Rumah Sakit Karisma Cimareme
  • Tentang RSKC
    • Latar Belakang
    • Arti Nama & Logo
    • Visi, Misi & Moto
    • Nilai Karisma
    • Peta Menuju RSKC
  • Fasilitas
    • IGD 24 Jam
    • Instalasi Farmasi
    • Instalasi Gizi
    • Laboratorium
    • Ruang Rawat
    • Ruang Operasi
    • Radiologi
    • Diagnostik Non Invasif >
      • Elektrokardiografi
      • Holter (EKG 24 Jam)
      • Treadmill Stress Test
      • Spirometri
      • Ambulatory Blood Pressure Monitoring
    • Galeri
  • Pelayanan
    • Klinik Umum
    • Poliklinik Spesialis
    • Klinik Gigi RSKC >
      • Galeri Crown & Bridge
      • Galeri Filling
      • Galeri Crown
      • Galeri Dental Braces (Behel)
      • Gigi Tiruan Cekat 4 Gigi
    • Medical Check Up >
      • Paket Employment
      • Paket Pemeriksaan Umum
      • Paket Pemeriksaan Khusus
    • Spesialistik Mata >
      • Operasi Katarak
      • RETINOPATI DIABETIK
      • LASER Nd-YAG KAPSULOTOMI PADA KATARAK SEKUNDER
    • Profil Dokter >
      • dr. H. Yedi Suyadi SpPD MM
      • Prof. DR. H. Dedi Rachmadi SpA(K), M.Kes
      • dr. H. Zulkifli Said SpOG
      • dr. Agung Dinasti Permana SpT.H.T.K.L, M.Kes
      • dr. Erta Priadi Wirawijaya SpJP FIHA
      • dr. Andi Dwi
      • dr. Aditya Rahmat Pratama
      • dr. Sarah Istiqamah Suriamardiyah
      • Formulir Profil Dokter
  • Kolaborasi
    • Perusahaan
    • RSKC Fundraising
    • Pengumpulan Dana
  • Informasi
    • Artikel Kesehatan
    • Health Comics
    • Video Sehat
    • Karir
  • GALERI
    • BAKTI SOSIAL >
      • OPERASI KATARAK
      • BAKSOS BANJIR
      • LATIHAN GEMPA BUMI DAN KEBAKARAN
    • FOTO DOKTER >
      • DOKTER SPESIALIS
      • DOKTER GIGI
      • DOKTER UMUM
    • AKREDITASI RSKC
  • SISMADAK RSKC
  • Hubungi Kami

BENAR NGGAK SIH DIAGNOSA KANKER = VONIS MATI?

26/1/2015

Comments

 
Tulisan ini adalah sumbangan tulisan sejawat kami  dr. Fabiola Stella yang saat ini sedang menempuh pendidikan Spesialisasi Hemato-Onkologi (Spesialis Penyakit Darah & Keganasan) di Jerman.

Benarkah Kanker = Vonis Mati?

Mendengar berbagai pertanyaan mengenai penanganan kanker dari kenalan, keluarga, apalagi setelah megintip pola pertanyaan – pertanyaan pasien kanker dan keluarganya di Fanpage Yayasan Kanker Indonesia – sungguh amat mengejutkan, karena dari sederet pertanyaan yang muncul terlihat jelas begitu minimalis-nya informasi dasar onkologi yg didapat masyarakat Indonesia, termasuk pasien kanker sendiri dan keluarganya. Sementara penderita penyakit keganasan ini tersebar dari gunung sampe ke pulau, dari Simeulue sampe Manokwari, dari Menteng hingga Petak Sembilan dan Kramat Tunggak.

Fatalnya lagi, keminimalisan informasi itu bisa dibilang merupakan mega-HOKI alias untung besar buat para herbalist atau alternativist atau pedagang berbagai macam jasa dan produk antah berantah – yang kalau kata anak gaul - dengan ‘pede-tingkat-dewa’  berseru – seru dimana – mana : “MAMPU MENYEMBUHKAN KANKER”!

