Rumah Sakit Karisma Cimareme
  • Tentang RSKC
    • Latar Belakang
    • Arti Nama & Logo
    • Visi, Misi & Moto
    • Nilai Karisma
    • Peta Menuju RSKC
  • Fasilitas
    • IGD 24 Jam
    • Instalasi Farmasi
    • Instalasi Gizi
    • Laboratorium
    • Ruang Rawat
    • Ruang Operasi
    • Radiologi
    • Diagnostik Non Invasif >
      • Elektrokardiografi
      • Holter (EKG 24 Jam)
      • Treadmill Stress Test
      • Spirometri
      • Ambulatory Blood Pressure Monitoring
    • Galeri
  • Pelayanan
    • Klinik Umum
    • Poliklinik Spesialis
    • Klinik Gigi RSKC >
      • Galeri Crown & Bridge
      • Galeri Filling
      • Galeri Crown
      • Galeri Dental Braces (Behel)
      • Gigi Tiruan Cekat 4 Gigi
    • Medical Check Up >
      • Paket Employment
      • Paket Pemeriksaan Umum
      • Paket Pemeriksaan Khusus
    • Spesialistik Mata >
      • Operasi Katarak
      • RETINOPATI DIABETIK
      • LASER Nd-YAG KAPSULOTOMI PADA KATARAK SEKUNDER
    • Profil Dokter >
      • dr. H. Yedi Suyadi SpPD MM
      • Prof. DR. H. Dedi Rachmadi SpA(K), M.Kes
      • dr. H. Zulkifli Said SpOG
      • dr. Agung Dinasti Permana SpT.H.T.K.L, M.Kes
      • dr. Erta Priadi Wirawijaya SpJP FIHA
      • dr. Andi Dwi
      • dr. Aditya Rahmat Pratama
      • dr. Sarah Istiqamah Suriamardiyah
      • Formulir Profil Dokter
  • Kolaborasi
    • Perusahaan
    • RSKC Fundraising
    • Pengumpulan Dana
  • Informasi
    • Artikel Kesehatan
    • Health Comics
    • Video Sehat
    • Karir
  • GALERI
    • BAKTI SOSIAL >
      • OPERASI KATARAK
      • BAKSOS BANJIR
      • LATIHAN GEMPA BUMI DAN KEBAKARAN
    • FOTO DOKTER >
      • DOKTER SPESIALIS
      • DOKTER GIGI
      • DOKTER UMUM
    • AKREDITASI RSKC
  • SISMADAK RSKC
  • Hubungi Kami

Hipertensi, Tidak Bergejala Namun Mematikan

27/1/2015

Comments

 
Hipertensi atau tekanan darah tinggi berarti bahwa tekanan darah anda terus-menerus lebih tinggi dari tingkat yang direkomendasikan. Sekitar 1 dari 3 orang dewasa memiliki tekanan darah tinggi namun hanya sekitar 1/3 yang kemudian terdiagnosis memiliki hipertensi. Hal ini dapat terjadi karena hipertensi umumya tidak bergejala sehingga sangat sedikit orang yang datang berobat karenanya. Tanpa pengobatan, tekanan darah tinggi yang tidak terkendali akan menimbulkan beragam komplikasi seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, dll. Karena hal itulah hipertensi seringkali dijuluki "silent killer".

Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah anda memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan pengukuran tekanan darah. Semua orang dewasa sebaiknya diperiksa tekanan darahnya setiap 5 tahun.

Jenis Tekanan Darah Tinggi

Terdapat dua jenis tekanan darah tinggi yaitu:
  1. Hipertensi Primer (esensial). Hipertensi esensial adalah hipertensi yang paling umum ditemukan. Istilah ini diberikan untuk jenis hipertensi dengan penyebab yang tidak dapat diidentifikasi. Tipe ini cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun.
  2. Hipertensi sekunder. Ini adalah tekanan darah tinggi yang disebabkan dari masalah kesehatan lain yang mendasari terjadinya hipertensi seperti masalah ginjal, tumor kelenjar adrenal, dan juga obat-obatan tertentu seperti pil KB, penghilang rasa sakit dan obat-obatan terlarang.

Apa saja faktor risiko terjadinya Hipertensi?

Tekanan darah tinggi memiliki banyak faktor risiko, diantaranya antara lain:
  1. Umur. Risiko tekanan darah tinggi meningkat seiring bertambahnya usia. Risiko terjadinya hipertensi pada perempuan meningkat setelah menopause. Pada lelaki tekanan darah tinggi lebih sering terjadi pada laki-laki selama usia pertengahan awal.
  2. Ras. Tekanan darah tinggi, serangan jantung dan stroke sangat lebih umum terjadi pada penduduk berkulit hitam,
  3. Riwayat keluarga. Kecenderungan untuk memiliki tekanan darah tinggi akan lebih tinggi jika ada keluarga dekat yang sedarah yang juga memiliki hipertensi diusia muda.
  4. Berat Badan Berlebih / Obesitas. Orang dengan berat badan berlebih cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan orang dengan berat badan ideal. 
  5. Merokok. Merokok atau mengunyah tembakau dengan cepat meningkatkan tekanan darah, sementara itu bahan kimia berbahaya lainnya dalam tembakau perlakan dapat merusak lapisan dinding arteri. Hal ini mempercepat proses penyempitan arteri dan meningkatkan tekanan darah.
  6. Konsumsi garam yang terlalu banyak. Konsumsi garam berlebih dapat mengakibatkan tubuh anda mempertahankan cairan dan meningkatkan tekanan darah Anda.
  7. Stres. Tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan sementara, namun dramatis, peningkatan tekanan darah Anda.
  8. Beberapa kondisi kronis. Kolesterol tinggi, diabetes, penyakit ginjal dan obstructive sleep apnea adalah contoh beberapa kondisi kronis yang dapat meningkatkan tekanan darah.

Bagaimana Hipertensi Didiagnosis?

