Laju jantung adalah seberapa cepat jantung anda berdetak dalam semenit. Pada keadaan normal jantung berdetak sekitar 60-100 kali permenit. Jantung anda terus menerus bekerja dan berdetak sekitar 100.000 kali per hari, sekitar 37 juta kali per tahun dan sekitar 3 miliar kali sepanjang hidup manusia. Jantung umumnya berdetak teratur, namun pada beberapa keadaan detak jantung dapat mengalami gangguan. Saat itu terjadi anda mungkin merasakan jantung anda berdetak kencang tanpa alasan yang jelas atau seakan berhenti berdetak. Saat hal tersebut terjadi, anda mungkin bertanya-tanya, apakah ini sesuatu yang normal? Artikel ini berusaha mengupas permasalahan yang mungkin timbul seputar laju jantung. Semoga bermanfaat. Detak Jantung Ireguler tidak berarti anda mengalami Serangan JantungDari waktu ke waktu jantung yang biasanya berdetak teratur bisa mengalami gangguan. Jika irama jantung seseorang dimonitor secara terus-menerus, hampir setiap orang akan mengalami sedikit gangguan irama, entah itu berupa detak jantung yang tidak teratur, hilang, atau ada tambahan. Keluhan tersebut dapat terasa namun tanpa disertai nyeri dada atau sesak nafas sangat jarang diakibatkan oleh serangan jantung. Jika hal tersebut terjadi cukup sering dapat menandakan keberadaan irama jantung yang abnormal atau aritmia. Kebanyakan irama jantung sebenarnya tidak berbahaya. Tapi bukan berarti anda bisa menghiraukan aritmia. Beberapa jenis arimia dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke, gagal jantung atau kematian mendadak. Jadi sangat perlu untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada irama jantung yang tidak teratur bahkan ketika tidak ada gejala yang menganggu. Gangguan irama dapat memiliki pengaruh terhadap ruangan di bagian atas jantung atau atrium dan juga bagian bawah jantung atau ventrikel. Gangguan irama jantung yang paling sering terjadi adalah fibrilasi atrial. Pada keadaan ini atrium tidak berdetak normal dan praktis hanya bergetar. Akibatnya darah cenderung mengalami penggumpalan di atrium dan menimbulkan stroke. Fibrilasi atrium dapat mengakibatkan jantung berdetak tidak teratur dengan kecepatan yang bervariasi, bisa normal, lebih cepat atau bahkan lebih lambat. Pemeriksaan fisik oleh dokter ditunjang oleh pemeriksaan EKG dapat menegakkan diagnosis fibrilasi jantung. Pada kelainan irama yang sifatnya muncul sewaktu-waktu, pemeriksaan EKG bisa jadi ditemukan normal, jika kecurigaan ke arah aritmia tetap tinggi dokter dapat memesan pemeriksaan EKG 24 jam atau Holter. Laju Jantung yang cepat tidak selalu diakibatkan oleh stressStress dapat meningkatkan detak jantung anda saat istirahat, kadang melebih 100 kali per menit. Hal ini disebut takikardia. Detak jantung juga akan meningkat jika anda merokok, mengkonsumsi minuman berkafein, kekurangan cairan, demam, memiliki anemia atau penyakit tiroid. Tanpa penyebab yang jelas mereka yang memiliki detak jantung yang cepat saat istirahat sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Detak jantung yang cenderung tinggi (>85x/menit) pada orang yang sedang istirahat menandakan kemungkinan adanya masalah lain. Detak jantung yang sangat cepat >150x/menit dapat mengakibatkan terganggunya kerja jantung dan menimbulkan keluhan seperti mudah lelah, nyeri dada, pusing, atau pingsan. Takikardia yang berlangsung terus-menerus dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan terganggunya fungsi fungsi jantung. Untuk mengatasinya dokter dapat memberikan obat untuk memperlambat detak jantung atau melalui pemasangan alat yang dapat memberikan kejutan listrik ke jantung. Beberapa orang dengan gangguan irama yang membandel dapat menjalani ablasi dengan tujuan menghancurkan daerah di jantung yang menjadi penyebab timbulnya aritmia. Laju Jantung yang sehat tidak selalu 60-100 kali/menitDetak jantung yang normal untuk dewasa memang antara 60-100 kali/menit. Namun ternyata semakin tinggi detak jantung anda saat istirahat risiko memiliki penyakit berbahaya seperti stroke, penyakit jantung atau kematian mendadak juga turut meningkat. Peneliti dari Norwegia baru-baru ini menemukan bahwa untuk setiap peningkatan 10-detak laju jantung saat istirahat, risiko mengalami kematiian akibat serangan jantung meningkat hingga 18% pada wanita dan 10% pada pria. Penelitian dari Jepang juga menemukan bahwa detak jantung saat istirahat yang lebih tinggi dari 80 kali permenit dihubungkan dengan risiko yang semakin besar untuk mengalami obesitas, diabetes atau penyakit jantung beberapa dekade kemudan. Obesitas dan Diabetes merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung. Jadi sebenarnya seberapa tinggi detak jantung sehingga dianggap berisiko? Tidak ada konsensus mengenai hal ini. Namun dari beberapa penelitian yang telah dipublikasikan dapat diambil kesimpulan bahwa detak jantung saat istirahat yang konsisten tinggi berada diatas 90 kali/menit dapat dianggap abnormal dan berisiko tinggi terhadap kesehatan.