Ini adalah suatu hal yang menyedihkan karena sebenarnya pengobatan modern saat ini telah dapat memberikan harapan hidup yang lebih baik untuk penderita kanker.
Picture

Apa Saja Terapi pada Kanker Itu?

1. Pembedahan

Ini jelas, pembedahan dalam arti kata = operasi. Terdapat 2 istilah yang umum digunakan:
  • OPERABEL : tumor ganas yg ‘bisa’ dioperasi
  • INOPERABEL : tumor ganas yg ‘tidak bisa’ dioperasi’
Operabel atau inoperabe
l-nya suatu tumor ganas tergantung jenis, letak, dan stadium tumor, juga usia dan keadaan umum sang pasien.Tindakan Pembedahan ini dapat merupakan bagian dari terapi yang bersifat kuratif (menyembuhkan) atau paliatif yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pada pasien stadium lanjut dan mengatasi gejala akibat tumor. Misalnya pembedahan pasien dengan keganasan saluran cerna yang mengalami sumbatan usus sehingga pasien tidak dapat buang air, nyeri perut, dll.

2. FARMAKOTERAPI (TERAPI OBAT)

Pengobatan kanker umumnya dengan menggunakan obat-obat sitostatik atau kemoterapi yang dibagi lagi menjadi :
  • Kemoterapi klasik
  • Terapi Hormon
  • Terapi terarah (Targeted Therapy)
Kemoterapi Klasik 
Kemoterapi klasik menggunakan obat-obat kemoterapi atau obat-obatan sitostatik. Kemoterapi ini dapat diberikan secara :
  1. SISTEMIK (dengan diminum/peroral atau dengan di infus/intravena). Kemoterapi sistemik diberikan menurut siklus tertentu, tergantung jenis tumor, stadium, dan protokol yg digunakan. Misal : setiap 3 – 4 minggu sebanyak 4 – 6 siklus.
  2. LOKAL Jenis2 kemoterapi lokal :
  • Intratekal (ke dalam rongga subdural / rongga tempat cairan otak beredar), 
  • Intrapleural (ruangan antara selaput yg melapisi paru-paru), 
  • Intraperitoneal (rongga perut), 
  • Organ spesifik (misal : Trans Arterial Chemoembolisation (TACE) pada jenis tertentu tumor ganas hati.

*) Untuk kemoterapi klasik ini kite bahas khusus di jilid-II, soale kemoterapi klasik ini amat sangat sering dianggap “monster-berwujud-obat” oleh para pasien kanker dan kluarganya, ditambah pula dijadikan kambing hitam para herbalis / alternativist untuk menanamkan image di masyarakat bahwa kemoterapi hanya akan memperparah keadaan !

Terapi Hormon
Terapi dengan hormon atau antagonis (lawan) dari hormon, misalnya pada tumor ganas yg dipengaruhi hormon (kanker payudara jenis positive-hormon-reseptor atau kanker prostat)

Targeted Therapy
Contoh targeted therapy ini misalnya Immunotherapy. Obat-obatan yang digunakan memiliki kekhasan berakhiran -mab (Rituximab, Trastuzumab, Cetuximab). Terapi ini menyerang target spesifik. Diberikan secara intravena / infus. Cara kerja obat ini seperti ini: ada jenis antigen atau reseptor atau 'protein' tertentu yg diekspresikan secara berlebihan di permukaan sel ganas yang tidak dimiliki atau hanya sedikit terdapat pada sel-sel sehat sehat. Targeted therapy ini ‘menyerang’ antigen / reseptor-reseptor berlebihan pada sel kanker ini. Serupa dengan cara kerja sel kekebalantubuh kita yang ‘menyerang’ bakteri saat terjadi infeksi, tetapi tidak menyerang sel-sel normal.

WARNING : tidak semua jenis tumor ganas dapat diterapi dengan targeted therapy ini, diperlukan pemeriksaan onkologi-molekular sebelumnya untuk menentukan keberadaan antigen / reseptor spesifik tersebut pada sel-sel ganas.

Radioterapi

Radioterapi menggunakan radiasi dalam mengobati kanker. Radiasi merupakan terapi yg diberikan lokal di area tumor ganas atau daerah penyebaran (metastase) dari tumor ganas.

