan tinggi akan memberikan tekanan berlebih terhadap dinding arteri sehingga perlahan pembuluh darah serta organ-organ dalam akan mengalami kerusakan. Semakin tinggi tekanan darah dan semakin lama tekanan darah dibiarkan tidak terkendali, semakin besar kerusakan yang terjadi.

Tekanan darah yang tidak terkontrol tinggi dapat menyebabkan :
  • Serangan jantung atau stroke. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan arteri (aterosklerosis) yang dapat menyebabkan serangan jantung, stroke atau komplikasi lain pada pembuluh darah tepi.
  • Aneurisma. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung lama dapat melemahkan pembuluh darah sehingga timbul robekan pada lapisan pembuluh darah yang dapat membentuk aneurisma. Aneurisma rentan untuk pecah, jika terjadi pada pembuluh darah otak stroke hemorragik dapat terjadi, jika terjadi pada pembuluh darah besar (aorta) kondisi pasien dapat memburuk dengan cepat.
  • Gagal jantung. Untuk memompakan darah melawan tekanan darah yang tinggi jantung akan berdaptasi dan menebal. Proses ini pada awalnya akan bermanfaat namun dalam jangka panjang penebalan otot jantung yang berlebih dapat memicu timbulnya nyeri dada akibat tidak seimbangnya kebutuhan dan supply oksigen. Proses adaptasi yang terus berlanjut akan akan mengakibatkan ruang jantung melebar tanpa kendali sehingga timbul gagal jantung .
  • Kerusakan pembuluh darah di ginjal dapat mengganggu fungsi ginjal hingga akhirnya zat buangan tubuh tidak lagi dapat diproses ginjal, keadaan ini disebut dengan istilah gagal ginjal. Jika hal tersebut terjadi pasien bisa jadi memerlukan cuci darah / hemodialisis untuk bisa hidup.
  • Kerusakan pembuluh darah retina di mata / retinopathy. Retina berfungsi menangkap cahaya yang masuk ke bola mata. Jika fungsinya terganggu akan muncul titik buta yang dapat terus melebar dan pada akhirnya dapat menyebabkan kebutaan.
  • Sindrom metabolik. Sindrom ini adalah sekelompok gangguan metabolisme tubuh, termasuk diantaranya peningkatan lingkar pinggang; trigliserida tinggi; high-density lipoprotein (HDL) atau "kolesterol baik" yang rendah; darah tinggi; dan tingkat insulin yang tinggi. Jika anda memiliki hipertensi, anda lebih mungkin untuk memiliki komponen lain dari sindrom metabolik. Semakin banyak komponen yang anda miliki, semakin besar risiko anda terkena diabetes, penyakit jantung atau stroke.
  • Masalah dengan memori atau fungsi kognitif. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol juga dapat mempengaruhi kemampuan anda untuk berpikir, mengingat dan belajar. Masalah dengan memori atau pemahaman konsep lebih sering terjadi pada orang dengan hipertensi .

Pengobatan Hipertensi

Pengobatan hipertensi bertujuan bukan untuk mengatasi keluhan namun untuk mencegah komplikasi jangka panjang yang berbahaya, Hal ini harus difahami oleh pasien karena tanpa pemahaman, pasien yang umumnya tidak memiliki gejala cenderung kehilangan motivasi untuk berobat.

Terdapat banyak obat penurun tekanan darah yang dapat digunakan. Mereka yang memiliki tekanan darah yang tinggi >160/100 mmHg biasanya membutuhkan beberapa kombinasi obat untuk mengobati tekanan darah tinggi. Obat pertama yang ditawarkan biasanya tergantung pada usia anda.
  • Jika usia anda kurang dari 55 tahun - anda biasanya akan ditawarkan obat ACE inhibitor atau angiotensin receptor blocker (ARB).
  • Jika usia anda lebih dari 55 atau lebih - anda biasanya akan ditawarkan Calcium Channel Blocker.
Biasanya tekanan darah yang tinggi memerlukan pengobatan seumur hidup agar tetap terkendali. Namun jika tingkat tekanan darah anda tetap di bawah kontrol selama beberapa tahun, dokter anda mungkin memutuskan untuk mengurangi atau menghentikan pengobatan anda. Pada kasus demikian sangat penting untuk melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala sehingga anda tidak "kecolongan".

Obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dapat menghasilkan efek samping tetapi umumnya tidak berbahaya, perubahan pilihan obat bisanya dapat mengatasi hal tersebut. Beritahu dokter anda jika anda memiliki salah satu dari efek samping berikut :
  • Merasa mengantuk
  • Sakit di sekitar daerah ginjal anda (di sisi punggung bawah)
  • Batuk kering
  • Pusing, pingsan atau pusing
  • Ruam kulit
  • Pembengkakan kaki anda

ACE inhibitor
Angiotensin-converting-enzyme inhibitor mengurangi tekanan darah dengan mengurangi kekuan/relaksasi pembuluh darah. Efek samping yang paling umum adalah batuk kering persisten. Jika efek samping menjadi sangat mengganggu, obat yang bekerja dengan cara yang mirip dengan ACE inhibitor, yang dikenal sebagai angiotensin-2 antagonis reseptor (ARB) dapat digunakan.

Calcium channel blockers
Calcium channel blockers menghalangi kalsium memasuki sel-sel otot jantung dan pembuluh darah. Hal ini akan mengakibatkan melebarnya arteri (pembuluh darah besar) dan mengurangi tekanan darah.

Diuretik
Kadang-kadang dikenal sebagai pil kencing karena mengakibatkan anda sering kencing. Diuretik bekerja dengan membuang kelebihan air dan garam tubuh melalui air kencing. Diuretik kadang digunakan sebagai alternatif untuk calcium channel blockers.

Beta-blocker
Beta-blocker bekerja dengan membuat jantung anda berdetak lebih lambat dan dengan kekuatan kurang, sehingga dapat mengurangi tekanan darah. Beta-blocker biasanya digunakan bila pengobatan lain tidak bekerja. Hal ini karena beta-blocker dianggap kurang efektif dibandingkan obat lain yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.

Obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah diatas dapat menyebabkan efek samping yang mengganggu jika digunakan bersamaan dengan beberapa obat lain, termasuk beberapa jenis obat bebas. Jika anda ingin mengkonsumsi obat lain sebaiknya anda mengkonsultasikan dulu dengan dokter atau apoteker.

Apa target pengobatan Hipertensi?

Pengobatan hipertensi tidak bertujuan mengobati gejala yang kemudian muncul, tujuannya adalah menurunkan tekanan darah sehingga komplikasi berbahaya dapat dicegah. Pemahaman inilah yang perlu dimengerti benar oleh mereka yang memiliki hipertensi. Saat ini ada persepsi yang berkembang bahwa gejala hipertensi adalah nyeri kepala, pusing, atau nyeri tengkok sehingga masyarakat hanya datang berobat bila keluhan tersebut dirasakan. Ini adalah persepsi yang salah dan harus diluruskan.

Tergantung profil risiko kardiovaskular yang anda miliki dokter akan menetapkan target tekanan darah yang dinilai aman untuk anda. Untuk mencapai target tersebut dokter mungkin perlu menggunakan beberapa obat anti-hipertensi. Tercapainya target tekanan darah menjadi sesuatu yang harus terus dimonitor dalam pengobatan hipertensi. Kini anda dapat membeli alat pengukur tekanan darah digital untuk hal tersebut. Pengukuran darah dapat diukur secara berkala setiap harinya untuk kemudian dilaporkan ke dokter anda saat kontrol. Untuk pengukuran yang lebih tepat, dokter dapat menyarankan pemeriksaan Ambulatory Blood Pressure Monitoring untuk mengetahui tekanan darah rerata anda.
Picture
Comments

KEMOTERAPI: Bukan Racun Berwujud Obat

26/1/2015

Comments

 
Mengenai sitostatik alias kemoterapi klasik yang populer dimana - mana - dari poster, media, sampai sinetron – gambaran mengenai kemoterapi ini kebanyakan tidak jauh – jauh dari kesan : muntah tanpa akhir, badan yang berisi tulang + kulit, wajah super pucat, dll. 

Apa benar PASTI SELALU begitu? 
Okelah, sebelum si sitostatik ini semakin getol dijadikan kambing hitam para herbalis dan alternativist - dan sebelum pihak - pihak yang (sebetulnya) memerlukan kemoterapi ini ‘kentar – kentir’ terlebih dahulu mendengar kata "KEMOTERAPI", mari kita sedikit berkenalan dengan si sitostatik ini.      

SITOSTATIK, atau bahasa awamnya ‘obat kemo’ – pada prinsipnya adalah jenis farmakoterapi yg menghambat pertumbuhan sel - sel yang membelah cepat - di antaranya adalah sel kanker. Yang sering jadi masalah adalah, tubuh kita juga memiliki sel sel normal yg membelah cepat, diantaranya sel - sel yang melapisi permukaan saluran cerna dari mulut hingga usus dan sistem hematopoese yang memproduksi sel - sel darah – dan sel - sel normal ini mau tidak mau akan dipengaruhi juga oleh sitostatik yang diberikan secara sistemik (oral maupun infus).

Kalau dipikir lebih jauh – jangankan obat kemo - obak sakit kepala pun memiliki efek samping, bukan?

Efek Samping Kemoterapi Bukan Masalah yang Tidak Dapat Diatasi

Baiklaah, kita bahas gambaran efek samping kemoterapi yg sering muncul.