Laju Jantung yang rendah tidak selalu burukOrang seringkali berpikir jika detak jantungnya terlalu rendah, maka risiko mengalami henti jantung akan meningkat. Ini sebenarnya adalah anggapan yang salah. Jantung disusun oleh jaringan otot yang disebut miokard. Sama halnya dengan otot lainnya ditubuh manusia, otot jantung akan semakin kuat dengan olahraga. Semakin kuat otot jantung bekerja semakin efisien kerjanya sehingga jantung dapat memenuhi kebutuhan darah tubuh dengan detak jantung yang lebih lambat. Wajar jika atlit yang rutin berolah raga memiliki irama jantung yang lambat 40-60x/menit. Jadi irama jantung yang lambat (<60 kali/menit) atau bradikardi bisa jadi berarti jantung lebih sehat. Secara umum laju jantung yang rendah dan tidak bergejala tidak perlu dikhawatirkan. Apalagi jika hal ini terjadi pada anak muda yang rutin berolah raga. Akan lain ceritanya jika hal ini terjadi pada orang lanjut usia. Detak jantung yang rendah walaupun tanpa gejala dapat menandakan keberadaan penyakit jantung. Beberapa pengobatan penurun tekanan darah juga dapat mengakibatkan laju jantung yang rendah. Gejala bradikardia yang sering timbul antara lain lemah, pusing, dan pingsan. Detak Jantung yang Normal tidak berarti Tekanan Darah anda NormalTekanan darah dipengaruhi oleh banyak faktor. Tidak ada hubungan sederhana yang dapat mengambarkan hubungan antara laju jantung (frekwensi detak jantung/menit) dengan tekananan darah (diukur dalam mmHg). Seseorang dapat memiliki laju jantung pada istirahat yang normal tapi memiliki tekanan darah tinggi. Seseorang yang memiliki laju jantung yang abnormal dapat pula memiliki tekanan darah yang normal.
Intinya laju jantung tidak sama dengan tekanan darah. Satu-satunya cara untuk mengetahui tekanan darah anda adalah dengan mengukurnya dengan spigmomanometer atau tensimeter. Informasi lebih lanjut tentang bahaya tekanan darah tinggi dapat dilihat disini. Penulis: dr. Erta Priadi W. SpJP Hipertensi atau tekanan darah tinggi berarti bahwa tekanan darah anda terus-menerus lebih tinggi dari tingkat yang direkomendasikan. Sekitar 1 dari 3 orang dewasa memiliki tekanan darah tinggi namun hanya sekitar 1/3 yang kemudian terdiagnosis memiliki hipertensi. Hal ini dapat terjadi karena hipertensi umumya tidak bergejala sehingga sangat sedikit orang yang datang berobat karenanya. Tanpa pengobatan, tekanan darah tinggi yang tidak terkendali akan menimbulkan beragam komplikasi seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, dll. Karena hal itulah hipertensi seringkali dijuluki "silent killer". Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah anda memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan pengukuran tekanan darah. Semua orang dewasa sebaiknya diperiksa tekanan darahnya setiap 5 tahun. Jenis Tekanan Darah TinggiTerdapat dua jenis tekanan darah tinggi yaitu:
Apa saja faktor risiko terjadinya Hipertensi?Tekanan darah tinggi memiliki banyak faktor risiko, diantaranya antara lain:
Bagaimana Hipertensi Didiagnosis?Tekanan darah diukur dengan alat yang disebut sphygmomanometer. Pertama, manset ditempatkan di lengan anda dan dipompa hingga sirkulasi pembuluh arteri terputus. Manset kemudian perlahan dikempiskan, dan dokter / perawat mengukur tekanan darah menggunakan stetoskop yang ditempatkan di atas lengan anda untuk mendengarkan suara berdenyutnya darah melalui arteri. Suara pertama yang terdengar mengacu pada tekanan darah sistolik; ketika suara tersebut memudar itulah tekanan diastolik, Pembacaan tekanan darah dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti:
Bagaimana memahami hasil pemeriksaan tekanan darah ?Tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg) dan dicatat dalam 2 nilai:
Bagaimana menyikapi temuan tekanan darah yang tinggi?Pilihan anda untuk mendapatkan pengobatan / tidak akan tergantung pada nilai tekanan darah dan resiko terkena penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung, stroke atau gagal ginjal.