Kapan diberikan? 
Tergantung situasi dan kondisi : jenis, stadium tumor dan tendensi terapi, adanya kegawatan akibat tumor atau tidak. Contoh kegawatan akibat tumor: tumor menekan pembuluh darah besar dalam rongga dada sehingga menimbulkan gejala-gejala akut, metastase di otak yang menyebabkan gangguan neurologi seperti kejang, gangguan motorik, metastase tulang yg menyebabkan nyeri hebat, dll.

Stemcell Transplantation

Transplantasi sel punca / sel induk/ stemcell, khususnya pada keganasan hematologi (leukemia, limfoma, dsb), dan tumor sel germinal.

Terapi Mana yang Cocok untuk Saya/Keluarga?

Tergantung situasi dan kondisi : jenis kanker, stadium, posisi dan ukuran tumor, keadaan umum pasien, penyakit2 penyerta lainnya, dll. Bisa hanya salah satu, salah dua (multimodal-therapy), atau tiga-tiganya (trimodal-therapy).

Kuncinya adalah: Komunikasikan dengan dokter yang merawat, bertanyalah sebanyak-banyaknya mengapa begini? Mengapa Begitu?

Tujuan Terapi

Tujuan terapi pada kasus keganasan antara lain :

1. Terapi Preventif

Terbagi menjadi :
  • Preventif primer. Mencegah timbulnya kanker. Pertama - tama harus diketahui, bahwa kanker merupakan REFLEKSI ANTARA FAKTOR GENETIK DAN FAKTOR LINGKUNGAN - sehingga sulit untuk mengatakan “lakukan ini/itu”, “makan / jangan makan ini-itu” utk mencegah kanker. Barang-barang/ suplemen yg diklaim sebagai ‘anti-kanker’ pun belum punya bukti ilmiah yg kuat. Yang dapat kita lakukan adalah mengurangi faktor resiko (tidak merokok, makan menu kaya serat, aktivitas fisik dan menghindari penyakit metabolik seperti diabetes dan obesitas.
  • Preventif sekunder. Deteksi dini ! Prinsipnya : kanker pada stadium awal sulit dikenali tetapi mudah diterapi, pada stadium lanjut mudah dikenali tetapi sulit diterapi!
  • Preventif tersier. Pemeriksaan rutin setelah menjalani serangkaian terapi kanker untuk mendeteksi bila terjadi residif.

2. Terapi adjuvant

Pemberian terapi SETELAH operasi tumor ganas (pada kasus tumor ganas padat yang operabel) dengan tujuan meng-eliminasi sisa-sia sel tumor pada area lokal atau sel-sel ganas yg masih beredar di tubuh (mikrometastase). Terapi adjuvant dapat berupa:
  • Kemoterapi atau hormonterapi, sebagai terapi sistemik (oral atau intravena / infus)
  • Radiasi, sebagai terapi lokal pada area tumor.
Sebagian besar terapi adjuvant ini memiliki tendensi kuratif.

3. Terapi Neo-Adjuvant

Pemberian terapi SEBELUM operasi tumor ganas (pada tumor2 ganas padat yg operabel). Bertujuan mengurangi ukuran tumor (“Down-sizing”), sehingga operabilitas lebih baik (mengurangi komplikasi operasi, memperbaiki prognose). Tujuan lain adalah mereduksi mikrometastase, sehingga memperbaiki prognose secara keseluruhan. Sebagian besar neodajuvant terapi ini pun masih memiliki kemungkinan tendensi kuratif.

4. Terapi Kuratif

Terapi baik pada tumor padat maupun ‘tumor cair’ (keganasan hematologi/ 'kanker darah') dengan tujuan MENYEMBUHKAN. Terapi dgn tujuan kuratif ini amat sangat bergantung pada jenis dan STADIUM kanker saat diagnosis ditegakkan.

(ULANGI: tergantung JENIS dan STADIUM! Jika kanker terdiagnosa saat tendensi kuratif masih memungkinkan, tolong buat pilihan bijak yang didasari logika sehat - bukan pilihan berdasarkan “Kata abah/ emak/ ipar/ tetangga, ke alternatif / herbal ini itu ces pleng loh !”)