Tekanan darah diukur dengan alat yang disebut sphygmomanometer. Pertama, manset ditempatkan di lengan anda dan dipompa hingga sirkulasi pembuluh arteri terputus. Manset kemudian perlahan dikempiskan, dan dokter / perawat mengukur tekanan darah menggunakan stetoskop yang ditempatkan di atas lengan anda untuk mendengarkan suara berdenyutnya darah melalui arteri. Suara pertama yang terdengar mengacu pada tekanan darah sistolik; ketika suara tersebut memudar itulah tekanan diastolik,

Pembacaan tekanan darah dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti:
  • Merokok
  • Kopi atau minuman berkafein lainnya
  • Sebuah kandung kemih penuh
  • Aktivitas fisik
  • Stress emosional
Karena begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembacaan tekanan darah, pemeriksaan tekanan darah sebaiknya diambil beberapa kali untuk mendapatkan pengukuran yang akurat. Diagnosis tekanan darah tinggi ditegakkan jika tekanan darah ditemukan konsisten tinggi >140/90 mmHg dalam setidaknya 2x pemeriksaan dalam rentang waktu yang berbeda.

Bagaimana memahami hasil pemeriksaan tekanan darah ?

Tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg) dan dicatat dalam 2 nilai:
  • Tekanan sistolik - tekanan darah tertinggi saat jantung anda memompakan keluar darah
  • Tekanan diastolik - tekanan darah terendah di antara denyut jantung.
Sebagai contoh, jika dokter mengatakan tekanan darah anda "140 per 90" atau 140/90mmHg, itu berarti anda memiliki tekanan sistolik 140mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Idealnya, tekanan darah anda sebaiknya berada di bawah 120 / 80 mmHg. Namun, tekanan darah di bawah 130 / 80mmHg umumnya dianggap normal. Anda dikatakan memiliki tekanan darah tinggi jika pemeriksaan pada setidaknya 2 kesempatan terpisah secara konsisten ditemukan 140 / 90mmHg atau lebih tinggi.

Bagaimana menyikapi temuan tekanan darah yang tinggi?

Pilihan anda untuk mendapatkan pengobatan / tidak akan tergantung pada nilai tekanan darah dan resiko terkena penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung, stroke atau gagal ginjal.
  • Jika tekanan darah anda secara konsisten di atas 140 / 90mmHg namun risiko penyakit kardiovaskular rendah - anda dapat menurunkan tekanan darah dengan membuat beberapa perubahan gaya hidup (lihat di bawah). Tekanan darah sebaiknya diperiksa setiap tahun.
  • Jika tekanan darah anda secara konsisten di atas 140 / 90mmHg tetapi di bawah 160/100 mmHg dan anda memiliki risiko penyakit kardiovaskular sedang atau tinggi. Anda akan ditawarkan obat untuk menurunkan tekanan darah anda.
  • Jika tekanan darah Anda secara konsisten di atas 160/100 mmHg, tanpa melihat risiko penyakit kardiovaskular, anda akan ditawarkan obat untuk menurunkan tekanan darah Anda.

Perubahan Gaya Hidup
Berikut adalah beberapa perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan darah tinggi. Beberapa di antaranya dapat menurunkan tekanan darah Anda dalam hitungan minggu:
  • Memotong asupan garam kurang dari 6 gram (0.2oz) sehari.
  • Makan sehat, rendah lemak, diet seimbang, termasuk banyak buah dan sayuran segar. 
  • Aktif secara fisik adalah salah satu hal yang paling penting yang dapat Anda lakukan untuk mencegah atau mengontrol tekanan darah tinggi. 
  • Kurangi konsumsi alkohol.
  • Berhenti merokok. Merokok meningkatkan risiko timbulnya penyakit jantung dan paru-paru.
  • Untuk mereka dengan berat badan berlebih, penurunan berat badan dapat membantu menurunkan tekanan darah.
  • Kurang minum kopi, teh atau minuman kaya kafein lain seperti cola. Minum lebih dari empat cangkir kopi sehari dapat meningkatkan tekanan darah anda.

Komplikasi Hipertensi

Tekanan tinggi akan memberikan tekanan berlebih terhadap dinding arteri sehingga perlahan pembuluh darah serta organ-organ dalam akan mengalami kerusakan. Semakin tinggi tekanan darah dan semakin lama tekanan darah dibiarkan tidak terkendali, semakin besar kerusakan yang terjadi.

Tekanan darah yang tidak terkontrol tinggi dapat menyebabkan :
  • Serangan jantung atau stroke. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan arteri (aterosklerosis) yang dapat menyebabkan serangan jantung, stroke atau komplikasi lain pada pembuluh darah tepi.
  • Aneurisma. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung lama dapat melemahkan pembuluh darah sehingga timbul robekan pada lapisan pembuluh darah yang dapat membentuk aneurisma. Aneurisma rentan untuk pecah, jika terjadi pada pembuluh darah otak stroke hemorragik dapat terjadi, jika terjadi pada pembuluh darah besar (aorta) kondisi pasien dapat memburuk dengan cepat.
  • Gagal jantung. Untuk memompakan darah melawan tekanan darah yang tinggi jantung akan berdaptasi dan menebal. Proses ini pada awalnya akan bermanfaat namun dalam jangka panjang penebalan otot jantung yang berlebih dapat memicu timbulnya nyeri dada akibat tidak seimbangnya kebutuhan dan supply oksigen. Proses adaptasi yang terus berlanjut akan akan mengakibatkan ruang jantung melebar tanpa kendali sehingga timbul gagal jantung .
  • Kerusakan pembuluh darah di ginjal dapat mengganggu fungsi ginjal hingga akhirnya zat buangan tubuh tidak lagi dapat diproses ginjal, keadaan ini disebut dengan istilah gagal ginjal. Jika hal tersebut terjadi pasien bisa jadi memerlukan cuci darah / hemodialisis untuk bisa hidup.
  • Kerusakan pembuluh darah retina di mata / retinopathy. Retina berfungsi menangkap cahaya yang masuk ke bola mata. Jika fungsinya terganggu akan muncul titik buta yang dapat terus melebar dan pada akhirnya dapat menyebabkan kebutaan.
  • Sindrom metabolik. Sindrom ini adalah sekelompok gangguan metabolisme tubuh, termasuk diantaranya peningkatan lingkar pinggang; trigliserida tinggi; high-density lipoprotein (HDL) atau "kolesterol baik" yang rendah; darah tinggi; dan tingkat insulin yang tinggi. Jika anda memiliki hipertensi, anda lebih mungkin untuk memiliki komponen lain dari sindrom metabolik. Semakin banyak komponen yang anda miliki, semakin besar risiko anda terkena diabetes, penyakit jantung atau stroke.
  • Masalah dengan memori atau fungsi kognitif. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol juga dapat mempengaruhi kemampuan anda untuk berpikir, mengingat dan belajar. Masalah dengan memori atau pemahaman konsep lebih sering terjadi pada orang dengan hipertensi .