Perubahan Gaya Hidup Berikut adalah beberapa perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan darah tinggi. Beberapa di antaranya dapat menurunkan tekanan darah Anda dalam hitungan minggu:
Komplikasi HipertensiTekanan tinggi akan memberikan tekanan berlebih terhadap dinding arteri sehingga perlahan pembuluh darah serta organ-organ dalam akan mengalami kerusakan. Semakin tinggi tekanan darah dan semakin lama tekanan darah dibiarkan tidak terkendali, semakin besar kerusakan yang terjadi. Tekanan darah yang tidak terkontrol tinggi dapat menyebabkan :
Pengobatan HipertensiPengobatan hipertensi bertujuan bukan untuk mengatasi keluhan namun untuk mencegah komplikasi jangka panjang yang berbahaya, Hal ini harus difahami oleh pasien karena tanpa pemahaman, pasien yang umumnya tidak memiliki gejala cenderung kehilangan motivasi untuk berobat. Terdapat banyak obat penurun tekanan darah yang dapat digunakan. Mereka yang memiliki tekanan darah yang tinggi >160/100 mmHg biasanya membutuhkan beberapa kombinasi obat untuk mengobati tekanan darah tinggi. Obat pertama yang ditawarkan biasanya tergantung pada usia anda.
Obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dapat menghasilkan efek samping tetapi umumnya tidak berbahaya, perubahan pilihan obat bisanya dapat mengatasi hal tersebut. Beritahu dokter anda jika anda memiliki salah satu dari efek samping berikut :
ACE inhibitor Angiotensin-converting-enzyme inhibitor mengurangi tekanan darah dengan mengurangi kekuan/relaksasi pembuluh darah. Efek samping yang paling umum adalah batuk kering persisten. Jika efek samping menjadi sangat mengganggu, obat yang bekerja dengan cara yang mirip dengan ACE inhibitor, yang dikenal sebagai angiotensin-2 antagonis reseptor (ARB) dapat digunakan. Calcium channel blockers Calcium channel blockers menghalangi kalsium memasuki sel-sel otot jantung dan pembuluh darah. Hal ini akan mengakibatkan melebarnya arteri (pembuluh darah besar) dan mengurangi tekanan darah. Diuretik Kadang-kadang dikenal sebagai pil kencing karena mengakibatkan anda sering kencing. Diuretik bekerja dengan membuang kelebihan air dan garam tubuh melalui air kencing. Diuretik kadang digunakan sebagai alternatif untuk calcium channel blockers. Beta-blocker Beta-blocker bekerja dengan membuat jantung anda berdetak lebih lambat dan dengan kekuatan kurang, sehingga dapat mengurangi tekanan darah. Beta-blocker biasanya digunakan bila pengobatan lain tidak bekerja. Hal ini karena beta-blocker dianggap kurang efektif dibandingkan obat lain yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi. Obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah diatas dapat menyebabkan efek samping yang mengganggu jika digunakan bersamaan dengan beberapa obat lain, termasuk beberapa jenis obat bebas. Jika anda ingin mengkonsumsi obat lain sebaiknya anda mengkonsultasikan dulu dengan dokter atau apoteker. Apa target pengobatan Hipertensi? Pengobatan hipertensi tidak bertujuan mengobati gejala yang kemudian muncul, tujuannya adalah menurunkan tekanan darah sehingga komplikasi berbahaya dapat dicegah. Pemahaman inilah yang perlu dimengerti benar oleh mereka yang memiliki hipertensi. Saat ini ada persepsi yang berkembang bahwa gejala hipertensi adalah nyeri kepala, pusing, atau nyeri tengkok sehingga masyarakat hanya datang berobat bila keluhan tersebut dirasakan. Ini adalah persepsi yang salah dan harus diluruskan.