1. Mual Muntah

Salah satu efek samping kemoterapi yg paling terkenal adalah mual-muntah, tapi TIDAK HARUS  SELALU terjadi!. Mual muntah ini disebabkan oleh :
  1. Iritasi sel-sel. yg melapisi saluran cerna, baik oleh kemoterapi maupun radiasi
  2. Rangsangan pusat muntah pada batang otak oleh metabolit sitostatik. Setiap sitostatik memilliki potensi emetogenik (potensi untuk mencetuskan mual) yg berbeda-beda [Grundberg et al. 2005] dan dapat diklasifikasikan menjadi :
  • HIGH-emetogenic (>90%) : Carmustin, Cisplatin, Cyclophosphamid dosis >1500 mg/m2 luas permukaan tubuh, Dacarbazin, kemoterapi dengan protokol ABVD, BEACOPP, dll)
  • MODERATE-emetogenic (30-90%): Carboplatin, Bendamustin, Cyclophosphamid
  • LOW-emetogenic (10-30%): 5’-Fluorouracil, Bortezomib, Etoposid, Methotrexate, Gemcitabine, Topotecan, Mitomycin, Cytarabin, Temsirolismus, dll)
  • MINIMAL-emetogenic (< 10%).Bleomycin, Vincristin, Vinblasin, Busulfan, dll

Jenis mual-muntah yg berhubungan dgn kemoterapi (chemotherapie-associated-nausea) pun terbagi lagi :
  • Jenis akut / segera : muncul segera pada hari pemberian kemoterapi
  • Jenis tertunda (delayed) : hari ke-2 – 5 sejak pemberian kemoterapi
  • ‘Anticipatory-type’ / mual muntah ‘antisipatif’ : mual muntah karena pengalaman tak menyenangkan dengan kemoterapi sebelumnya, masalah psikologis.

Berita baiknya, urusan mual – muntah ini dapat dikontrol atau bahkan DICEGAH !

Pemberian anti mual profilakse (pencegahan) sebelum infus kemoterapi dimulai, dilanjutkan hingga beberapa hari setelahnya. Khususnya pada sitostatika jenis HIGH- dan MODERATE-Emetogenic, pemberian antimual dapat diberikan lebih awal dan dilanjutkan hingga beberapa hari setelah kemoterapi. Penanganan mual – muntah selain tergantung potensi emetogenik sitostatika, juga tergantung keadaan klinis dan situasi psikologis pasien.

Solusi terbaik : KOMUNIKASIKAN DENGAN DOKTER YG MERAWAT ! BUKAN TELPON SODARA / TETANGGA / HERBALIS / ALTERNATIVIST YG ANTI KEMOTERAPI DAN MENJANJIKAN PENGOBATAN ALTERNATIF YG NYAMAN, SANTAI KAYAK DI PANTAI, GAK PAKE MUAL / MUNTAH !

Pucat, Lemas, Tidak Nafsu Makan

Comments

BENAR NGGAK SIH DIAGNOSA KANKER = VONIS MATI?

26/1/2015

Comments

 
Tulisan ini adalah sumbangan tulisan sejawat kami  dr. Fabiola Stella yang saat ini sedang menempuh pendidikan Spesialisasi Hemato-Onkologi (Spesialis Penyakit Darah & Keganasan) di Jerman.

Benarkah Kanker = Vonis Mati?

Mendengar berbagai pertanyaan mengenai penanganan kanker dari kenalan, keluarga, apalagi setelah megintip pola pertanyaan – pertanyaan pasien kanker dan keluarganya di Fanpage Yayasan Kanker Indonesia – sungguh amat mengejutkan, karena dari sederet pertanyaan yang muncul terlihat jelas begitu minimalis-nya informasi dasar onkologi yg didapat masyarakat Indonesia, termasuk pasien kanker sendiri dan keluarganya. Sementara penderita penyakit keganasan ini tersebar dari gunung sampe ke pulau, dari Simeulue sampe Manokwari, dari Menteng hingga Petak Sembilan dan Kramat Tunggak.

Fatalnya lagi, keminimalisan informasi itu bisa dibilang merupakan mega-HOKI alias untung besar buat para herbalist atau alternativist atau pedagang berbagai macam jasa dan produk antah berantah – yang kalau kata anak gaul - dengan ‘pede-tingkat-dewa’  berseru – seru dimana – mana : “MAMPU MENYEMBUHKAN KANKER”!

Ini adalah suatu hal yang menyedihkan karena sebenarnya pengobatan modern saat ini telah dapat memberikan harapan hidup yang lebih baik untuk penderita kanker.
Picture

Apa Saja Terapi pada Kanker Itu?

1. Pembedahan

Ini jelas, pembedahan dalam arti kata = operasi. Terdapat 2 istilah yang umum digunakan:
  • OPERABEL : tumor ganas yg ‘bisa’ dioperasi
  • INOPERABEL : tumor ganas yg ‘tidak bisa’ dioperasi’
Operabel atau inoperabe
l-nya suatu tumor ganas tergantung jenis, letak, dan stadium tumor, juga usia dan keadaan umum sang pasien.Tindakan Pembedahan ini dapat merupakan bagian dari terapi yang bersifat kuratif (menyembuhkan) atau paliatif yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pada pasien stadium lanjut dan mengatasi gejala akibat tumor. Misalnya pembedahan pasien dengan keganasan saluran cerna yang mengalami sumbatan usus sehingga pasien tidak dapat buang air, nyeri perut, dll.

2. FARMAKOTERAPI (TERAPI OBAT)

Pengobatan kanker umumnya dengan menggunakan obat-obat sitostatik atau kemoterapi yang dibagi lagi menjadi :
  • Kemoterapi klasik
  • Terapi Hormon
  • Terapi terarah (Targeted Therapy)
Kemoterapi Klasik 
Kemoterapi klasik menggunakan obat-obat kemoterapi atau obat-obatan sitostatik. Kemoterapi ini dapat diberikan secara :
  1. SISTEMIK (dengan diminum/peroral atau dengan di infus/intravena). Kemoterapi sistemik diberikan menurut siklus tertentu, tergantung jenis tumor, stadium, dan protokol yg digunakan. Misal : setiap 3 – 4 minggu sebanyak 4 – 6 siklus.
  2. LOKAL Jenis2 kemoterapi lokal :
  • Intratekal (ke dalam rongga subdural / rongga tempat cairan otak beredar), 
  • Intrapleural (ruangan antara selaput yg melapisi paru-paru), 
  • Intraperitoneal (rongga perut), 
  • Organ spesifik (misal : Trans Arterial Chemoembolisation (TACE) pada jenis tertentu tumor ganas hati.

*) Untuk kemoterapi klasik ini kite bahas khusus di jilid-II, soale kemoterapi klasik ini amat sangat sering dianggap “monster-berwujud-obat” oleh para pasien kanker dan kluarganya, ditambah pula dijadikan kambing hitam para herbalis / alternativist untuk menanamkan image di masyarakat bahwa kemoterapi hanya akan memperparah keadaan !

Terapi Hormon
Terapi dengan hormon atau antagonis (lawan) dari hormon, misalnya pada tumor ganas yg dipengaruhi hormon (kanker payudara jenis positive-hormon-reseptor atau kanker prostat)

Targeted Therapy
Contoh targeted therapy ini misalnya Immunotherapy. Obat-obatan yang digunakan memiliki kekhasan berakhiran -mab (Rituximab, Trastuzumab, Cetuximab). Terapi ini menyerang target spesifik. Diberikan secara intravena / infus. Cara kerja obat ini seperti ini: ada jenis antigen atau reseptor atau 'protein' tertentu yg diekspresikan secara berlebihan di permukaan sel ganas yang tidak dimiliki atau hanya sedikit terdapat pada sel-sel sehat sehat. Targeted therapy ini ‘menyerang’ antigen / reseptor-reseptor berlebihan pada sel kanker ini. Serupa dengan cara kerja sel kekebalantubuh kita yang ‘menyerang’ bakteri saat terjadi infeksi, tetapi tidak menyerang sel-sel normal.

WARNING : tidak semua jenis tumor ganas dapat diterapi dengan targeted therapy ini, diperlukan pemeriksaan onkologi-molekular sebelumnya untuk menentukan keberadaan antigen / reseptor spesifik tersebut pada sel-sel ganas.

Radioterapi

Radioterapi menggunakan radiasi dalam mengobati kanker. Radiasi merupakan terapi yg diberikan lokal di area tumor ganas atau daerah penyebaran (metastase) dari tumor ganas.

Kapan diberikan? 
Tergantung situasi dan kondisi : jenis, stadium tumor dan tendensi terapi, adanya kegawatan akibat tumor atau tidak. Contoh kegawatan akibat tumor: tumor menekan pembuluh darah besar dalam rongga dada sehingga menimbulkan gejala-gejala akut, metastase di otak yang menyebabkan gangguan neurologi seperti kejang, gangguan motorik, metastase tulang yg menyebabkan nyeri hebat, dll.

Stemcell Transplantation

Transplantasi sel punca / sel induk/ stemcell, khususnya pada keganasan hematologi (leukemia, limfoma, dsb), dan tumor sel germinal.

Terapi Mana yang Cocok untuk Saya/Keluarga?

Tergantung situasi dan kondisi : jenis kanker, stadium, posisi dan ukuran tumor, keadaan umum pasien, penyakit2 penyerta lainnya, dll. Bisa hanya salah satu, salah dua (multimodal-therapy), atau tiga-tiganya (trimodal-therapy).

Kuncinya adalah: Komunikasikan dengan dokter yang merawat, bertanyalah sebanyak-banyaknya mengapa begini? Mengapa Begitu?

Tujuan Terapi

Tujuan terapi pada kasus keganasan antara lain :

1. Terapi Preventif

Terbagi menjadi :
  • Preventif primer. Mencegah timbulnya kanker. Pertama - tama harus diketahui, bahwa kanker merupakan REFLEKSI ANTARA FAKTOR GENETIK DAN FAKTOR LINGKUNGAN - sehingga sulit untuk mengatakan “lakukan ini/itu”, “makan / jangan makan ini-itu” utk mencegah kanker. Barang-barang/ suplemen yg diklaim sebagai ‘anti-kanker’ pun belum punya bukti ilmiah yg kuat. Yang dapat kita lakukan adalah mengurangi faktor resiko (tidak merokok, makan menu kaya serat, aktivitas fisik dan menghindari penyakit metabolik seperti diabetes dan obesitas.
  • Preventif sekunder. Deteksi dini ! Prinsipnya : kanker pada stadium awal sulit dikenali tetapi mudah diterapi, pada stadium lanjut mudah dikenali tetapi sulit diterapi!
  • Preventif tersier. Pemeriksaan rutin setelah menjalani serangkaian terapi kanker untuk mendeteksi bila terjadi residif.