5. Terapi Paliatif

Terapi pada keganasan stadium akhir yang bertujuan :
  • Memperpanjang harapan hidup
  • Memperbaiki kualitas hidup
  • Kontrol terhadap gejala-gejala (nyeri, mual, kembung, ileus / gangguan pergerakan / sumbatan usus, dll)

LALU  DARIMANA KITA TAHU KALAU TERAPI YANG SUDAH DIJALANI MEMBERIKAN HASIL ATAU TIDAK ?

Ingat selalu bahwa KITA TIDAK MENGGUNAKAN ISTILAH "SEMBUH" dalam kasus keganasan. Istilah yg kita gunakan untuk evaluasi ‘tingkat keberhasilan’ terapi dan status tumor ganas pasien menurut Response Evaluation Criteria in Solid Tumors (RECIST Criteria) :
  • Remisi komplit (complete remission) : ‘Menghilang’nya seluruh manifestasi tumor, baik secara gambaran radiologis (CT-Scan, MRI), laboratoris (tumor marker, parameter hematologi), dan keadaan klinis pasien.
  • Remisi parsial (partial remission : berkurangnya ukuran tumor sebesar minimal 30% dibandingkan ukuran awal
  • Stabil (Stabile Disease) : tidak ada perubahan pada ukuran tumor.
  • Progresif (Progressive Disease) : bertambahnya ukuran / aktivitas tumor yg dapat dinilai secara radiologis (CT-Scan, MRI) maupun laboratoris (tumor marker, parameter hematologi), atau munculnya metastase baru.
  • Residif : terdeteksinya kembali aktivitas tumor secara radiologis (CT-Scan, MRI) atau laboratoris (tumormarker, parameter hematologi) atau klinis (munculnya kembali gejala - gejala yg berkaitan dgn aktivitas tumor) – SETELAH SEMPAT TERCAPAINYA REMISI KOMPLIT.

Maka itulah, selama dilakukan kemoterapi, secara rutin dilakukan evaluasi terhadap aktivitas tumor, baik melalui pemeriksaan radiologis, laboratoris, dan penilaian keadaan klinis. Begitupun setelah pasien menyelesaikan rangkaian terapi-nya, kontrol rutin tetap WAJIB dilakukan sehingga dapat segera terdeteksi bila terjadi PROGRES atau RESIDIF!

Kesimpulan

Kita tahu sekarang, berapa banyak tendensi terapi pada kasus keganasan ?

Sayangnya masyarakat kita HANYA tau : KANKER = harga mati = end of day !

Belum lagi media (dan sinetron) kita yg sami mawon salah kaprah-nya, memunculkan kisah - kisah dan gambaran dramatis mengenai kanker. Minimnya pengetahuan inilah yg juga mencetuskan reaksi dramatis dari keluarga dan lingkungan saat mendengar kata ‘kanker’. Situasi panik dan keputusasaan seperti inilah yang menjadi ladang subur bagi para herbalist/ alternativist untuk melaksanakan aksi.

Tendensi terapi ini amat sangat dipengaruhi stadium saat diagnosa, letak dan ukuran tumor, dan keadaan umum pasien. Khusus Stadium III - ini seringkali merupakan stadium ‘abu-abu’, pada kanker paru misalnya – Stadium IIIA seringkali merupakan wilayah abu - abu antara operabel dan inoperable.

SUMBER PUSTAKA

  1. Herold, Gerd. Herold Innere Medizin 2012. Köln, 2012.
  2. Possinger, Kurt., Regierer, Anne-Constanze. Facharzt Hämatologie-Onkologie, 2. Auflage. Elsevier GmBH, Urban&Fischer. München, 2012
  3. Kappert, Kai. Pharmakologie vom Tumoren, Antikörper und Tyrosinkinaseinhibitoren, Vorlessung Sommersemester 2010. Institut für Pharmakologie, Charite-Universitätklinikum, Berlin.
Comments

    Ikuti kami di Facebook

    Mohon diingat:

    Picture

    Penulis

    Kontributor artikel kesehatan dalam website ini adalah dokter RSKC. Jika anda ingin berbagi tulisan silahkan klik tautan berikut.