Pengobatan Hipertensi

Pengobatan hipertensi bertujuan bukan untuk mengatasi keluhan namun untuk mencegah komplikasi jangka panjang yang berbahaya, Hal ini harus difahami oleh pasien karena tanpa pemahaman, pasien yang umumnya tidak memiliki gejala cenderung kehilangan motivasi untuk berobat.

Terdapat banyak obat penurun tekanan darah yang dapat digunakan. Mereka yang memiliki tekanan darah yang tinggi >160/100 mmHg biasanya membutuhkan beberapa kombinasi obat untuk mengobati tekanan darah tinggi. Obat pertama yang ditawarkan biasanya tergantung pada usia anda.
  • Jika usia anda kurang dari 55 tahun - anda biasanya akan ditawarkan obat ACE inhibitor atau angiotensin receptor blocker (ARB).
  • Jika usia anda lebih dari 55 atau lebih - anda biasanya akan ditawarkan Calcium Channel Blocker.
Biasanya tekanan darah yang tinggi memerlukan pengobatan seumur hidup agar tetap terkendali. Namun jika tingkat tekanan darah anda tetap di bawah kontrol selama beberapa tahun, dokter anda mungkin memutuskan untuk mengurangi atau menghentikan pengobatan anda. Pada kasus demikian sangat penting untuk melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala sehingga anda tidak "kecolongan".

Obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dapat menghasilkan efek samping tetapi umumnya tidak berbahaya, perubahan pilihan obat bisanya dapat mengatasi hal tersebut. Beritahu dokter anda jika anda memiliki salah satu dari efek samping berikut :
  • Merasa mengantuk
  • Sakit di sekitar daerah ginjal anda (di sisi punggung bawah)
  • Batuk kering
  • Pusing, pingsan atau pusing
  • Ruam kulit
  • Pembengkakan kaki anda

ACE inhibitor
Angiotensin-converting-enzyme inhibitor mengurangi tekanan darah dengan mengurangi kekuan/relaksasi pembuluh darah. Efek samping yang paling umum adalah batuk kering persisten. Jika efek samping menjadi sangat mengganggu, obat yang bekerja dengan cara yang mirip dengan ACE inhibitor, yang dikenal sebagai angiotensin-2 antagonis reseptor (ARB) dapat digunakan.

Calcium channel blockers
Calcium channel blockers menghalangi kalsium memasuki sel-sel otot jantung dan pembuluh darah. Hal ini akan mengakibatkan melebarnya arteri (pembuluh darah besar) dan mengurangi tekanan darah.

Diuretik
Kadang-kadang dikenal sebagai pil kencing karena mengakibatkan anda sering kencing. Diuretik bekerja dengan membuang kelebihan air dan garam tubuh melalui air kencing. Diuretik kadang digunakan sebagai alternatif untuk calcium channel blockers.

Beta-blocker
Beta-blocker bekerja dengan membuat jantung anda berdetak lebih lambat dan dengan kekuatan kurang, sehingga dapat mengurangi tekanan darah. Beta-blocker biasanya digunakan bila pengobatan lain tidak bekerja. Hal ini karena beta-blocker dianggap kurang efektif dibandingkan obat lain yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.

Obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah diatas dapat menyebabkan efek samping yang mengganggu jika digunakan bersamaan dengan beberapa obat lain, termasuk beberapa jenis obat bebas. Jika anda ingin mengkonsumsi obat lain sebaiknya anda mengkonsultasikan dulu dengan dokter atau apoteker.

Apa target pengobatan Hipertensi?

Pengobatan hipertensi tidak bertujuan mengobati gejala yang kemudian muncul, tujuannya adalah menurunkan tekanan darah sehingga komplikasi berbahaya dapat dicegah. Pemahaman inilah yang perlu dimengerti benar oleh mereka yang memiliki hipertensi. Saat ini ada persepsi yang berkembang bahwa gejala hipertensi adalah nyeri kepala, pusing, atau nyeri tengkok sehingga masyarakat hanya datang berobat bila keluhan tersebut dirasakan. Ini adalah persepsi yang salah dan harus diluruskan.

Tergantung profil risiko kardiovaskular yang anda miliki dokter akan menetapkan target tekanan darah yang dinilai aman untuk anda. Untuk mencapai target tersebut dokter mungkin perlu menggunakan beberapa obat anti-hipertensi. Tercapainya target tekanan darah menjadi sesuatu yang harus terus dimonitor dalam pengobatan hipertensi. Kini anda dapat membeli alat pengukur tekanan darah digital untuk hal tersebut. Pengukuran darah dapat diukur secara berkala setiap harinya untuk kemudian dilaporkan ke dokter anda saat kontrol. Untuk pengukuran yang lebih tepat, dokter dapat menyarankan pemeriksaan Ambulatory Blood Pressure Monitoring untuk mengetahui tekanan darah rerata anda.
Picture
Comments

Mengorok? Kenalilah Gejala & Bahaya Obstructive Sleep Apnea

25/1/2015

Comments

 
Angka kejadian gagal jantung di Amerika Serikat mencapai 4,8 juta orang dengan 500 ribu kasus baru per tahunnya. Gagal jantung adalah permasalahan kesehatan di diberbagai penjuru dunia termasuk Indonesia yang tatalaksananya menghabiskan biaya yang sangat besar namun juga angka kematian yang relatif tinggi. Terdapat banyak hal yang dapat menyebabkan atau memperburuk gagal jantung, diantaranya adalah kelainan tidur yang umum ditemukan dan seringkali dianggap remeh, yaitu  yaitu obstructive sleep apnea (OSA) dan central sleep apnea (CSA). Saya hanya akan membahas Obstruktif Sleep Apnea karena kelainan ini sebenarnya banyak terjadi namun tidak terdiagnosa dan tidak mendapatkan terapi.
Picture

Bagaimana mendiagnosis OSA?