Tergantung profil risiko kardiovaskular yang anda miliki dokter akan menetapkan target tekanan darah yang dinilai aman untuk anda. Untuk mencapai target tersebut dokter mungkin perlu menggunakan beberapa obat anti-hipertensi. Tercapainya target tekanan darah menjadi sesuatu yang harus terus dimonitor dalam pengobatan hipertensi. Kini anda dapat membeli alat pengukur tekanan darah digital untuk hal tersebut. Pengukuran darah dapat diukur secara berkala setiap harinya untuk kemudian dilaporkan ke dokter anda saat kontrol. Untuk pengukuran yang lebih tepat, dokter dapat menyarankan pemeriksaan Ambulatory Blood Pressure Monitoring untuk mengetahui tekanan darah rerata anda. Mengenai sitostatik alias kemoterapi klasik yang populer dimana - mana - dari poster, media, sampai sinetron – gambaran mengenai kemoterapi ini kebanyakan tidak jauh – jauh dari kesan : muntah tanpa akhir, badan yang berisi tulang + kulit, wajah super pucat, dll. Apa benar PASTI SELALU begitu? Okelah, sebelum si sitostatik ini semakin getol dijadikan kambing hitam para herbalis dan alternativist - dan sebelum pihak - pihak yang (sebetulnya) memerlukan kemoterapi ini ‘kentar – kentir’ terlebih dahulu mendengar kata "KEMOTERAPI", mari kita sedikit berkenalan dengan si sitostatik ini. SITOSTATIK, atau bahasa awamnya ‘obat kemo’ – pada prinsipnya adalah jenis farmakoterapi yg menghambat pertumbuhan sel - sel yang membelah cepat - di antaranya adalah sel kanker. Yang sering jadi masalah adalah, tubuh kita juga memiliki sel sel normal yg membelah cepat, diantaranya sel - sel yang melapisi permukaan saluran cerna dari mulut hingga usus dan sistem hematopoese yang memproduksi sel - sel darah – dan sel - sel normal ini mau tidak mau akan dipengaruhi juga oleh sitostatik yang diberikan secara sistemik (oral maupun infus). Kalau dipikir lebih jauh – jangankan obat kemo - obak sakit kepala pun memiliki efek samping, bukan? Efek Samping Kemoterapi Bukan Masalah yang Tidak Dapat DiatasiBaiklaah, kita bahas gambaran efek samping kemoterapi yg sering muncul. 1. Mual MuntahSalah satu efek samping kemoterapi yg paling terkenal adalah mual-muntah, tapi TIDAK HARUS SELALU terjadi!. Mual muntah ini disebabkan oleh :
Jenis mual-muntah yg berhubungan dgn kemoterapi (chemotherapie-associated-nausea) pun terbagi lagi :
Berita baiknya, urusan mual – muntah ini dapat dikontrol atau bahkan DICEGAH ! Pemberian anti mual profilakse (pencegahan) sebelum infus kemoterapi dimulai, dilanjutkan hingga beberapa hari setelahnya. Khususnya pada sitostatika jenis HIGH- dan MODERATE-Emetogenic, pemberian antimual dapat diberikan lebih awal dan dilanjutkan hingga beberapa hari setelah kemoterapi. Penanganan mual – muntah selain tergantung potensi emetogenik sitostatika, juga tergantung keadaan klinis dan situasi psikologis pasien. Solusi terbaik : KOMUNIKASIKAN DENGAN DOKTER YG MERAWAT ! BUKAN TELPON SODARA / TETANGGA / HERBALIS / ALTERNATIVIST YG ANTI KEMOTERAPI DAN MENJANJIKAN PENGOBATAN ALTERNATIF YG NYAMAN, SANTAI KAYAK DI PANTAI, GAK PAKE MUAL / MUNTAH ! Pucat, Lemas, Tidak Nafsu MakanTulisan ini adalah sumbangan tulisan sejawat kami dr. Fabiola Stella yang saat ini sedang menempuh pendidikan Spesialisasi Hemato-Onkologi (Spesialis Penyakit Darah & Keganasan) di Jerman. Benarkah Kanker = Vonis Mati?Mendengar berbagai pertanyaan mengenai penanganan kanker dari kenalan, keluarga, apalagi setelah megintip pola pertanyaan – pertanyaan pasien kanker dan keluarganya di Fanpage Yayasan Kanker Indonesia – sungguh amat mengejutkan, karena dari sederet pertanyaan yang muncul terlihat jelas begitu minimalis-nya informasi dasar onkologi yg didapat masyarakat Indonesia, termasuk pasien kanker sendiri dan keluarganya. Sementara penderita