2. Terapi adjuvant

Pemberian terapi SETELAH operasi tumor ganas (pada kasus tumor ganas padat yang operabel) dengan tujuan meng-eliminasi sisa-sia sel tumor pada area lokal atau sel-sel ganas yg masih beredar di tubuh (mikrometastase). Terapi adjuvant dapat berupa:
  • Kemoterapi atau hormonterapi, sebagai terapi sistemik (oral atau intravena / infus)
  • Radiasi, sebagai terapi lokal pada area tumor.
Sebagian besar terapi adjuvant ini memiliki tendensi kuratif.

3. Terapi Neo-Adjuvant

Pemberian terapi SEBELUM operasi tumor ganas (pada tumor2 ganas padat yg operabel). Bertujuan mengurangi ukuran tumor (“Down-sizing”), sehingga operabilitas lebih baik (mengurangi komplikasi operasi, memperbaiki prognose). Tujuan lain adalah mereduksi mikrometastase, sehingga memperbaiki prognose secara keseluruhan. Sebagian besar neodajuvant terapi ini pun masih memiliki kemungkinan tendensi kuratif.

4. Terapi Kuratif

Terapi baik pada tumor padat maupun ‘tumor cair’ (keganasan hematologi/ 'kanker darah') dengan tujuan MENYEMBUHKAN. Terapi dgn tujuan kuratif ini amat sangat bergantung pada jenis dan STADIUM kanker saat diagnosis ditegakkan.

(ULANGI: tergantung JENIS dan STADIUM! Jika kanker terdiagnosa saat tendensi kuratif masih memungkinkan, tolong buat pilihan bijak yang didasari logika sehat - bukan pilihan berdasarkan “Kata abah/ emak/ ipar/ tetangga, ke alternatif / herbal ini itu ces pleng loh !”)

5. Terapi Paliatif

Terapi pada keganasan stadium akhir yang bertujuan :
  • Memperpanjang harapan hidup
  • Memperbaiki kualitas hidup
  • Kontrol terhadap gejala-gejala (nyeri, mual, kembung, ileus / gangguan pergerakan / sumbatan usus, dll)

LALU  DARIMANA KITA TAHU KALAU TERAPI YANG SUDAH DIJALANI MEMBERIKAN HASIL ATAU TIDAK ?

Ingat selalu bahwa KITA TIDAK MENGGUNAKAN ISTILAH "SEMBUH" dalam kasus keganasan. Istilah yg kita gunakan untuk evaluasi ‘tingkat keberhasilan’ terapi dan status tumor ganas pasien menurut Response Evaluation Criteria in Solid Tumors (RECIST Criteria) :
  • Remisi komplit (complete remission) : ‘Menghilang’nya seluruh manifestasi tumor, baik secara gambaran radiologis (CT-Scan, MRI), laboratoris (tumor marker, parameter hematologi), dan keadaan klinis pasien.
  • Remisi parsial (partial remission : berkurangnya ukuran tumor sebesar minimal 30% dibandingkan ukuran awal
  • Stabil (Stabile Disease) : tidak ada perubahan pada ukuran tumor.
  • Progresif (Progressive Disease) : bertambahnya ukuran / aktivitas tumor yg dapat dinilai secara radiologis (CT-Scan, MRI) maupun laboratoris (tumor marker, parameter hematologi), atau munculnya metastase baru.
  • Residif : terdeteksinya kembali aktivitas tumor secara radiologis (CT-Scan, MRI) atau laboratoris (tumormarker, parameter hematologi) atau klinis (munculnya kembali gejala - gejala yg berkaitan dgn aktivitas tumor) – SETELAH SEMPAT TERCAPAINYA REMISI KOMPLIT.

Maka itulah, selama dilakukan kemoterapi, secara rutin dilakukan evaluasi terhadap aktivitas tumor, baik melalui pemeriksaan radiologis, laboratoris, dan penilaian keadaan klinis. Begitupun setelah pasien menyelesaikan rangkaian terapi-nya, kontrol rutin tetap WAJIB dilakukan sehingga dapat segera terdeteksi bila terjadi PROGRES atau RESIDIF!

Kesimpulan

Kita tahu sekarang, berapa banyak tendensi terapi pada kasus keganasan ?

Sayangnya masyarakat kita HANYA tau : KANKER = harga mati = end of day !

Belum lagi media (dan sinetron) kita yg sami mawon salah kaprah-nya, memunculkan kisah - kisah dan gambaran dramatis mengenai kanker. Minimnya pengetahuan inilah yg juga mencetuskan reaksi dramatis dari keluarga dan lingkungan saat mendengar kata ‘kanker’. Situasi panik dan keputusasaan seperti inilah yang menjadi ladang subur bagi para herbalist/ alternativist untuk melaksanakan aksi.

Tendensi terapi ini amat sangat dipengaruhi stadium saat diagnosa, letak dan ukuran tumor, dan keadaan umum pasien. Khusus Stadium III - ini seringkali merupakan stadium ‘abu-abu’, pada kanker paru misalnya – Stadium IIIA seringkali merupakan wilayah abu - abu antara operabel dan inoperable.

SUMBER PUSTAKA

  1. Herold, Gerd. Herold Innere Medizin 2012. Köln, 2012.
  2. Possinger, Kurt., Regierer, Anne-Constanze. Facharzt Hämatologie-Onkologie, 2. Auflage. Elsevier GmBH, Urban&Fischer. München, 2012
  3. Kappert, Kai. Pharmakologie vom Tumoren, Antikörper und Tyrosinkinaseinhibitoren, Vorlessung Sommersemester 2010. Institut für Pharmakologie, Charite-Universitätklinikum, Berlin.
Comments

Mengorok? Kenalilah Gejala & Bahaya Obstructive Sleep Apnea

25/1/2015

Comments

 
Angka kejadian gagal jantung di Amerika Serikat mencapai 4,8 juta orang dengan 500 ribu kasus baru per tahunnya. Gagal jantung adalah permasalahan kesehatan di diberbagai penjuru dunia termasuk Indonesia yang tatalaksananya menghabiskan biaya yang sangat besar namun juga angka kematian yang relatif tinggi. Terdapat banyak hal yang dapat menyebabkan atau memperburuk gagal jantung, diantaranya adalah kelainan tidur yang umum ditemukan dan seringkali dianggap remeh, yaitu  yaitu obstructive sleep apnea (OSA) dan central sleep apnea (CSA). Saya hanya akan membahas Obstruktif Sleep Apnea karena kelainan ini sebenarnya banyak terjadi namun tidak terdiagnosa dan tidak mendapatkan terapi.
Picture

Bagaimana mendiagnosis OSA?

Ciri utama Obstructive Sleep Apnea adalah mengorok keras disertai obstruksi atau tersumbatnya jalan nafas bagian atas, sifatnya bisa parsial atau komplit yang menyebabkan terhentinya aliran nafas. Hal ini menyebabkan hipoksia atau kurangnya oksigen dan memicu timbulnya upaya nafas yang berlebih agar jalan nafas kembali terbuka, hal ini tentunya mengganggu tidur. Proses ini dapat terjadi secara berulang hingga ratusan kali dalam semalam dan dikenal dengan Apnea Hypopnea Index (AHI) yang nilainya menentukan beratnya derajat OSA  dan dapat diketahui melalui pemeriksaan pola tidur atau Polisomnografi. Konsensus saat ini adalah OSA dapat didiagnosa bila AHI ditemukan lebih besar dari 5 dan dianggap berat bila lebih dari 30. Terganggunya kualitas tidur akan menimbulkan keluhan lelah dan rasa ngantuk yang mengganggu disiang hari dan menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan dibidang kardiovaskular berupa tekanan darah tinggi, gangguan irama, terpicunya serangan jantung atau kematian mendadak, stroke, dan dalam jangka panjang gagal jantung.

Apa hubungan OSA dengan Penyakit Jantung?

Sleep Heart Heart Study yang melibatkan 6424 individu menemukan bahwa OSA dengan AHI > 11 secara mandiri dihubungkan dengan resiko relatif sebesar 2,38 kali mengalami gagal jantung (Shahar, 2001). Pada studi lainnya yang melibatkan 3543 orang yang di follow up sekitar 5 tahun setelah terdiagnosa OSA melalui polisomnography, pasien usia muda (<65 tahun) dengan OSA (AHI>5) lebih mungkin mengalami Fibrilasi Atrium. Studi jangka panjang lainnya yang melibatkan 1651 orang yang di follow up selama 10 tahun, mereka dengan OSA berat (AHI>30) yang tidak mendapatkan terapi memiliki risiko tiga kali lebih besar menjalani revaskularisasi koroner karena serangan jantung dan juga stroke dibandingkan orang sehat (Marin, 2005), hal ini serupa dengan temuan Punjabi. Pada studi yang melibatkan 112 individu yang menjalani polisomnografi ditemukan bahwa mereka dengan OSA lebih berisiko meninggal mendadak pada saat tidur, hal ini sangat berhubungan dengan beratnya derajat OSA (Gami, 2005).

Hubungan antara OSA dengan penyakit kardiovaskular dapat dijelaskan dengan melalui mekanisme mekanis yang cukup mudah dimengerti. Upaya pernafasan yang timbul akibat tertutupnya jalan nafas akan menghasilkan tekanan negatif intrathorak yang tinggi, hal ini memiliki efek terhadap struktur dan fungsi jantung. Tekanan inspirasi yang normal sekitar -8 cmH2O, individu dengan OSA dapat memiliki tekanan intrathorak hingga -30 cmH2O atau lebih rendah. Hal ini tercapai melalui upaya nafas / kerja otot pernafasan yang lebih berat. Tekanan negatif intra thorak yang tinggi meningkatkan aliran darah balik ke jantung kanan, pengakibatkan tingginya tekanan transmural ventrikel kiri, yang pada akhirnya dapat menurunkan kompliance dan pengisian ventrikel kiri sehingga terjadi penurunan volume darah yang dapat dipompakan jantung. Hal ini jika digabungkan dengan meningkatnya aktivitas simpatis perifer yang timbul akibat rangsang bangun yang timbul dapat secara buruk mempengaruhi fungsi sistolik ventrikel kiri. Disfungsi diastolik akut yang terjadi dapat mengakibatkan regangan akut atrium atau vena pulmonalis. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya kadar peptida natriuretik atrium (enzim yang dikeluarkan jantung saat jantung teregang - seperti pada pasien gagal jantung) dan gejala umum nokturia (kencing dimalam hari) pada individu dengan OSA. 