Ciri utama Obstructive Sleep Apnea adalah mengorok keras disertai obstruksi atau tersumbatnya jalan nafas bagian atas, sifatnya bisa parsial atau komplit yang menyebabkan terhentinya aliran nafas. Hal ini menyebabkan hipoksia atau kurangnya oksigen dan memicu timbulnya upaya nafas yang berlebih agar jalan nafas kembali terbuka, hal ini tentunya mengganggu tidur. Proses ini dapat terjadi secara berulang hingga ratusan kali dalam semalam dan dikenal dengan Apnea Hypopnea Index (AHI) yang nilainya menentukan beratnya derajat OSA  dan dapat diketahui melalui pemeriksaan pola tidur atau Polisomnografi. Konsensus saat ini adalah OSA dapat didiagnosa bila AHI ditemukan lebih besar dari 5 dan dianggap berat bila lebih dari 30. Terganggunya kualitas tidur akan menimbulkan keluhan lelah dan rasa ngantuk yang mengganggu disiang hari dan menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan dibidang kardiovaskular berupa tekanan darah tinggi, gangguan irama, terpicunya serangan jantung atau kematian mendadak, stroke, dan dalam jangka panjang gagal jantung.

Apa hubungan OSA dengan Penyakit Jantung?

Sleep Heart Heart Study yang melibatkan 6424 individu menemukan bahwa OSA dengan AHI > 11 secara mandiri dihubungkan dengan resiko relatif sebesar 2,38 kali mengalami gagal jantung (Shahar, 2001). Pada studi lainnya yang melibatkan 3543 orang yang di follow up sekitar 5 tahun setelah terdiagnosa OSA melalui polisomnography, pasien usia muda (<65 tahun) dengan OSA (AHI>5) lebih mungkin mengalami Fibrilasi Atrium. Studi jangka panjang lainnya yang melibatkan 1651 orang yang di follow up selama 10 tahun, mereka dengan OSA berat (AHI>30) yang tidak mendapatkan terapi memiliki risiko tiga kali lebih besar menjalani revaskularisasi koroner karena serangan jantung dan juga stroke dibandingkan orang sehat (Marin, 2005), hal ini serupa dengan temuan Punjabi. Pada studi yang melibatkan 112 individu yang menjalani polisomnografi ditemukan bahwa mereka dengan OSA lebih berisiko meninggal mendadak pada saat tidur, hal ini sangat berhubungan dengan beratnya derajat OSA (Gami, 2005).

Hubungan antara OSA dengan penyakit kardiovaskular dapat dijelaskan dengan melalui mekanisme mekanis yang cukup mudah dimengerti. Upaya pernafasan yang timbul akibat tertutupnya jalan nafas akan menghasilkan tekanan negatif intrathorak yang tinggi, hal ini memiliki efek terhadap struktur dan fungsi jantung. Tekanan inspirasi yang normal sekitar -8 cmH2O, individu dengan OSA dapat memiliki tekanan intrathorak hingga -30 cmH2O atau lebih rendah. Hal ini tercapai melalui upaya nafas / kerja otot pernafasan yang lebih berat. Tekanan negatif intra thorak yang tinggi meningkatkan aliran darah balik ke jantung kanan, pengakibatkan tingginya tekanan transmural ventrikel kiri, yang pada akhirnya dapat menurunkan kompliance dan pengisian ventrikel kiri sehingga terjadi penurunan volume darah yang dapat dipompakan jantung. Hal ini jika digabungkan dengan meningkatnya aktivitas simpatis perifer yang timbul akibat rangsang bangun yang timbul dapat secara buruk mempengaruhi fungsi sistolik ventrikel kiri. Disfungsi diastolik akut yang terjadi dapat mengakibatkan regangan akut atrium atau vena pulmonalis. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya kadar peptida natriuretik atrium (enzim yang dikeluarkan jantung saat jantung teregang - seperti pada pasien gagal jantung) dan gejala umum nokturia (kencing dimalam hari) pada individu dengan OSA. 

Perubahan tekanan jantung yang sangat dinamis serta naik turunnya tonus simpatik dan parasimpatik yang timbul pada OSA, dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya atrial fibrilasi saat tidur. Sebuah gangguan irama yang dapat memicu terbentuknya gumpalan darah dan mengakibatkan stroke. Jika dibiarkan, aktivitas simpatik yang meningkat secara kronis dapat tetap terjadi bahkan saat pasien terbangun disiang hari, hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya detak jantung saat istirahat, menurunnya variabilitas detak jantung, meningkatnya tekanan darah, dan dalam jangka panjang tentunya berdampak buruk untuk jantung.

Apa gejala OSA dan akibatnya untuk anda?

Secara klinis mekanisme yang mendasari OSA dapat mengakibatkan tekanan darah tidak turun dimalam hari, hipertensi yang resisten terhadap obat, detak jantung cepat yang dengan mudah timbul karena aktivitas simpatik, atau rendahnya detak jantung (bradikardia) akibat aktivitas vagal jantung. Desaturasi oksigen yang berat saat obstruksi jalan nafas dapat mengakibatkan munculnya gangguan irama jantung seperti ventricular extrasystole, sinus aritmia, blok atrioventrikular, fibrilasi atirum yang seiring waktu dapat terus bertambah berat dan menetap.

Gejala OSA yang paling umum dikeluhkan pasien adalah lelah saat terbangun dari tidur dan rasa kantuk berlebihan / hipersomnolen disiang hari berupa keluhan jatuh tertidur saat aktivitas sehari-hari seperti membaca, berbicara, makan, dan bahkan saat mengendarai kendaraan. Gejala yang cukup penting pada OSA adalah terhentinya nafas saat tidur, dan hal ini dapat disaksikan oleh pasangan atau orang dekat pasien dimana pesien dengan OSA umumnya akan mengorok, diikuti nafas yang berhenti sesaat. Pada saat inilah otak akan bereaksi atas obstruksi yang timbul dan memberikan rangsang bangun sehingga derajat tidur akan menurun, posisi tidur berubah, dan obstruksi dapat dihilangkan. Bagi orang yang melihatnya penderita dengan OSA akan tampak gelisah saat tidur, kadang seperti tersedak (choking) atau bahkan menyikut pasangan tidurnya. Pada pertemuan tahunan American College of Chest Physicians 2012, disebutkan bahwa dari 124 orang terdiagnosa OSA di laboratorium tidur, sebanyak 84% pernah menyikut pasangan tidurnya.