penyakit keganasan ini tersebar dari gunung sampe ke pulau, dari Simeulue sampe Manokwari, dari Menteng hingga Petak Sembilan dan Kramat Tunggak. Fatalnya lagi, keminimalisan informasi itu bisa dibilang merupakan mega-HOKI alias untung besar buat para herbalist atau alternativist atau pedagang berbagai macam jasa dan produk antah berantah – yang kalau kata anak gaul - dengan ‘pede-tingkat-dewa’ berseru – seru dimana – mana : “MAMPU MENYEMBUHKAN KANKER”! Ini adalah suatu hal yang menyedihkan karena sebenarnya pengobatan modern saat ini telah dapat memberikan harapan hidup yang lebih baik untuk penderita kanker. Apa Saja Terapi pada Kanker Itu?1. PembedahanIni jelas, pembedahan dalam arti kata = operasi. Terdapat 2 istilah yang umum digunakan:
l-nya suatu tumor ganas tergantung jenis, letak, dan stadium tumor, juga usia dan keadaan umum sang pasien.Tindakan Pembedahan ini dapat merupakan bagian dari terapi yang bersifat kuratif (menyembuhkan) atau paliatif yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pada pasien stadium lanjut dan mengatasi gejala akibat tumor. Misalnya pembedahan pasien dengan keganasan saluran cerna yang mengalami sumbatan usus sehingga pasien tidak dapat buang air, nyeri perut, dll. 2. FARMAKOTERAPI (TERAPI OBAT)Pengobatan kanker umumnya dengan menggunakan obat-obat sitostatik atau kemoterapi yang dibagi lagi menjadi :
Kemoterapi klasik menggunakan obat-obat kemoterapi atau obat-obatan sitostatik. Kemoterapi ini dapat diberikan secara :
*) Untuk kemoterapi klasik ini kite bahas khusus di jilid-II, soale kemoterapi klasik ini amat sangat sering dianggap “monster-berwujud-obat” oleh para pasien kanker dan kluarganya, ditambah pula dijadikan kambing hitam para herbalis / alternativist untuk menanamkan image di masyarakat bahwa kemoterapi hanya akan memperparah keadaan ! Terapi Hormon Terapi dengan hormon atau antagonis (lawan) dari hormon, misalnya pada tumor ganas yg dipengaruhi hormon (kanker payudara jenis positive-hormon-reseptor atau kanker prostat) Targeted Therapy Contoh targeted therapy ini misalnya Immunotherapy. Obat-obatan yang digunakan memiliki kekhasan berakhiran -mab (Rituximab, Trastuzumab, Cetuximab). Terapi ini menyerang target spesifik. Diberikan secara intravena / infus. Cara kerja obat ini seperti ini: ada jenis antigen atau reseptor atau 'protein' tertentu yg diekspresikan secara berlebihan di permukaan sel ganas yang tidak dimiliki atau hanya sedikit terdapat pada sel-sel sehat sehat. Targeted therapy ini ‘menyerang’ antigen / reseptor-reseptor berlebihan pada sel kanker ini. Serupa dengan cara kerja sel kekebalantubuh kita yang ‘menyerang’ bakteri saat terjadi infeksi, tetapi tidak menyerang sel-sel normal. WARNING : tidak semua jenis tumor ganas dapat diterapi dengan targeted therapy ini, diperlukan pemeriksaan onkologi-molekular sebelumnya untuk menentukan keberadaan antigen / reseptor spesifik tersebut pada sel-sel ganas. RadioterapiRadioterapi menggunakan radiasi dalam mengobati kanker. Radiasi merupakan terapi yg diberikan lokal di area tumor ganas atau daerah penyebaran (metastase) dari tumor ganas. Kapan diberikan? Tergantung situasi dan kondisi : jenis, stadium tumor dan tendensi terapi, adanya kegawatan akibat tumor atau tidak. Contoh kegawatan akibat tumor: tumor menekan pembuluh darah besar dalam rongga dada sehingga menimbulkan gejala-gejala akut, metastase di otak yang menyebabkan gangguan neurologi seperti kejang, gangguan motorik, metastase tulang yg menyebabkan nyeri hebat, dll. Stemcell TransplantationTransplantasi sel punca / sel induk/ stemcell, khususnya pada keganasan hematologi (leukemia, limfoma, dsb), dan tumor sel germinal. Terapi Mana yang Cocok untuk Saya/Keluarga?Tergantung situasi dan kondisi : jenis kanker, stadium, posisi dan ukuran tumor, keadaan umum pasien, penyakit2 penyerta lainnya, dll. Bisa hanya salah satu, salah dua (multimodal-therapy), atau tiga-tiganya (trimodal-therapy). Kuncinya adalah: Komunikasikan dengan dokter yang merawat, bertanyalah sebanyak-banyaknya mengapa begini? Mengapa Begitu? Tujuan TerapiTujuan terapi pada kasus keganasan antara lain : 1. Terapi Preventif Terbagi menjadi :