Perubahan tekanan jantung yang sangat dinamis serta naik turunnya tonus simpatik dan parasimpatik yang timbul pada OSA, dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya atrial fibrilasi saat tidur. Sebuah gangguan irama yang dapat memicu terbentuknya gumpalan darah dan mengakibatkan stroke. Jika dibiarkan, aktivitas simpatik yang meningkat secara kronis dapat tetap terjadi bahkan saat pasien terbangun disiang hari, hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya detak jantung saat istirahat, menurunnya variabilitas detak jantung, meningkatnya tekanan darah, dan dalam jangka panjang tentunya berdampak buruk untuk jantung.

Apa gejala OSA dan akibatnya untuk anda?

Secara klinis mekanisme yang mendasari OSA dapat mengakibatkan tekanan darah tidak turun dimalam hari, hipertensi yang resisten terhadap obat, detak jantung cepat yang dengan mudah timbul karena aktivitas simpatik, atau rendahnya detak jantung (bradikardia) akibat aktivitas vagal jantung. Desaturasi oksigen yang berat saat obstruksi jalan nafas dapat mengakibatkan munculnya gangguan irama jantung seperti ventricular extrasystole, sinus aritmia, blok atrioventrikular, fibrilasi atirum yang seiring waktu dapat terus bertambah berat dan menetap.

Gejala OSA yang paling umum dikeluhkan pasien adalah lelah saat terbangun dari tidur dan rasa kantuk berlebihan / hipersomnolen disiang hari berupa keluhan jatuh tertidur saat aktivitas sehari-hari seperti membaca, berbicara, makan, dan bahkan saat mengendarai kendaraan. Gejala yang cukup penting pada OSA adalah terhentinya nafas saat tidur, dan hal ini dapat disaksikan oleh pasangan atau orang dekat pasien dimana pesien dengan OSA umumnya akan mengorok, diikuti nafas yang berhenti sesaat. Pada saat inilah otak akan bereaksi atas obstruksi yang timbul dan memberikan rangsang bangun sehingga derajat tidur akan menurun, posisi tidur berubah, dan obstruksi dapat dihilangkan. Bagi orang yang melihatnya penderita dengan OSA akan tampak gelisah saat tidur, kadang seperti tersedak (choking) atau bahkan menyikut pasangan tidurnya. Pada pertemuan tahunan American College of Chest Physicians 2012, disebutkan bahwa dari 124 orang terdiagnosa OSA di laboratorium tidur, sebanyak 84% pernah menyikut pasangan tidurnya.

Menurunnya kadar oksigen darah yang timbul akibat proses obstruksi ini memicu periode bernafas cepat sebagai kompensasi, sehingga nafas pasien tampak terengah-engah saat tidur. Penurunan kadar oksigen dan pola nafas yang berubah-ubah kadang lambat (decresendo) dan cepat (cresendo) ini dapat memicu timbulnya nyeri kepala dimalam hari atau pagi harinya, mulut atau tenggorokan yang kering dipagi hari, gastroephageal acid reflux, dan sering kencing di malam hari. Gangguan kognitif / pola pikir, ingatan, perubahan psikologis & perilaku dapat pula terjadi pada OSA yang berat.

Siapa yang rentan mengalami OSA?

Prevalensi OSA di negara maju tidak diketahui secara pasti karena kebanyakan orang dengan OSA tidak menjalani pemeriksaan Polisomnografi dan tetap tidak terdiagnosa. Di Indonesia OSA bisa jadi merupakan suatu permasalahan kesehatan yang dilupakan karena pemeriksaan polisomnografi tidak umum tersedia di RS Indonesia. 

Obstructive Sleep Apnea diketahui sangat berhubungan erat dengan obesitas, dan terdapat hubungan langsung antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dan beratnya OSA (index AHI). Cara mengukur IMT adalah Berat(kg)/ Tinggi(m)2 dan nilai normalnya adalah 18.5-24.9 kg/m2. Studi populasi menemukan bahwa OSA ditemukan pada 1 dari 5 orang atau 20% orang dewasa dengan IMT antara 25 s/d 28 kg/m2, 40% pada mereka yang memiliki IMT 30, dan sangat umum ditemukan pada mereka yang memiliki BMI 40 (Partaluppi, 1997). Karena ada hubungan yang erat  antara OSA dengan berat badan yang berlebih, bermacam kelainan metabolik, diantaranya obesitas abdominal, diabetes, dan dislipidemia juga lebih sering ditemukan pada mereka yang memiliki OSA. Walau demikian studi lainnya menemukan bahwa 30% pasien dengan OSA tidak memiliki berat badan berlebih. Faktor lain yang dapat memiliki pengaruh adalah lingkar leher yang lebar, rongga mulut yang kecil / rendah, tenggorokan yang sempit, ovula yang besar, rahang yang kecil (mikrognatia) atau mundur (retrognathia) dapat mengakibatkan OSA lebih rentan terjadi.
Picture

Hal apa yang dapat dilakukan untuk mencegah OSA?

Terdapat banyak hal yang bisa anda lakukan, terutama jika anda memiliko OSA yang ringan - sedang. Beberapa perubahan pola hidup dapat membantu mengurangi gejala OSA, hal tersebut antara lain :
  • Kurangi berat badan dan makanlah makanan yang sehat. Seperti yang saya bahas diatas, OSA lebih umum ditemukan pada mereka yang memiliki berat badan berlebih dan pada beberapa kasus gejala OSA dapat menghilang dengan tercapainya berat badan ideal. Beberapa studi juga telah menghubungkan OSA dengan meningkatnya asupan karbohidrat. Kurangnya kualitas tidur dan rasa lelah yang timbul ternyata dapat mengakibatkan perubahan regulasi leptin & ghrelin yang dapat memicu timbulnya rasa lapar, karenanya menjadi penting untuk mengkonsumsi makanan yang tepat dalam jumlah yang cukup.
  • Berhenti Merokok, rokok memiliki banyak dampak buruk dan salah satunya adalah meningkatkan inflamasi dan retensi cairan di tenggorokan dan jalan nafas bagian atas.
  • Jangan mengkonsumsi alkohol, obat tidur atau obat penenang karena penggunaan obat-obatan ini dapat melemahkan otot tenggorokan dan meningkatkan kemungkinan timbulnya OSA.
  • Hindari penggunaan kafein atau makanan berat setidaknya 2 jam sebelum tidur karena hal ini dapat meningkatkan respon simpatis dan memperberat gejala OSA.
  • Pertahankan pola tidur yang cukup dan teratur. Mengorok lebih mungkin timbul pada derajat tidur yang dalam dan hal ini umum terjadi sebagai kompensasi jika seseorang kurang tidur. Memiliki pola tidur yang cukup dan teratur dapat membantu anda untuk lebih santai dan tidur lebih baik sehingga episode apnea yang timbul dapat berkurang.

Perubahan Cara Tidur

  • Hindari tidur terlentang karena gravitasi dapat mengakibatkan pangkal lidah dan jaringan lunak disekitarnya untuk jatuh dan menghalangi jalan nafas.
  • Tennis-ball-trick. Untuk mencegah agar posisi tidur anda tidak kembali terlentang, bola tenis dapat dimasukkan dan dijahitkan kedalam sebuah kantong dibelakang punggung, atau pasang bantal yang agak tinggi di punggung anda.
  • Lancarkan rongga hidung dengan menyemprotkan larutan NaCl atau nasal dilator.

Terapi Definitif

Hingga saat ini telah terdapat berbagai penelitian yang meneliti dampak berbagai macam obat-obatan yang diduga dapat membantu pengobatan OSA, namun tidak satupun yang terbukti efektif. Jika anda memiliki derajat OSA yang berat, semua cara diatas bisa jadi tidak banyak membantu, pada keadaan seperti itu obstruksi dapat dihilangkan dengan memberikan tekanan positif saat anda tidur. Continuous positive airway pressure (CPAP) secara akut menghilangkan OSA, menghilangkan tekanan negatif dalam dada, mengurangi tekanan darah, serta detak jantung cepat pada penderita OSA, semua hal tersebut dapat membantu mengurangi afterload / beban kerja jantung (Tkacova, 1998). Pengurangan beban kerja jantung ini diikuti dengan perbaikan metabolisme oksidatif otot jantung (Yoshinaga, 2007). Hal ini tentunya memiliki dampak yang sangat baik terhadap jantung apalagi mereka yang memiliki sakit jantung. 

Sayangnya terapi ini bisa dikatakan tidak nyaman karena anda diharuskan untuk mengenakan sebuah masker yang menutupi hidung dan mulut anda. Tekanan positif yang diberikan harus disesuaikan dengan derajat obstruksi yang anda alami, jika terlalu rendah maka obstruksi tetap dapat terjadi, jika terlalu tinggi anda dapat merasa tidak nyaman dan jika dibiarkan dapat terjadi kerusakan faal paru (barotrauma) yang justru berbahaya. Karenanya peresepan terapi ini hanya dapat dibuat setelah diagnosa OSA tegak dan data tekanan CPAP yang sesuai berhasil diperoleh melalui pemeriksaan polisomnografi / studi tidur.

Sebagai kesimpulan jika anda merasa atau pasangan anda memiliki keluhan mengorok dan memiliki beberapa gejala seperti yang saya sebutkan diatas, jangan dibiarkan karena kelainan ini dapat menimbulkan berbagai macam penyakit yang berbahaya. Jika cara diatas tidak membantu jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anda dan mencari solusinya agar masalah anda tidak bertambah besar dikemudian hari. Semoga sedikit informasi yang saya berikan dapat bermanfaat untuk anda atau keluarga.
Picture
Penggunaan CPAP saat tidur untuk menghindari terjadinya OSA.
Comments

Mengenal Tanda, Gejala & Pengobatan Diabetes

25/1/2015

Comments

 

Bagaimana Diabetes muncul? 

"Diabetes mellitus” yang lebih umum dikenal sebagai “kencing manis" adalah suatu kondisi yang menyebabkan gula darah naik ke tingkat berbahaya dimana glukosa darah puasa nilainya lebih dari 126 miligram per desiliter (mg / dL).