Menurunnya kadar oksigen darah yang timbul akibat proses obstruksi ini memicu periode bernafas cepat sebagai kompensasi, sehingga nafas pasien tampak terengah-engah saat tidur. Penurunan kadar oksigen dan pola nafas yang berubah-ubah kadang lambat (decresendo) dan cepat (cresendo) ini dapat memicu timbulnya nyeri kepala dimalam hari atau pagi harinya, mulut atau tenggorokan yang kering dipagi hari, gastroephageal acid reflux, dan sering kencing di malam hari. Gangguan kognitif / pola pikir, ingatan, perubahan psikologis & perilaku dapat pula terjadi pada OSA yang berat.

Siapa yang rentan mengalami OSA?

Prevalensi OSA di negara maju tidak diketahui secara pasti karena kebanyakan orang dengan OSA tidak menjalani pemeriksaan Polisomnografi dan tetap tidak terdiagnosa. Di Indonesia OSA bisa jadi merupakan suatu permasalahan kesehatan yang dilupakan karena pemeriksaan polisomnografi tidak umum tersedia di RS Indonesia. 

Obstructive Sleep Apnea diketahui sangat berhubungan erat dengan obesitas, dan terdapat hubungan langsung antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dan beratnya OSA (index AHI). Cara mengukur IMT adalah Berat(kg)/ Tinggi(m)2 dan nilai normalnya adalah 18.5-24.9 kg/m2. Studi populasi menemukan bahwa OSA ditemukan pada 1 dari 5 orang atau 20% orang dewasa dengan IMT antara 25 s/d 28 kg/m2, 40% pada mereka yang memiliki IMT 30, dan sangat umum ditemukan pada mereka yang memiliki BMI 40 (Partaluppi, 1997). Karena ada hubungan yang erat  antara OSA dengan berat badan yang berlebih, bermacam kelainan metabolik, diantaranya obesitas abdominal, diabetes, dan dislipidemia juga lebih sering ditemukan pada mereka yang memiliki OSA. Walau demikian studi lainnya menemukan bahwa 30% pasien dengan OSA tidak memiliki berat badan berlebih. Faktor lain yang dapat memiliki pengaruh adalah lingkar leher yang lebar, rongga mulut yang kecil / rendah, tenggorokan yang sempit, ovula yang besar, rahang yang kecil (mikrognatia) atau mundur (retrognathia) dapat mengakibatkan OSA lebih rentan terjadi.
Picture

Hal apa yang dapat dilakukan untuk mencegah OSA?

Terdapat banyak hal yang bisa anda lakukan, terutama jika anda memiliko OSA yang ringan - sedang. Beberapa perubahan pola hidup dapat membantu mengurangi gejala OSA, hal tersebut antara lain :
  • Kurangi berat badan dan makanlah makanan yang sehat. Seperti yang saya bahas diatas, OSA lebih umum ditemukan pada mereka yang memiliki berat badan berlebih dan pada beberapa kasus gejala OSA dapat menghilang dengan tercapainya berat badan ideal. Beberapa studi juga telah menghubungkan OSA dengan meningkatnya asupan karbohidrat. Kurangnya kualitas tidur dan rasa lelah yang timbul ternyata dapat mengakibatkan perubahan regulasi leptin & ghrelin yang dapat memicu timbulnya rasa lapar, karenanya menjadi penting untuk mengkonsumsi makanan yang tepat dalam jumlah yang cukup.
  • Berhenti Merokok, rokok memiliki banyak dampak buruk dan salah satunya adalah meningkatkan inflamasi dan retensi cairan di tenggorokan dan jalan nafas bagian atas.
  • Jangan mengkonsumsi alkohol, obat tidur atau obat penenang karena penggunaan obat-obatan ini dapat melemahkan otot tenggorokan dan meningkatkan kemungkinan timbulnya OSA.
  • Hindari penggunaan kafein atau makanan berat setidaknya 2 jam sebelum tidur karena hal ini dapat meningkatkan respon simpatis dan memperberat gejala OSA.
  • Pertahankan pola tidur yang cukup dan teratur. Mengorok lebih mungkin timbul pada derajat tidur yang dalam dan hal ini umum terjadi sebagai kompensasi jika seseorang kurang tidur. Memiliki pola tidur yang cukup dan teratur dapat membantu anda untuk lebih santai dan tidur lebih baik sehingga episode apnea yang timbul dapat berkurang.

Perubahan Cara Tidur

  • Hindari tidur terlentang karena gravitasi dapat mengakibatkan pangkal lidah dan jaringan lunak disekitarnya untuk jatuh dan menghalangi jalan nafas.
  • Tennis-ball-trick. Untuk mencegah agar posisi tidur anda tidak kembali terlentang, bola tenis dapat dimasukkan dan dijahitkan kedalam sebuah kantong dibelakang punggung, atau pasang bantal yang agak tinggi di punggung anda.
  • Lancarkan rongga hidung dengan menyemprotkan larutan NaCl atau nasal dilator.

Terapi Definitif

Hingga saat ini telah terdapat berbagai penelitian yang meneliti dampak berbagai macam obat-obatan yang diduga dapat membantu pengobatan OSA, namun tidak satupun yang terbukti efektif. Jika anda memiliki derajat OSA yang berat, semua cara diatas bisa jadi tidak banyak membantu, pada keadaan seperti itu obstruksi dapat dihilangkan dengan memberikan tekanan positif saat anda tidur. Continuous positive airway pressure (CPAP) secara akut menghilangkan OSA, menghilangkan tekanan negatif dalam dada, mengurangi tekanan darah, serta detak jantung cepat pada penderita OSA, semua hal tersebut dapat membantu mengurangi afterload / beban kerja jantung (Tkacova, 1998). Pengurangan beban kerja jantung ini diikuti dengan perbaikan metabolisme oksidatif otot jantung (Yoshinaga, 2007). Hal ini tentunya memiliki dampak yang sangat baik terhadap jantung apalagi mereka yang memiliki sakit jantung. 