2. Terapi adjuvant Pemberian terapi SETELAH operasi tumor ganas (pada kasus tumor ganas padat yang operabel) dengan tujuan meng-eliminasi sisa-sia sel tumor pada area lokal atau sel-sel ganas yg masih beredar di tubuh (mikrometastase). Terapi adjuvant dapat berupa:
3. Terapi Neo-Adjuvant Pemberian terapi SEBELUM operasi tumor ganas (pada tumor2 ganas padat yg operabel). Bertujuan mengurangi ukuran tumor (“Down-sizing”), sehingga operabilitas lebih baik (mengurangi komplikasi operasi, memperbaiki prognose). Tujuan lain adalah mereduksi mikrometastase, sehingga memperbaiki prognose secara keseluruhan. Sebagian besar neodajuvant terapi ini pun masih memiliki kemungkinan tendensi kuratif. 4. Terapi Kuratif Terapi baik pada tumor padat maupun ‘tumor cair’ (keganasan hematologi/ 'kanker darah') dengan tujuan MENYEMBUHKAN. Terapi dgn tujuan kuratif ini amat sangat bergantung pada jenis dan STADIUM kanker saat diagnosis ditegakkan. (ULANGI: tergantung JENIS dan STADIUM! Jika kanker terdiagnosa saat tendensi kuratif masih memungkinkan, tolong buat pilihan bijak yang didasari logika sehat - bukan pilihan berdasarkan “Kata abah/ emak/ ipar/ tetangga, ke alternatif / herbal ini itu ces pleng loh !”) 5. Terapi Paliatif Terapi pada keganasan stadium akhir yang bertujuan :
LALU DARIMANA KITA TAHU KALAU TERAPI YANG SUDAH DIJALANI MEMBERIKAN HASIL ATAU TIDAK ? Ingat selalu bahwa KITA TIDAK MENGGUNAKAN ISTILAH "SEMBUH" dalam kasus keganasan. Istilah yg kita gunakan untuk evaluasi ‘tingkat keberhasilan’ terapi dan status tumor ganas pasien menurut Response Evaluation Criteria in Solid Tumors (RECIST Criteria) :
Maka itulah, selama dilakukan kemoterapi, secara rutin dilakukan evaluasi terhadap aktivitas tumor, baik melalui pemeriksaan radiologis, laboratoris, dan penilaian keadaan klinis. Begitupun setelah pasien menyelesaikan rangkaian terapi-nya, kontrol rutin tetap WAJIB dilakukan sehingga dapat segera terdeteksi bila terjadi PROGRES atau RESIDIF! KesimpulanKita tahu sekarang, berapa banyak tendensi terapi pada kasus keganasan ? Sayangnya masyarakat kita HANYA tau : KANKER = harga mati = end of day ! Belum lagi media (dan sinetron) kita yg sami mawon salah kaprah-nya, memunculkan kisah - kisah dan gambaran dramatis mengenai kanker. Minimnya pengetahuan inilah yg juga mencetuskan reaksi dramatis dari keluarga dan lingkungan saat mendengar kata ‘kanker’. Situasi panik dan keputusasaan seperti inilah yang menjadi ladang subur bagi para herbalist/ alternativist untuk melaksanakan aksi. Tendensi terapi ini amat sangat dipengaruhi stadium saat diagnosa, letak dan ukuran tumor, dan keadaan umum pasien. Khusus Stadium III - ini seringkali merupakan stadium ‘abu-abu’, pada kanker paru misalnya – Stadium IIIA seringkali merupakan wilayah abu - abu antara operabel dan inoperable. SUMBER PUSTAKA