Pengertian Diabetes

Sebagian besar makanan yang dimakan akan dicerna tubuh dan dirubah menjadi glukosa, atau gula yang kemudian akan digunakan tubuh anda untuk energi. Pankreas, organ didekat lambung, menghasilkan hormon yang disebut insulin. Hormon ini diperlukan jaringan tubuh untuk dapat menggunakan gula atau glukosa sebagai bahan bakar dasar. Peran Insulin adalah untuk mengambil gula dari darah dan memasukkannya ke dalam sel. Ketika tubuh tidak memproduksi insulin yang cukup dan/atau tidak efisien menggunakan insulin yang dihasilkan, kadar gula akan terus meningkat didalam darah. Ketika hal ini terjadi, muncul dua masalah yaitu: 
  1. Dalam waktu cepat sel-sel tubuh akan kekurangan energi dan kelaparan karena gula darah yang dibutuhkan tidak bisa masuk kedalam sel.
  2. Seiring waktu, kadar glukosa darah tinggi dapat merusak beragam organ seperti mata, ginjal, saraf atau jantung.

Jenis Diabetes 

Ada dua jenis utama diabetes: diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Kedua jenis diabetes ini dapat diwariskan dalam gen, sehingga riwayat keluarga dengan diabetes dapat secara signifikan meningkatkan risiko seseorang mengembangkan kondisi tersebut. 

Diabetes tipe 1
Pada diabetes tipe 1, produksi insulin oleh pankreas sedikit atau tidak sama sekali. Tanpa insulin, tubuh tidak mampu untuk mengambil glukosa dalam darah darah dan memasukkannya kedalam sel untuk bahan bakar tubuh. Orang dengan diabetes tipe 1 karenanya akan terus membutuhkan suntikan insulin seumur hidupnya. Oleh karena itu, diabetes tipe ini juga disebut sebagai diabetes tergantung (insulin-dependent diabetes). 

Diabetes tipe 1 sebelumnya dikenal sebagai juvenile diabetes karena penyakit ini biasanya terdiagnosa pada anak-anak dan dewasa muda. Namun, penyakit ini bisa menyerang pada usia berapa pun dan mereka yang memiliki sejarah keluarga itu sangat beresiko. 

Dalam proses timbulnya diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh tertentu yang disebut sel beta di pankreas. Alasan terjadinya hal ini masih belum diketahui namun efeknya sel beta di pankreas hancur dan produksi insulin menurun atau tidak menghasilkan insulin sama sekali. Akibatnya glukosa tidak bisa masuk kedalam sel dan tetap beredar dalam darah. Ketika jumlahnya terlalu banyak dalam darah secara perlahan semua organ dalam tubuh akan mengalami kerusakan.

Diabetes Tipe 2 
Diabetes tipe 2 adalah bentuk paling umum dari diabetes. Secara historis, diabetes tipe 2 biasanya terdiagnosis pada orang dewasa setengah baya. Walau demikian dengan pergeseran pola hidup, secara mengkhawatirkan semakin banyak remaja dan dewasa muda mengembangkan diabetes tipe 2. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya angka kejadian obesitas dan kurangnya aktivitas fisik yang merupakan faktor risiko diabetes tipe 2. 

Diabetes tipe 2 dapat terjadi ketika tubuh sering mengalami kadar gula darah yang tinggi, misalnya akibat konsumsi makanan berlebih dan kurang berolahraga. Sebagai respon, pankreas kemudian memproduksi insulin dalam jumlah banyak diluar kemampuan normalnya untuk menurunkan kadar gula darah. Jika hal tersebut berlangsung lama, sel-sel tubuh akan mengembangkan "resistensi insulin” dimana efektivitas penggunaan insulin menurun dan sel-sel pankreas pun secara bertahap mengalami kerusakan dan kehilangan kemampuannya untuk memproduksi insulin. 

Dalam bentuk yang ringan, diabetes tipe ini bisa jadi tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun. Hal ini menimbulkan keprihatinan yang besar karena diabetes yang tidak diobati dapat menyebabkan banyak permasalahan kesehatan yang serius, termasuk diantaranya kebutaan, gagal ginjal dan penyakit jantung. Diabetes tipe 2 mungkin tertunda atau dikendalikan dengan diet dan olahraga.

TANDA & GEJALA DIABETES

Berikut gejala diabetes yang khas. Namun, beberapa orang dengan diabetes tipe 2 memiliki gejala sangat ringan sehingga mereka tidak diketahui.

Gejala umum diabetes:
  • Sering kencing (Toilet)
  • Sering merasa haus (Thirsty)
  • Merasa kelapar meskipun anda telah makan
  • Seringkali merasa kelelahan walau cukup istirahat
  • Pandangan kabur (jika telah timbul komplikasi ke mata)
  • Pemotongan / memar yang lambat untuk menyembuhkan (jika pembuluh darah & sistem syaraf fungsinya telah terganggu)
  • Berat badan menurun meskipun Anda makan lebih (terjadi karena atrofi otot karena glukosa yang tidak bisa masuk kedalam otot, umumnya pada tipe 1)
  • Kesemutan, nyeri, atau mati rasa di tangan / kaki (umumnya pada tipe 2)
Deteksi dan pengobatan diabetes dini dapat mengurangi risiko terkena komplikasi diabetes.

Komplikasi Diabetes

Diabetes dapat mempengaruhi hampir semua organ dalam tubuh. Ketika Diabetes tidak diobati, masalah kesehatan yang dapat muncul antara lain:
  • Penyakit kardiovaskular (CVD), atau penyakit jantung, termasuk penyakit arteri perifer (PAD) dan stroke 
  • Kerusakan ginjal yang dapat berujung pada gagal ginjal yang membutuhkan cuci darah seumur hidup.
  • Terganggunya metabolisme lemak dan meningkatnya kolesterol tidak sehat, yang dapat menyebabkan aterosklerosis yang dapat berujung pada penyakit jantung koroner, penyakit arteri perifer, dan stroke.
  • Kerusakan retina (retinopati diabetik) yang dapat menyebabkan kebutaan 
  • Kerusakan syaraf yang dapat mengakibatkan mati rasa
  • Amputasi tungkai

Pengobatan

Jika anda terdiagnosis diabetes anda harus menjalani pengobatan yang bisa jadi untuk seumur hidup anda. Obat yang paling sering diberikan untuk mengontrol gula darah adalah Insulin. Insulin adalah hormon alami yang disekresikan oleh pankreas. Banyak orang dengan diabetes diresepkan insulin oleh dokternya karena tubuh mereka tidak menghasilkan insulin (diabetes tipe 1) atau tidak bisa menggunakan insulin dengan efektif (diabetes tipe 2).
Picture

Pengobatan Oral

Ada berbagai jenis, atau kelas, obat yang bekerja dengan cara yang berbeda untuk menurunkan gula darah seperti:
  • Sulfonilurea
  • Biguanid
  • Meglitinides
  • Thiazolidinediones
  • DPP-4 inhibitor
  • Inhibitor SGLT2
  • Inhibitor alpha-glucosidase
  • Bile Acid Sekuestran
Sulfonilurea
Sulfonilurea merangsang sel-sel beta pankreas untuk melepaskan lebih banyak insulin. Obat sulfonilurea telah digunakan sejak tahun 1950-an. Klorpropamid adalah sulfonilurea generasi pertama masih digunakan sampai sekarang. Sulfonilurea generasi kedua digunakan dalam dosis yang lebih kecil dari obat-generasi pertama. Ada tiga obat-generasi kedua: Glipizide, Glyburide, dan Glimepiride (Amaryl). Obat ini umumnya diambil 1-2 kali sehari, sebelum makan. 

Biguanid
Metformin adalah biguanid yang paling sering digunakan, cara kerjanya dengan mengurangi jumlah glukosa yang diproduksi oleh hati. Metformin membantu menurunkan kadar glukosa darah dengan membuat jaringan otot lebih sensitif terhadap insulin sehingga glukosa dapat diserap. Obat ini biasanya diminum dua kali sehari. Efek samping metformin yang jarang timbul adalah diare, namun bisa dikurangi gejalanya bila obat dimakan bersamaan dengan makanan.

Meglitinides
Meglitinides adalah obat lain yang juga merangsang sel beta untuk melepaskan insulin. Repaglinide dan nateglinide adalah meglitinides. Mereka diambil sebelum masing-masing tiga kali makan. Karena sulfonilurea dan meglitinides memiliki cara kerja yang relatif sama yaitu dengan merangsang pelepasan insulin, penggunaan keduanya secara bersamaan dapat menimbulkan hipoglikemia (gula darah rendah).

Thiazolidinediones
Rosiglitazone (Avandia) dan pioglitazone (Actos) berada dalam kelompok obat yang disebut Thiazolidinediones. Obat ini membantu insulin bekerja lebih baik dalam otot dan lemak dan juga mengurangi produksi glukosa di hati. Obat pertama dalam kelompok ini, Troglitazone (Rezulin), telah telah ditarik dari peredaran karena menyebabkan masalah hati yang serius di sejumlah kecil orang. Sejauh ini rosiglitazone dan pioglitazone belum menunjukkan masalah yang sama, namun penggunaannya masih perlu dipantau secara ketat terutama masalah hati sebagai tindakan pencegahan. Kedua obat dapat meningkatkan risiko gagal jantung pada beberapa individu, dan masih ada perdebatan tentang apakah rosiglitazone dapat berkontribusi untuk peningkatan risiko serangan jantung. Kedua obat efektif dalam mengurangi A1C dan umumnya memiliki beberapa efek samping.

DPP-4 Inhibitor
Sebuah kelas baru obat yang disebut DPP-4 inhibitor membantu menurunkan A1C tanpa menyebabkan hipoglikemia. Mereka bekerja dengan cara mencegah pemecahan GLP-1, sebuah senyawa alami tubuh. GLP-1 mengurangi kadar glukosa darah dalam tubuh, tetapi biasanya dipecah sangat cepat sehingga tidak bekerja dengan baik ketika disuntikkan sebagai obat. Dengan modifikasi proses yang memecah GLP-1, DPP-4 inhibitor memungkinkan GLP-1 untuk tetap aktif di dalam tubuh lebih lama dan menurunkan kadar glukosa darah. DPP-4 inhibitor cenderung tidak menyebabkan kenaikan berat badan dan cenderung memiliki efek netral atau positif terhadap kadar kolesterol. Sitagliptin, saxagliptin, linagliptin, alogliptin adalah bentuk DPP-4 inhibitor yang telah ada saat ini.