Sayangnya terapi ini bisa dikatakan tidak nyaman karena anda diharuskan untuk mengenakan sebuah masker yang menutupi hidung dan mulut anda. Tekanan positif yang diberikan harus disesuaikan dengan derajat obstruksi yang anda alami, jika terlalu rendah maka obstruksi tetap dapat terjadi, jika terlalu tinggi anda dapat merasa tidak nyaman dan jika dibiarkan dapat terjadi kerusakan faal paru (barotrauma) yang justru berbahaya. Karenanya peresepan terapi ini hanya dapat dibuat setelah diagnosa OSA tegak dan data tekanan CPAP yang sesuai berhasil diperoleh melalui pemeriksaan polisomnografi / studi tidur.

Sebagai kesimpulan jika anda merasa atau pasangan anda memiliki keluhan mengorok dan memiliki beberapa gejala seperti yang saya sebutkan diatas, jangan dibiarkan karena kelainan ini dapat menimbulkan berbagai macam penyakit yang berbahaya. Jika cara diatas tidak membantu jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anda dan mencari solusinya agar masalah anda tidak bertambah besar dikemudian hari. Semoga sedikit informasi yang saya berikan dapat bermanfaat untuk anda atau keluarga.
Picture
Penggunaan CPAP saat tidur untuk menghindari terjadinya OSA.
Comments

Kenali Tanda &  Gejala Serangan Jantung

21/1/2015

Comments

 
Serangan jantung adalah istilah yang umum digunakan masyarakat untuk secara luas menggambarkan sekumpulan gejala yang timbul akibat gangguan aliran darah pada pembuluh darah atau arteri koroner di jantung. Secara medis kami menyebutnya Sindroma Koroner Akut atau SKA. Sindroma Koroner Akut timbul akibat dua proses, yang pertama adalah penyempitan pembuluh darah yang timbul akibat proses menahun dan yang kedua sumbatan akibat terbentuknya gumpalan darah yang timbul secara akut / mendadak.

Gumpalan darah yang timbul timbul mendadak ini bisa total atau parsial, dan dapat pula datang dan pergi - gumpalan darah bisa terbentuk, hancur dan timbul kembali. Keadaan yang dinamis ini mengakibatkan gejala yang mungkin timbul saat seseorang terkena SKA dapat bervariasi. Terlepas dari itu semua semua gejala yang mungkin timbul akibat SKA harus dianggap sebagai suatu suatu kegawat daruratan medis yang membutuhkan penanganan segera karena arteri koroner yang bermasalah berpotensi mengakibatkan terganggunya aliran darah secara berkepanjangan sehingga mengakibatkan kerusakan otot jantung bahkan kematian. Sehingga menjadi penting bagi masyarakat untuk mengenali tanda dan gejala jantung secara dini dan mencari pertolongan medis sesegera mungkin.

Bagaimana Gejalanya?

Gejala nyeri dada yang umumnya timbul dapat dengan cepat memberikan tanda bahwa ada sesuatu yang salah dengan jantung anda. Gejala lainnya yang timbul dapat mengaburkan gejala nyeri dada tersebut dan membuat anda tidak yakin dimana permasalahan sesungguhnya. Berikut adaah gejala SKA yang umum ditemukan :
  • Nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada, dapat seperti ditekan, diremas, atau rasa penuh di dada.
  • Rasa nyeri atau tidak nyaman di salah satu atau kedua lengan, rahang, punggung, atau bahkan perut.
  • Nafas yang menjadi pendek.
  • Keringat yang banyak.
  • Mual atau bahkan muntah.
  • Rasa pusing, ringan kepala, atau bahkan pingsan.
Gejala yang dialami oleh mereka yang mengalami serangan jantung dapat bervariasi. Disatu sisi spektrum SKA seseorang dapat mengalami nyeri dada teramat hebat seakan dunia akan berakhir dan dengan secara menyadari bahwa dirinya mengalami serangan jantung. Sementara disisi yang lain - umumnya pada mereka yang memiliki penyakit kencing manis / diabetes dan berusia lanjut - gejalanya bisa jadi tidak terlalu mengganggu sehingga dianggap sebagai gejala masuk angin ataupun maag yang biasa timbul. Keluhan lain yang turut menyertai serangan jantung bisa jadi lebih dominan dibandingkan keluhan nyeri dada sehingga serangan jantung tidak ada dibenak beberapa orang. Bagi beberapa orang serangan jantung seringkali dianggap sebagai sesuatu yang mustahil untuk terjadi. Beragam alasan tersebut menjadikan orang yang sedang mengalami serangan jantung datang terlambat ke rumah sakit.

Bagaimana cara mendiagnosa dan mengobatinya?

Untuk menentukan apa yang mendasari gejala yang dialami anda, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik. Jika dokter kemudian mencurigai anda mengalami Sindroma Koroner Akut maka beberapa test berikut akan dikerjakan :
  • Elektrokardiogram (EKG). Pemeriksaan EKG memberikan gambaran aktivitas listrik jantung anda. Dari pemeriksaan ini keadaan akut yang timbul akibat tersumbatnya arteri koroner dapat diketahui.
  • Pemeriksaan darah. Enzim jantung seperti CKMB atau Troponin dapat meningkat dengan cepat setelah terjadi kerusakan otot jantung. Melalui pemeriksaan ini, dokter  membuktikan bahwa telah terjadi kerusakan otot jantung.
Jika dari pemeriksaan dokter membuktikan bahwa arteri koroner telah tersumbat, maka dokter harus bekerja secepat mungkin untuk membuka arteri koroner. Setiap menit menjadi berharga karena semakin lama kerusakan otot jantung semakin besar dan menetap. Jadi waktu = otot jantung / miokardium. Hasil terbaik adalah bila arteri koroner dibuka dalam 4 jam setelah timbulnya nyeri, namun keuntungannya masih didapat dalam 12 jam pertama setelah timbulnya nyeri.