    Kontribusi Tulisan

    Arsip

    March 2015
    January 2015
    December 2014

    Kategori 

    All
    Hipertensi
    Kanker
    Obstructive Sleep Apnea
    Penyakit Jantung

    RSS Feed


    Picture

    Misi RSKC

    Memberikan layanan kesehatan berkualitas yang terjangkau & dapat diakses semua kalangan. Bantu kami mewujudkannya.
    Info lebih lanjut

    Picture

    INGAT

    Sakit tidak selalu harus disertai keluhan. Pastikan anda tetap sehat dimasa depan melalui pemeriksaan kesehatan rutin. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada tautan ini.
    Info MCU
Alamat :
Jl.. Raya Cimareme No.235 Kec. Ngamprah Kab. Bandung Barat
Email : karismahospital@gmail.com
Telp : (022) 6866221, 082281813333.
​Fax : (022) 6867821
Sarana Informasi RS Karisma Cimareme
TEKS BERJALAN Selamat Datang di Website Resmi Rumah Sakit Karisma Cimareme | Informasi Jadwal Dokter, Pendaftaran via Online maupun Offline bisa menghubungi : 0812-1382-7227| Kritik dan Saran untuk Pelayanan dan Fasilitas kami, bisa Anda sampaikan melalui Whats App : 0812-7362-0921 | Melayani dengan Hati, Mengobati dengan Ilmu
  • Tentang RSKC
    • Latar Belakang
    • Arti Nama & Logo
    • Visi, Misi & Moto
    • Nilai Karisma
    • Peta Menuju RSKC
  • Fasilitas
    • IGD 24 Jam
    • Instalasi Farmasi
    • Instalasi Gizi
    • Laboratorium
    • Ruang Rawat
    • Ruang Operasi
    • Radiologi
    • Diagnostik Non Invasif >
      • Elektrokardiografi
      • Holter (EKG 24 Jam)
      • Treadmill Stress Test
      • Spirometri
      • Ambulatory Blood Pressure Monitoring
    • Galeri
  • Pelayanan
    • Klinik Umum
    • Poliklinik Spesialis
    • Klinik Gigi RSKC >
      • Galeri Crown & Bridge
      • Galeri Filling
      • Galeri Crown
      • Galeri Dental Braces (Behel)
      • Gigi Tiruan Cekat 4 Gigi
    • Medical Check Up >
      • Paket Employment
      • Paket Pemeriksaan Umum
      • Paket Pemeriksaan Khusus
    • Spesialistik Mata >
      • Operasi Katarak
      • RETINOPATI DIABETIK
      • LASER Nd-YAG KAPSULOTOMI PADA KATARAK SEKUNDER
    • Profil Dokter >
      • dr. H. Yedi Suyadi SpPD MM
      • Prof. DR. H. Dedi Rachmadi SpA(K), M.Kes
      • dr. H. Zulkifli Said SpOG
      • dr. Agung Dinasti Permana SpT.H.T.K.L, M.Kes
      • dr. Erta Priadi Wirawijaya SpJP FIHA
      • dr. Andi Dwi
      • dr. Aditya Rahmat Pratama
      • dr. Sarah Istiqamah Suriamardiyah
      • Formulir Profil Dokter
  • Kolaborasi
    • Perusahaan
    • RSKC Fundraising
    • Pengumpulan Dana
  • Informasi
    • Artikel Kesehatan
    • Health Comics
    • Video Sehat
    • Karir
  • GALERI
    • BAKTI SOSIAL >
      • OPERASI KATARAK
      • BAKSOS BANJIR
      • LATIHAN GEMPA BUMI DAN KEBAKARAN
    • FOTO DOKTER >
      • DOKTER SPESIALIS
      • DOKTER GIGI
      • DOKTER UMUM
    • AKREDITASI RSKC
  • SISMADAK RSKC
  • Hubungi Kami