Inhibitor SGLT2
Glukosa dalam aliran darah melewati ginjal untuk diekskresikan (dibuang) atau diserap kembali. Transporter sodium-glukosa 2 (SGLT2) bekerja pada ginjal untuk menyerap kembali glukosa, dan kelas baru obat, inhibitor SGLT2, memblokir aksi ini sehingga kelebihan glukosa darah bisa lebih banyak dibuang melalui kencing. Canagliflozin (Invokana) dan dapagliflozin (Farxiga) adalah inhibitor SGLT2 yang baru saja disetujui oleh FDA untuk mengobati diabetes tipe 2. Karena mereka meningkatkan kadar glukosa dalam urin, efek sampingnya dapat mencakup infeksi saluran kemih.

Inhibitor alpha-glucosidase
Acarbose dan miglitol adalah inhibitor alpha-glucosidase. Obat ini membantu tubuh untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan menghalangi pemecahan karbohidrat seperti roti, kentang, dan pasta dalam usus. Obat ini juga memperlambat proses pemecahan beberapa gula seperti gula meja. Kerja obat ini dapat memperlambat kenaikan kadar glukosa darah setelah makan. Obat yang sering digunakan di Indonesia adalah acarbose. Obat ini harus diambil dengan gigitan pertama makan. Efek samping yang mungkin timbul adalah terbentuknya gas dan diare.

Sekuestran Asam Empedu (Bile Acid Sekuestrant)
Sekuestran asam empedu adalah obat penurun kolesterol yang juga mengurangi kadar glukosa darah pada pasien diabetes. Obat ini bisa membantu menghapus kolesterol dari tubuh, terutama kolesterol LDL, yang sering meningkat pada orang dengan diabetes. Obat-obat ini bekerja mengurangi kolesterol LDL dengan cara berikatan dengan asam empedu dalam sistem pencernaan sehingga tubuh dipaksa untuk menggunakan kolesterol sebagai pengganti asam empedu untuk mengolah makanan. Efeknya adalah menurunnya kadar kolesterol. Mekanisme-nya dalam menurunkan kadar glukosa tidak dipahami dengan baik. Karena BAS tidak diserap ke dalam aliran darah, mereka biasanya aman untuk digunakan oleh pasien yang tidak dapat menggunakan obat lain karena masalah hati, namun karena cara kerjanya tersebut efek sampingnya adalah perut kembung dan sembelit.

Terapi Kombinasi Oral
Karena obat yang tercantum di atas bekerja dengan cara yang berbeda untuk menurunkan kadar glukosa darah, mereka dapat digunakan bersama-sama sebagai kombinasi. Biguanida dan sulfonilurea misalnya dapat digunakan bersama-sama. Banyak kombinasi dapat digunakan. Meskipun mengambil lebih dari satu obat bisa jadi lebih mahal dan dapat meningkatkan risiko efek samping, gabungan obat-obatan tersebut dapat meningkatkan kontrol glukosa darah. Harus diingat berpindah dari satu pengobatan tunggal tidak seefektif menambahkan jenis lain dari obat diabetes.

INTERAKSI DENGAN OBAT LAIN

Alkohol dan beberapa pil diabetes sebaiknya tidak dicampurkan. Kadang, klorpropamid dan sulfonilurea misalnya, dapat berinteraksi dengan alkohol menyebabkan muntah, kembung atau sakit. Penggunaannya dengan obat-obatan lainnya juga berpotensi meningkatkan efek samping yang mungkin timbul. Tanyakan kepada dokter anda jika anda memiliki kekhawatiran tentang salah satu efek samping yang mungkin timbul sebelum mengkonsumsi obat lain.

PERUBAHAN POLA HIDUP

Jika Anda memiliki riwayat keluarga atau faktor risiko lain untuk diabetes atau jika anda telah didiagnosa pre-diabetes, ada sejumlah tips hidup sehat yang dapat Anda ikuti untuk mencegah atau menunda timbulnya diabetes. Tips-tips ini dapat memperlambat berkembangnya komplikasi bagi mereka yang telah menderita diabetes.
  1. Banyak penelitian menunjukkan perubahan gaya hidup, seperti menurunkan berat badan, makan sehat dan meningkatkan aktivitas fisik secara dramatis dapat mengurangi perkembangan diabetes tipe 2 dan penting untuk mengendalikan diabetes tipe 1. Perubahan gaya hidup dapat membantu meminimalkan faktor risiko lain seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol darah, yang dapat memiliki dampak luar biasa pada penderita diabetes.
  2. Dalam banyak kasus, perubahan gaya hidup harus berjalan bersamaan dengan mengkonsumsi sejumlah obat untuk mengontrol kadar glukosa darah, tekanan darah tinggi dan kolesterol serta mencegah serangan jantung dan stroke, yang merenggut nyawa banyak pasien diabetes. Pastikan anda mengetahui nama, maksud dan tujuan pemberian obat yang diberikan oleh dokter.
  3. Jalin komunikasi yang baik dan bekerja samalah dengan dokter anda. Dapatkan informasi yang jelas tentang maksud dan tujuan pengobatan saat ini. Jangan biarkan ada keraguan diantara anda dan dokter sehingga anda terus termotivasi untuk berobat.
  4. Jangan tergoda dengan pengobatan lain yang menawarkan kesembuhan instan. Diabetes adalah penyakit kronis yang hingga kini belum bisa disembuhkan. Gejala dan komplikasi yang timbul walau demikian, dapat dikelola bahkan dicegah melalui perubahan gaya hidup dan pengobatan yang tepat.

TARGET DALAM PENGOBATAN DIABETES

Orang yang memiliki diabetes harus memeriksakan gula darahnya secara teratur. Pemeriksaan gula darah yang teratur membantu anda menentukan seberapa baik program pengendalian diabetes anda seperti perencanaan makan, olahraga dan obat-obatan berjalan baik menjaga gula darah anda senormal mungkin. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa semakin dekat nilai gula darah anda dengan nilai normal, semakin besar keberhasilan anda mencegah komplikasi diabetes seperti penyakit mata, kerusakan saraf, dan lain-lain. Berikut adalah tabel yang dapat dijadikan acuan dalam pengobatan diabetes.

Waktu pemeriksaan

Target untuk orang tanpa diabetes

Target untuk orang dengan diabetes

Sebelum sarapan (setelah berpuasa tidak makan)

< 100

70 - 130

Sebelum makan siang atau makan malam (sewaktu).

< 110

70 - 130

Dua jam setelah makan

< 140

< 180

A1C (disebut juga HbA1c)

< 6%

< 7%

 

Catatan: Bagi sebagian orang, kondisi medis lain, usia, atau lainnya dapat menyebabkan dokter menetapkan target glukosa darah agak lebih tinggi untuk anda.
Picture
Poster Diabetes RSKC
Comments

MENGENAL ARITMIA

21/1/2015

Comments

 
Permasalahan gangguan irama jantung atau aritmia timbul ketika impuls listrik yang mengkoordinasikan detak jantung tidak bekerja dengan baik, sehingga jantung bekerja terlalu cepat, terlalu lambat atau tidak teratur. Aritmia dapat menimbulkan keluhan dada berdebar dan kebanyakan tidak berbahaya. Namun, beberapa aritmia jantung dapat menimbulkan gejala yang mengganggu - kadang bahkan hingga mengancam jiwa. Pengobatan aritmia jantung seringkali dapat mengendalikan atau menghilangkan detak jantung cepat atau tidak teratur. Selain itu, karena aritmia jantung bermasalah semakin parah - atau bahkan menyebabkan - oleh jantung yang lemah atau rusak. Anda dapat mengurangi risiko aritmia dengan mengadopsi gaya hidup jantung sehat.

TANDA & GEJALA ARITMIA

Gejala aritmia sangat bervariasi dari orang ke orang. Ada yang tidak mengeluhkan gejala apapun sementara orang lain dapat mengeluhkan dada berdebar disertai pusing, mual bahkan muntah. Tanda dan gejala lain berhubungan dengan jantung yang tidak memompakan darah secara efektif karena berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat. Gejala tersebut antara lain sesak napas atau mengi, lemah, pusing, pingsan atau hampir pingsan, nyeri dada atau rasa tidak nyaman didada. Segera cari pertolongan medis jika Anda tiba-tiba atau sering mengalami salah satu dari tanda-tanda dan gejala-gejala tersebut.
Fibrilasi ventrikel merupakan salah satu jenis aritmia yang mematikan. Hal ini terjadi ketika jantung berdetak dengan sangat cepat akibat impuls listrik yang tidak menentu. Hal ini menyebabkan jantung (ventrikel) bergetar sia-sia sehingga darah tidak dipompakan. Tanpa detak jantung yang efektif, tekanan darah akan jatuh dan mengakibatkan terganggunya suplai darah ke organ vital secara mendadak. Seseorang dengan fibrilasi ventrikel akan runtuh dalam hitungan detik karena tidak berjalannya sirkulasi darah dan dengan segera tidak bernapas. Pada keadaan seperti ini pertolongan berupa resusitasi jantung paru (cardiopulmonary resucitation /CPR) harus segera diberikan untuk menyelamatkan nyawa.

PENYEBAB ARITMIA

Banyak hal yang dapat menyebabkan aritmia, diantaranya adalah: 
  • Serangan jantung 
  • Kerusakan otot jantung akibat serangan jantung sebelumnya. 
  • Perubahan struktur jantung seperti yang terjadi pada kardiomiopati 
  • Penyumbatan pembuluh darah di jantung (penyakit arteri koroner) 
  • Tekanan darah tinggi 
  • Diabetes 
  • Kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) 
  • Kelenjar tiroid kurang aktif (hypothyroidism) 
  • Rangsangan sistem syaraf akibat Merokok, Minum terlalu banyak alkohol atau kafein, Stress. 
  • Penyalahgunaan obat terlarang 
  • Pengaruh obat tertentu 
  • Suplemen makanan tertentu dan pengobatan herbal 
  • Sengatan listrik 
  • Polusi udara

KLASIFIKASI ARITMIA

Aritmia secara umum dapat dibagi menjadi bradiaritmia dan takiaritmia. Bradikardia terjadi ketika denyut jantung terlalu lambat (<60 x/menit) sedangkan takikardia terjadi ketika denyut jantung terlalu cepat (>100 x/menit). 