Terapi untuk Sindroma Koroner Akut selain obat-obatan adalah tindakan yang dikenal dengan nama Percutaneous Coronary Intervention (PCI). Tindakan PCI adalah tindakan yang dikerjakan di Cath Lab, sebuah ruangan semi steril dengan alat flouroskopi jantung yang memungkinkan dokter melihat seperti apa pembuluh darah seseorang dengan bantuan zat kontras. Melalui tindakan ini sebuah kateter atau selang kecil yang steril dimasukkan melalui pembuluh arteri yang berada di lengan atau di paha dan diarahkan menuju jantung. Setelah tiba di pembuluh koroner, zat kontras akan disemprotkan sehingga pembuluh koroner dapat terlihat. Jika pemeriksaan menemukan ada sumbatan pada arteri koroner dokter akan menyedot gumpalan darah yang menjadi biang keroknya atau memasang stent bila sumbatan tersebut disertai penyempitan pembuluh darah yang bermakna. Saat ini tidak banyak rumah sakit yang memiliki fasilitas cath lab, di Jawa Barat sendiri hanya tersedia di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Sentosa, Borromeus, Advent, dan Al-Islam. Dari semua Rumah Sakit tersebut hanya beberapa Rumah Sakit yang memiliki tim PCI yang siap bekerja dalam tempo waktu satu jam sejak pasien datang. Jadi bagi mereka yang terkena serangan jantung berat ketersediaan fasilitas ini di RS yang ada tuju bisa jadi menjadi hal yang membedakan antara hidup dan mati.

Siapakah yang Memiliki Risiko Terkena Serangan Jantung?

Sindroma Koroner akut - seperti halnya gagal jantung dan stroke - lebih umum ditemukan pada pasien yang memiliki fakor risiko tertentu sebagai berikut :
  • Merokok
  • Tekanan Darah Tinggi (Tekanan Darah Sistolik lebih dari 140 mmHg, atau sistolik lebih dari 90 mmHg)
  • Penyakit Kencing Manis / Diabetes
  • Dislipidemia (Kolesterol Total dan LDL darah yang tinggi, HDL yang rendah).
  • Kurang Aktifitas (Olah raga yang kurang dari 3x/minggu)
  • Kegemukan (overweight atau obese)
  • Riwayat keluarga mengalami penyakit jantung atau meninggal mendadak.

Bagaimana Mencegah Serangan Jantung?

“An ounce of prevention is worth a pound of cure.” - Benjamin Franklin
Upaya pencegahan selalu lebih murah (dan aman) dibandingkan upaya menyembuhkan. Upaya untuk menghindarkan diri dari kemungkinan serangan jantung dapat dicapai antara lain melalui :
  • Berolah raga secara teratur, seminggu menimal 3x, masing-masing minimal 30 menit.
  • Berhenti merokok baik aktif ataupun pasif - CDC dan WHO mengatakan bahwa merokok adalah faktor risiko kardiovaskular terbesar yang dapat dicegah.
  • Hindari olahraga yang terlalu berat diluar kebiasaan, terlebih bila anda merokok. Risiko yang ditimbulkan akibat kombinasi keduanya seringkali mengakibatkan banyak orang diusia produktif terkena serangan jantung dan meninggal muda.
  • Menjaga tekanan darah agar terkontrol baik melalui perubahan gaya hidup atau berobat secara teratur.
  • Makanlah cukup makanan yang sehat dengan kandungan minyak dan lemak yang rendah. Berhentilah sebelum kenyang.
  • Bila memiliki penyakit kencing manis, jagalah agar gula darah anda selalu terkontrol melalui diet yang sehat, olah raga, dan berobat yang teratur.
  • Mengurangi berat badan secara sehat melalui olah raga dan diet yang sehat.
  • Bagi anda yang pernah terkena serangan jantung atau sudah diketahui memiliki penyakit arteri koroner - harus mau minum obat secara teratur untuk mengurangi risiko terkena serangan jantung kembali.


Semoga infonya bermanfaat untuk anda & keluarga.
Picture
Comments

Kebiasaan Sederhana Mencegah Penyakit Jantung

3/12/2014

Comments

 
Picture
Penyakit jantung adalah pembunuh nomor satu di dunia dan juga di Indonesia. Semakin hari semakin banyak orang Indonesia yang ternyata memilikinya. Tidak hanya yang tua, mereka yang muda juga bisa terkena. Tidak hanya laki-laki perempuan juga bisa. Di Amerika setiap 34 detik seseorang mengalami serangan jantung, hal yang sama dapat pula terjadi pula di Indonesia.

Pertanyaan tentunya ada di benak banyak orang tentunya adalah: Apakah bisa dicegah? Tentunya bisa, sehingga kesakitan atau kematian yang mungkin timbul dari penyakit jantung ini bisa dicegah. Caranya pun tidak sulit ataupun mahal, yang dibutuhkan hanyalah komitmen anda untuk mau hidup sehat. Selama ini telah ada banyak penelitian mengenai penyakit jantung. Setidaknya terdapat 3 penelitian besar yang yang bisa kita jadikan pegangan untuk mencegah timbulnya penyakit jantung.

Penelitian Karolinska di Swedia melibatkan 20.721 orang sehat yang tidak memiliki riwayat kanker, penyakit jantung, diabetes, hipertensi atau tinggi kolesterol di ikuti sejak tahun 1997 menemukan bahwa ada beberapa hal yang dapat menurunkan risiko serangan jantung diantaranya adalah:
  • Makanan yang kaya dengan buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, serat dan rendah lemak.
  • Tidak merokok
  • Konsumsi alkohol yang tidak berlebih (10-30 g/hari)
  • Lingkar pinggang yang kurus (<95 cm)
  • Rutin berolah raga (berjalan / bersepeda >40 menit/hari dan berolah raga >1 jam/seminggu)

Mereka yang memiliki semua karakteristik diatas memiliki risiko 86% lebih rendah mengalami serangan jantung dibanding mereka yang tidak memilkinya sama sekali. Sayangnya hanya sekitar 1 orang swedia yang ternyata memiliki semua karakteristik diatas.

Peneltian Morgen di Belanda sejak tahun 1994 telah meneliti sekitar 17.787 orang sehat yang tidak memiliki penyakit jantung. Dalam kurun waktu 14 tahun sebanyak 607 orang mengalami serangan jantung, 127 diantaranya meninggal dunia. Mereka menemukan bahwa orang yang memiliki kebiasaan:
  • Berolah raga 30 menit sehari
  • Mengkonsumsi makanan sehat yang banyak sayuran, buah dan serat. (diet mediterania)
  • Tidak merokok
  • Tidak mengkonsumsi lebih dari 1x minuman beralkohol dalam sebulan
Mereka juga menemukan bahwa mereka yang tidur cukup (>7 jam sehari) menurunkan risiko mengalami serangan jantung hingga 83%.

Di Inggris sebanyak 2.235 orang disebuah kota kecil bernama Caerphilly ikut serta dalam penelitian epidemiologi sejak tahun 1979. Hingga kini dari kota kecil tersebut telah lahir setidaknya 400 penelitian yang telah diterbitkan diberbagai jurnal kedokteran. Penelitian mereka selama 30 tahun menemukan ada 5 kebiasaan sehat yang dapat mencegah timbulnya penyakit jantung, yaitu:
  • Tidak merokok
  • Memiliki berat badan ideal (Indeks massa tubuh 18-25)
  • Makan lebih dari 3 porsi buah dan sayuran setiap hari
  • Berjalan lebih dari 2 mil (3,2 km) dalam sehari
  •  Asupan alkohol yang terbatas
Mereka yang memiliki 4 atau 5 kebiasaan diatas tidak hanya berhasil mencegah timbulnya penyakit jantung namun juga menurunkan angka terjadinya demensia / kepikunan hingga 70%.

Setelah membaca hasil penelitian diatas, bisa diambil beberapa kesimpulan sederhana mengenai cara hidup sehat yang dapat mencegah terjadinya penyakit jantung:
  1. Makanlah makanan sehat yang tinggi serat. (Perbanyak makan sayuran)
  2. Berolahragalah secara teratur (30 menit setiap hari, 150 menit dalam seminggu)
  3. Jangan merokok ya!
  4. Jangan minum miras!
  5. Tidurlah yang cukup! (>7 jam/hari)
  6. Jaga berat badan dan lingkar perutnya!

Siapa diantara anda yang punya 6 kebiasaan tersebut? Kalau belum mari kita coba biasakan dan cegah timbulnya penyakit jantung dikemudian hari.


Semoga bermanfaat untuk sahabat.



Comments

    Ikuti kami di Facebook

    Mohon diingat:

    Picture

    Penulis

    Kontributor artikel kesehatan dalam website ini adalah dokter RSKC. Jika anda ingin berbagi tulisan silahkan klik tautan berikut.

    Kontribusi Tulisan

    Arsip

    March 2015
    January 2015
    December 2014

    Kategori 

    All
    Hipertensi
    Kanker
    Obstructive Sleep Apnea
    Penyakit Jantung

    RSS Feed


    Picture

    Misi RSKC

    Memberikan layanan kesehatan berkualitas yang terjangkau & dapat diakses semua kalangan. Bantu kami mewujudkannya.
    Info lebih lanjut

    Picture

    INGAT

    Sakit tidak selalu harus disertai keluhan. Pastikan anda tetap sehat dimasa depan melalui pemeriksaan kesehatan rutin. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada tautan ini.
    Info MCU
Alamat :
Jl.. Raya Cimareme No.235 Kec. Ngamprah Kab. Bandung Barat
Email : karismahospital@gmail.com
Telp : (022) 6866221, 082281813333.
​Fax : (022) 6867821
Sarana Informasi RS Karisma Cimareme
TEKS BERJALAN Selamat Datang di Website Resmi Rumah Sakit Karisma Cimareme | Informasi Jadwal Dokter, Pendaftaran via Online maupun Offline bisa menghubungi : 0812-1382-7227| Kritik dan Saran untuk Pelayanan dan Fasilitas kami, bisa Anda sampaikan melalui Whats App : 0812-7362-0921 | Melayani dengan Hati, Mengobati dengan Ilmu
  • Tentang RSKC
    • Latar Belakang
    • Arti Nama & Logo
    • Visi, Misi & Moto
    • Nilai Karisma
    • Peta Menuju RSKC
  • Fasilitas
    • IGD 24 Jam
    • Instalasi Farmasi
    • Instalasi Gizi
    • Laboratorium
    • Ruang Rawat
    • Ruang Operasi
    • Radiologi
    • Diagnostik Non Invasif >
      • Elektrokardiografi
      • Holter (EKG 24 Jam)
      • Treadmill Stress Test
      • Spirometri
      • Ambulatory Blood Pressure Monitoring
    • Galeri
  • Pelayanan
    • Klinik Umum
    • Poliklinik Spesialis
    • Klinik Gigi RSKC >
      • Galeri Crown & Bridge
      • Galeri Filling
      • Galeri Crown
      • Galeri Dental Braces (Behel)
      • Gigi Tiruan Cekat 4 Gigi
    • Medical Check Up >
      • Paket Employment
      • Paket Pemeriksaan Umum
      • Paket Pemeriksaan Khusus
    • Spesialistik Mata >
      • Operasi Katarak
      • RETINOPATI DIABETIK
      • LASER Nd-YAG KAPSULOTOMI PADA KATARAK SEKUNDER
    • Profil Dokter >
      • dr. H. Yedi Suyadi SpPD MM
      • Prof. DR. H. Dedi Rachmadi SpA(K), M.Kes
      • dr. H. Zulkifli Said SpOG
      • dr. Agung Dinasti Permana SpT.H.T.K.L, M.Kes
      • dr. Erta Priadi Wirawijaya SpJP FIHA
      • dr. Andi Dwi
      • dr. Aditya Rahmat Pratama
      • dr. Sarah Istiqamah Suriamardiyah
      • Formulir Profil Dokter
  • Kolaborasi
    • Perusahaan
    • RSKC Fundraising
    • Pengumpulan Dana
  • Informasi
    • Artikel Kesehatan
    • Health Comics
    • Video Sehat
    • Karir
  • GALERI
    • BAKTI SOSIAL >
      • OPERASI KATARAK
      • BAKSOS BANJIR
      • LATIHAN GEMPA BUMI DAN KEBAKARAN
    • FOTO DOKTER >
      • DOKTER SPESIALIS
      • DOKTER GIGI
      • DOKTER UMUM
    • AKREDITASI RSKC
  • SISMADAK RSKC
  • Hubungi Kami