Bradikardia. Tidak semua takikardia atau bradykardia berarti memiliki penyakit jantung. Selama berolahraga detak jantung yang cepat normal dengan tujuan menyediakan lebih banyak darah yang kaya oksigen. Selama tidur atau waktu relaksasi yang mendalam, denyut jantung dapat menjadi lebih lambat. Denyut jantung yang lambat juga dapat dialami oleh mereka yang terbiasa berolah raga sehingga kerja jantungnya lebih efisien dan mampu memompakan pasokan darah yang cukup dengan denyut jantung <60 x/menit saat istirahat. Obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati kondisi lain, seperti tekanan darah tinggi dapat pula menurunkan detak jantung. Kelainan yang dapat mengakibatkan detak jantung yang lambat antara lain:
  • Sick sinus syndrome adalah kelainan yang timbul ketika sinus node yang bertanggung jawab untuk mengatur detak jantung tidak mengirimkan impuls dengan baik. Akibatnya detak jantung mengalami fluktuasi, kadang terlalu lambat (bradikardia), kadang terlalu cepat (takikardia). Kelainin ini dapat disebabkan adanya jaringan parut dekat sinus node sehingga perjalanan impuls listrik dapat terganggu.
  • Blok Konduksi Jantung. Konduksi listrik jantung dapat mengalami hambatan atau blok. Beratnya gejala yang timbul sangat dipengaruhi oleh jenis dan lokasi blok yang bervariasi. Hambatan tersebut dapat terjadi di atau dekat nodus Atrio-Ventrikular, yang terletak di antara atrium dan ventrikel atau sepanjang jalur lainnya pada masing-masing ventrikel. Tergantung pada lokasi dan jenis blok, impuls dari bagian atas (atrium/bilik) ke bawah (ventrikel/serambi) jantung dapat mengalami perlambatan atau tidak sampai sama sekali. Jika sinyal benar-benar terblokir fungsi pengaturan irama jantung akan diambil alih oleh sel-sel nodus atrio-ventrikuler sehingga detak jantung stabil, meskipun biasanya lebih lambat. Kontraksi yang lambat dan tidak singkron antara bilik dan serambi jantung mengakibatkan kerja jantung tidak efektif sehingga timbullah keluhan mudah lelah, pusing, bahkan pingsan.

Takikardia. Takikardia dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar berdasarkan lokasinya yaitu yang berasal dari dari atrium (bilik jantung) dan ventrikel (serambi jantung). Aritmia yang berasal dari bilik jantung antara lain: 
  • Fibrilasi atrium adalah detak jantung tidak teratur disebabkan oleh impuls listrik yang kacau dalam atrium. Sinyal-sinyal ini mengakibatkan timbulnya kontraksi atrium yang cepat, tidak terkoordinasi, dan lemah. Sinyal listrik yang kacau tersebut membombardir AV node dan mengakibatkan irama ventrikel yang cepat dan tidak teratur. Fibrilasi atrium ada yang bersifat sementara, ada juga yang menetap. Kelainan ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti stroke. Bentuk lain dari fibrilasi atrium adalah atrial flutter. Pada kelainan ini denyut jantung di atrium lebih terorganisir dan ritmis dibandingkan fibrilasi atrium. Namun secara klinis kelainan ini dapat juga dapat menyebabkan komplikasi serius seperti stroke.
  • Takikardia supraventrikular atau supraventicular tachycardia (SVT) adalah istilah digunakan untuk bentuk aritmia yang berasal di atas ventrikel (supraventrikular). Pada kelainan ini muncul sinyal-sinyal listrik dari atrium yang mengganggu sinyal listrik yang datang dari pacu jantung alami yaitu nodus sinoatrial (SA). Takikardia supraventrikular adalah jenis aritmia yang paling umum pada anak-anak dan lebih sering terjadi pada wanita. Kelainan ini juga mungkin terjadi pada mereka yang sedang diliputi rasa cemas, lelah secara fisik, minum kopi dalam jumlah besar, minum alkohol dalam jumlah yang banyak serta perokok berat.
  • Sindrom Wolff-Parkinson-White adalah salah satu kelainan takikardia supraventrikular yang timbul akibat adanya jalur listrik tambahan antara atrium dan ventrikel yang ada saat lahir namun baru bergejala saat dewasa. Keberadaan jalur listri tambahan ini memungkinkan sinyal listrik untuk disampaikan dari atrium ke ventrikel tanpa melalui AV node, akibatnya timbul semacam “sirkuit pendek” dan detak jantung berdetak lebih cepat.

Takikardia terjadi di ventrikel meliputi: 
  • Ventricular tachycardia adalah irama jantung yang cepat dan teratur yang timbul akibat adanya sinyal listrik abnormal dari ventrikel. Denyut jantung berlangsung sangat cepat tidak memungkinkan ventrikel terisi darah dan berkontraksi secara efisien untuk memompakan darah yang cukup untuk tubuh. Ventricular tachycardia seringkali menjadi keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan medis yang segera karena berpotensi memburuk menjadi fibrilasi ventrikel yang dapat menyebabkan kematian dengan cepat. Pada fibrilasi ventrikel, impuls listrik yang kacau menyebabkan ventrikel bergetar tidak efektif sehingga jantung gagal memompakan darah yang diperlukan untuk tubuh. Kebanyakan orang yang mengalami fibrilasi ventrikel memiliki penyakit jantung yang mendasari atau mengalami trauma serius, seperti misalnya disambar petir. 
  • Long QT-syndrome adalah gangguan jantung yang membawa peningkatan risiko cepat, detak jantung kacau. Denyut jantung yang cepat, disebabkan oleh perubahan dalam sistem listrik jantung Anda, dapat menyebabkan pingsan, dan dapat mengancam jiwa. Dalam beberapa kasus, irama jantung Anda mungkin sangat tidak menentu yang dapat menyebabkan kematian mendadak. Anda bisa dilahirkan dengan mutasi genetik yang menempatkan Anda pada risiko sindrom QT panjang. Selain itu, beberapa obat dapat menyebabkan sindrom QT panjang. Beberapa kondisi medis, seperti kelainan jantung bawaan, dapat juga menyebabkan sindrom QT panjang.

Bagaimana cara mendiagnosis aritmia?

Jika anda dicurigai memiliki aritmia dokter akan dapat memesan pemeriksaan berikut:
  • Elektrokardiografi (EKG). Elektrokardiografi adalah pemeriksaan sederhana yang bertujuan merekam aktivitas listrik jantung. Pemeriksaan EKG mudah, cepat dan banyak tersedia. Kelemahan pemeriksaan ini adalah waktu pemeriksaan yang relatif singkat sehingga gangguan irama yang muncul sewaktu-waktu bisa jadi terlewatkan. Informasi lebih lanjut tentang pemeriksaan EKG dapat dilihat disini.
Picture
  • Holter Monitoring / EKG 24 Jam. Pemeriksaan Holter Monitoring adalah pemeriksaan EKG secara kontinyu selama periode waktu 24 jam. Pada pemeriksaan ini pasien akan dipasang elektroda yang dihubungkan kesebuah alat perekam yang disebut holter. Setelah alat terpasang pasien bisa pulang dan beraktivitas seperti biasa. Penggunaan alat ini selain dapat membantu menegakkan diagnosis juga dapat membantu dokter memperkirakan penyebab & keparahan aritmia yang terjadi. Informasi lebih lanjut tentang pemeriksaan Holter dapat dilihat disini.
Picture
  • Impantable Loop Recorder (ILR). ILR adalah sebuah alat EKG satu lead yang ditanam dibawah kulit yang bertujuan untuk memonitor irama jantung dalam jangka waktu yang panjang. Alat ini dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis aritmia pada pasien dengan keluhan berdebar atau pingsan berulang yang tidak dapat terjelaskan melalui pemeriksaan EKG atau Holter. Pemasangan alat ini terhitung mahal dan saat ini hanya dapat dipasang di senter jantung tertentu di Indonesia.
Picture
Picture
Comments

Kenali Tanda &  Gejala Serangan Jantung

21/1/2015

Comments

 
Serangan jantung adalah istilah yang umum digunakan masyarakat untuk secara luas menggambarkan sekumpulan gejala yang timbul akibat gangguan aliran darah pada pembuluh darah atau arteri koroner di jantung. Secara medis kami menyebutnya Sindroma Koroner Akut atau SKA. Sindroma Koroner Akut timbul akibat dua proses, yang pertama adalah penyempitan pembuluh darah yang timbul akibat proses menahun dan yang kedua sumbatan akibat terbentuknya gumpalan darah yang timbul secara akut / mendadak.

Gumpalan darah yang timbul timbul mendadak ini bisa total atau parsial, dan dapat pula datang dan pergi - gumpalan darah bisa terbentuk, hancur dan timbul kembali. Keadaan yang dinamis ini mengakibatkan gejala yang mungkin timbul saat seseorang terkena SKA dapat bervariasi. Terlepas dari itu semua semua gejala yang mungkin timbul akibat SKA harus dianggap sebagai suatu suatu kegawat daruratan medis yang membutuhkan penanganan segera karena arteri koroner yang bermasalah berpotensi mengakibatkan terganggunya aliran darah secara berkepanjangan sehingga mengakibatkan kerusakan otot jantung bahkan kematian. Sehingga menjadi penting bagi masyarakat untuk mengenali tanda dan gejala jantung secara dini dan mencari pertolongan medis sesegera mungkin.

Bagaimana Gejalanya?

Gejala nyeri dada yang umumnya timbul dapat dengan cepat memberikan tanda bahwa ada sesuatu yang salah dengan jantung anda. Gejala lainnya yang timbul dapat mengaburkan gejala nyeri dada tersebut dan membuat anda tidak yakin dimana permasalahan sesungguhnya. Berikut adaah gejala SKA yang umum ditemukan :
  • Nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada, dapat seperti ditekan, diremas, atau rasa penuh di dada.
  • Rasa nyeri atau tidak nyaman di salah satu atau kedua lengan, rahang, punggung, atau bahkan perut.
  • Nafas yang menjadi pendek.
  • Keringat yang banyak.
  • Mual atau bahkan muntah.
  • Rasa pusing, ringan kepala, atau bahkan pingsan.
Gejala yang dialami oleh mereka yang mengalami serangan jantung dapat bervariasi. Disatu sisi spektrum SKA seseorang dapat mengalami nyeri dada teramat hebat seakan dunia akan berakhir dan dengan secara menyadari bahwa dirinya mengalami serangan jantung. Sementara disisi yang lain - umumnya pada mereka yang memiliki penyakit kencing manis / diabetes dan berusia lanjut - gejalanya bisa jadi tidak terlalu mengganggu sehingga dianggap sebagai gejala masuk angin ataupun maag yang biasa timbul. Keluhan lain yang turut menyertai serangan jantung bisa jadi lebih dominan dibandingkan keluhan nyeri dada sehingga serangan jantung tidak ada dibenak beberapa orang. Bagi beberapa orang serangan jantung seringkali dianggap sebagai sesuatu yang mustahil untuk terjadi. Beragam alasan tersebut menjadikan orang yang sedang mengalami serangan jantung datang terlambat ke rumah sakit.

Bagaimana cara mendiagnosa dan mengobatinya?

Untuk menentukan apa yang mendasari gejala yang dialami anda, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik. Jika dokter kemudian mencurigai anda mengalami Sindroma Koroner Akut maka beberapa test berikut akan dikerjakan :
  • Elektrokardiogram (EKG). Pemeriksaan EKG memberikan gambaran aktivitas listrik jantung anda. Dari pemeriksaan ini keadaan akut yang timbul akibat tersumbatnya arteri koroner dapat diketahui.
  • Pemeriksaan darah. Enzim jantung seperti CKMB atau Troponin dapat meningkat dengan cepat setelah terjadi kerusakan otot jantung. Melalui pemeriksaan ini, dokter  membuktikan bahwa telah terjadi kerusakan otot jantung.
Jika dari pemeriksaan dokter membuktikan bahwa arteri koroner telah tersumbat, maka dokter harus bekerja secepat mungkin untuk membuka arteri koroner. Setiap menit menjadi berharga karena semakin lama kerusakan otot jantung semakin besar dan menetap. Jadi waktu = otot jantung / miokardium. Hasil terbaik adalah bila arteri koroner dibuka dalam 4 jam setelah timbulnya nyeri, namun keuntungannya masih didapat dalam 12 jam pertama setelah timbulnya nyeri.

Terapi untuk Sindroma Koroner Akut selain obat-obatan adalah tindakan yang dikenal dengan nama Percutaneous Coronary Intervention (PCI). Tindakan PCI adalah tindakan yang dikerjakan di Cath Lab, sebuah ruangan semi steril dengan alat flouroskopi jantung yang memungkinkan dokter melihat seperti apa pembuluh darah seseorang dengan bantuan zat kontras. Melalui tindakan ini sebuah kateter atau selang kecil yang steril dimasukkan melalui pembuluh arteri yang berada di lengan atau di paha dan diarahkan menuju jantung. Setelah tiba di pembuluh koroner, zat kontras akan disemprotkan sehingga pembuluh koroner dapat terlihat. Jika pemeriksaan menemukan ada sumbatan pada arteri koroner dokter akan menyedot gumpalan darah yang menjadi biang keroknya atau memasang stent bila sumbatan tersebut disertai penyempitan pembuluh darah yang bermakna. Saat ini tidak banyak rumah sakit yang memiliki fasilitas cath lab, di Jawa Barat sendiri hanya tersedia di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Sentosa, Borromeus, Advent, dan Al-Islam. Dari semua Rumah Sakit tersebut hanya beberapa Rumah Sakit yang memiliki tim PCI yang siap bekerja dalam tempo waktu satu jam sejak pasien datang. Jadi bagi mereka yang terkena serangan jantung berat ketersediaan fasilitas ini di RS yang ada tuju bisa jadi menjadi hal yang membedakan antara hidup dan mati.

Siapakah yang Memiliki Risiko Terkena Serangan Jantung?

Sindroma Koroner akut - seperti halnya gagal jantung dan stroke - lebih umum ditemukan pada pasien yang memiliki fakor risiko tertentu sebagai berikut :
  • Merokok
  • Tekanan Darah Tinggi (Tekanan Darah Sistolik lebih dari 140 mmHg, atau sistolik lebih dari 90 mmHg)
  • Penyakit Kencing Manis / Diabetes
  • Dislipidemia (Kolesterol Total dan LDL darah yang tinggi, HDL yang rendah).
  • Kurang Aktifitas (Olah raga yang kurang dari 3x/minggu)
  • Kegemukan (overweight atau obese)
  • Riwayat keluarga mengalami penyakit jantung atau meninggal mendadak.

Bagaimana Mencegah Serangan Jantung?

“An ounce of prevention is worth a pound of cure.” - Benjamin Franklin
Upaya pencegahan selalu lebih murah (dan aman) dibandingkan upaya menyembuhkan. Upaya untuk menghindarkan diri dari kemungkinan serangan jantung dapat dicapai antara lain melalui :
  • Berolah raga secara teratur, seminggu menimal 3x, masing-masing minimal 30 menit.
  • Berhenti merokok baik aktif ataupun pasif - CDC dan WHO mengatakan bahwa merokok adalah faktor risiko kardiovaskular terbesar yang dapat dicegah.
  • Hindari olahraga yang terlalu berat diluar kebiasaan, terlebih bila anda merokok. Risiko yang ditimbulkan akibat kombinasi keduanya seringkali mengakibatkan banyak orang diusia produktif terkena serangan jantung dan meninggal muda.
  • Menjaga tekanan darah agar terkontrol baik melalui perubahan gaya hidup atau berobat secara teratur.
  • Makanlah cukup makanan yang sehat dengan kandungan minyak dan lemak yang rendah. Berhentilah sebelum kenyang.
  • Bila memiliki penyakit kencing manis, jagalah agar gula darah anda selalu terkontrol melalui diet yang sehat, olah raga, dan berobat yang teratur.
  • Mengurangi berat badan secara sehat melalui olah raga dan diet yang sehat.
  • Bagi anda yang pernah terkena serangan jantung atau sudah diketahui memiliki penyakit arteri koroner - harus mau minum obat secara teratur untuk mengurangi risiko terkena serangan jantung kembali.


Semoga infonya bermanfaat untuk anda & keluarga.
Picture
Comments

    Ikuti kami di Facebook

    Mohon diingat:

    Picture

    Penulis

    Kontributor artikel kesehatan dalam website ini adalah dokter RSKC. Jika anda ingin berbagi tulisan silahkan klik tautan berikut.

    Kontribusi Tulisan

    Arsip

    March 2015
    January 2015
    December 2014

    Kategori 

    All
    Hipertensi
    Kanker
    Obstructive Sleep Apnea
    Penyakit Jantung

    RSS Feed


    Picture

    Misi RSKC

    Memberikan layanan kesehatan berkualitas yang terjangkau & dapat diakses semua kalangan. Bantu kami mewujudkannya.
    Info lebih lanjut

    Picture

    INGAT

    Sakit tidak selalu harus disertai keluhan. Pastikan anda tetap sehat dimasa depan melalui pemeriksaan kesehatan rutin. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada tautan ini.
    Info MCU
Alamat :
Jl.. Raya Cimareme No.235 Kec. Ngamprah Kab. Bandung Barat
Email : karismahospital@gmail.com
Telp : (022) 6866221, 082281813333.
​Fax : (022) 6867821
Sarana Informasi RS Karisma Cimareme
TEKS BERJALAN Selamat Datang di Website Resmi Rumah Sakit Karisma Cimareme | Informasi Jadwal Dokter, Pendaftaran via Online maupun Offline bisa menghubungi : 0812-1382-7227| Kritik dan Saran untuk Pelayanan dan Fasilitas kami, bisa Anda sampaikan melalui Whats App : 0812-7362-0921 | Melayani dengan Hati, Mengobati dengan Ilmu
  • Tentang RSKC
    • Latar Belakang
    • Arti Nama & Logo
    • Visi, Misi & Moto
    • Nilai Karisma
    • Peta Menuju RSKC
  • Fasilitas
    • IGD 24 Jam
    • Instalasi Farmasi
    • Instalasi Gizi
    • Laboratorium
    • Ruang Rawat
    • Ruang Operasi
    • Radiologi
    • Diagnostik Non Invasif >
      • Elektrokardiografi
      • Holter (EKG 24 Jam)
      • Treadmill Stress Test
      • Spirometri
      • Ambulatory Blood Pressure Monitoring
    • Galeri
  • Pelayanan
    • Klinik Umum
    • Poliklinik Spesialis
    • Klinik Gigi RSKC >
      • Galeri Crown & Bridge
      • Galeri Filling
      • Galeri Crown
      • Galeri Dental Braces (Behel)
      • Gigi Tiruan Cekat 4 Gigi
    • Medical Check Up >
      • Paket Employment
      • Paket Pemeriksaan Umum
      • Paket Pemeriksaan Khusus
    • Spesialistik Mata >
      • Operasi Katarak
      • RETINOPATI DIABETIK
      • LASER Nd-YAG KAPSULOTOMI PADA KATARAK SEKUNDER
    • Profil Dokter >
      • dr. H. Yedi Suyadi SpPD MM
      • Prof. DR. H. Dedi Rachmadi SpA(K), M.Kes
      • dr. H. Zulkifli Said SpOG
      • dr. Agung Dinasti Permana SpT.H.T.K.L, M.Kes
      • dr. Erta Priadi Wirawijaya SpJP FIHA
      • dr. Andi Dwi
      • dr. Aditya Rahmat Pratama
      • dr. Sarah Istiqamah Suriamardiyah
      • Formulir Profil Dokter
  • Kolaborasi
    • Perusahaan
    • RSKC Fundraising
    • Pengumpulan Dana
  • Informasi
    • Artikel Kesehatan
    • Health Comics
    • Video Sehat
    • Karir
  • GALERI
    • BAKTI SOSIAL >
      • OPERASI KATARAK
      • BAKSOS BANJIR
      • LATIHAN GEMPA BUMI DAN KEBAKARAN
    • FOTO DOKTER >
      • DOKTER SPESIALIS
      • DOKTER GIGI
      • DOKTER UMUM
    • AKREDITASI RSKC
  • SISMADAK RSKC
  • Hubungi Kami