Angka kejadian gagal jantung di Amerika Serikat mencapai 4,8 juta orang dengan 500 ribu kasus baru per tahunnya. Gagal jantung adalah permasalahan kesehatan di diberbagai penjuru dunia termasuk Indonesia yang tatalaksananya menghabiskan biaya yang sangat besar namun juga angka kematian yang relatif tinggi. Terdapat banyak hal yang dapat menyebabkan atau memperburuk gagal jantung, diantaranya adalah kelainan tidur yang umum ditemukan dan seringkali dianggap remeh, yaitu yaitu obstructive sleep apnea (OSA) dan central sleep apnea (CSA). Saya hanya akan membahas Obstruktif Sleep Apnea karena kelainan ini sebenarnya banyak terjadi namun tidak terdiagnosa dan tidak mendapatkan terapi. Bagaimana mendiagnosis OSA?Ciri utama Obstructive Sleep Apnea adalah mengorok keras disertai obstruksi atau tersumbatnya jalan nafas bagian atas, sifatnya bisa parsial atau komplit yang menyebabkan terhentinya aliran nafas. Hal ini menyebabkan hipoksia atau kurangnya oksigen dan memicu timbulnya upaya nafas yang berlebih agar jalan nafas kembali terbuka, hal ini tentunya mengganggu tidur. Proses ini dapat terjadi secara berulang hingga ratusan kali dalam semalam dan dikenal dengan Apnea Hypopnea Index (AHI) yang nilainya menentukan beratnya derajat OSA dan dapat diketahui melalui pemeriksaan pola tidur atau Polisomnografi. Konsensus saat ini adalah OSA dapat didiagnosa bila AHI ditemukan lebih besar dari 5 dan dianggap berat bila lebih dari 30. Terganggunya kualitas tidur akan menimbulkan keluhan lelah dan rasa ngantuk yang mengganggu disiang hari dan menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan dibidang kardiovaskular berupa tekanan darah tinggi, gangguan irama, terpicunya serangan jantung atau kematian mendadak, stroke, dan dalam jangka panjang gagal jantung. Apa hubungan OSA dengan Penyakit Jantung?Sleep Heart Heart Study yang melibatkan 6424 individu menemukan bahwa OSA dengan AHI > 11 secara mandiri dihubungkan dengan resiko relatif sebesar 2,38 kali mengalami gagal jantung (Shahar, 2001). Pada studi lainnya yang melibatkan 3543 orang yang di follow up sekitar 5 tahun setelah terdiagnosa OSA melalui polisomnography, pasien usia muda (<65 tahun) dengan OSA (AHI>5) lebih mungkin mengalami Fibrilasi Atrium. Studi jangka panjang lainnya yang melibatkan 1651 orang yang di follow up selama 10 tahun, mereka dengan OSA berat (AHI>30) yang tidak mendapatkan terapi memiliki risiko tiga kali lebih besar menjalani revaskularisasi koroner karena serangan jantung dan juga stroke dibandingkan orang sehat (Marin, 2005), hal ini serupa dengan temuan Punjabi. Pada studi yang melibatkan 112 individu yang menjalani polisomnografi ditemukan bahwa mereka dengan OSA lebih berisiko meninggal mendadak pada saat tidur, hal ini sangat berhubungan dengan beratnya derajat OSA (Gami, 2005). Hubungan antara OSA dengan penyakit kardiovaskular dapat dijelaskan dengan melalui mekanisme mekanis yang cukup mudah dimengerti. Upaya pernafasan yang timbul akibat tertutupnya jalan nafas akan menghasilkan tekanan negatif intrathorak yang tinggi, hal ini memiliki efek terhadap struktur dan fungsi jantung. Tekanan inspirasi yang normal sekitar -8 cmH2O, individu dengan OSA dapat memiliki tekanan intrathorak hingga -30 cmH2O atau lebih rendah. Hal ini tercapai melalui upaya nafas / kerja otot pernafasan yang lebih berat. Tekanan negatif intra thorak yang tinggi meningkatkan aliran darah balik ke jantung kanan, pengakibatkan tingginya tekanan transmural ventrikel kiri, yang pada akhirnya dapat menurunkan kompliance dan pengisian ventrikel kiri sehingga terjadi penurunan volume darah yang dapat dipompakan jantung. Hal ini jika digabungkan dengan meningkatnya aktivitas simpatis perifer yang timbul akibat rangsang bangun yang timbul dapat secara buruk mempengaruhi fungsi sistolik ventrikel kiri. Disfungsi diastolik akut yang terjadi dapat mengakibatkan regangan akut atrium atau vena pulmonalis. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya kadar peptida natriuretik atrium (enzim yang dikeluarkan jantung saat jantung teregang - seperti pada pasien gagal jantung) dan gejala umum nokturia (kencing dimalam hari) pada individu dengan OSA. Perubahan tekanan jantung yang sangat dinamis serta naik turunnya tonus simpatik dan parasimpatik yang timbul pada OSA, dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya atrial fibrilasi saat tidur. Sebuah gangguan irama yang dapat memicu terbentuknya gumpalan darah dan mengakibatkan stroke. Jika dibiarkan, aktivitas simpatik yang meningkat secara kronis dapat tetap terjadi bahkan saat pasien terbangun disiang hari, hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya detak jantung saat istirahat, menurunnya variabilitas detak jantung, meningkatnya tekanan darah, dan dalam jangka panjang tentunya berdampak buruk untuk jantung. Apa gejala OSA dan akibatnya untuk anda?Secara klinis mekanisme yang mendasari OSA dapat mengakibatkan tekanan darah tidak turun dimalam hari, hipertensi yang resisten terhadap obat, detak jantung cepat yang dengan mudah timbul karena aktivitas simpatik, atau rendahnya detak jantung (bradikardia) akibat aktivitas vagal jantung. Desaturasi oksigen yang berat saat obstruksi jalan nafas dapat mengakibatkan munculnya gangguan irama jantung seperti ventricular extrasystole, sinus aritmia, blok atrioventrikular, fibrilasi atirum yang seiring waktu dapat terus bertambah berat dan menetap. Gejala OSA yang paling umum dikeluhkan pasien adalah lelah saat terbangun dari tidur dan rasa kantuk berlebihan / hipersomnolen disiang hari berupa keluhan jatuh tertidur saat aktivitas sehari-hari seperti membaca, berbicara, makan, dan bahkan saat mengendarai kendaraan. Gejala yang cukup penting pada OSA adalah terhentinya nafas saat tidur, dan hal ini dapat disaksikan oleh pasangan atau orang dekat pasien dimana pesien dengan OSA umumnya akan mengorok, diikuti nafas yang berhenti sesaat. Pada saat inilah otak akan bereaksi atas obstruksi yang timbul dan memberikan rangsang bangun sehingga derajat tidur akan menurun, posisi tidur berubah, dan obstruksi dapat dihilangkan. Bagi orang yang melihatnya penderita dengan OSA akan tampak gelisah saat tidur, kadang seperti tersedak (choking) atau bahkan menyikut pasangan tidurnya. Pada pertemuan tahunan American College of Chest Physicians 2012, disebutkan bahwa dari 124 orang terdiagnosa OSA di laboratorium tidur, sebanyak 84% pernah menyikut pasangan tidurnya. Menurunnya kadar oksigen darah yang timbul akibat proses obstruksi ini memicu periode bernafas cepat sebagai kompensasi, sehingga nafas pasien tampak terengah-engah saat tidur. Penurunan kadar oksigen dan pola nafas yang berubah-ubah kadang lambat (decresendo) dan cepat (cresendo) ini dapat memicu timbulnya nyeri kepala dimalam hari atau pagi harinya, mulut atau tenggorokan yang kering dipagi hari, gastroephageal acid reflux, dan sering kencing di malam hari. Gangguan kognitif / pola pikir, ingatan, perubahan psikologis & perilaku dapat pula terjadi pada OSA yang berat. Siapa yang rentan mengalami OSA?Prevalensi OSA di negara maju tidak diketahui secara pasti karena kebanyakan orang dengan OSA tidak menjalani pemeriksaan Polisomnografi dan tetap tidak terdiagnosa. Di Indonesia OSA bisa jadi merupakan suatu permasalahan kesehatan yang dilupakan karena pemeriksaan polisomnografi tidak umum tersedia di RS Indonesia. Obstructive Sleep Apnea diketahui sangat berhubungan erat dengan obesitas, dan terdapat hubungan langsung antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dan beratnya OSA (index AHI). Cara mengukur IMT adalah Berat(kg)/ Tinggi(m)2 dan nilai normalnya adalah 18.5-24.9 kg/m2. Studi populasi menemukan bahwa OSA ditemukan pada 1 dari 5 orang atau 20% orang dewasa dengan IMT antara 25 s/d 28 kg/m2, 40% pada mereka yang memiliki IMT 30, dan sangat umum ditemukan pada mereka yang memiliki BMI 40 (Partaluppi, 1997). Karena ada hubungan yang erat antara OSA dengan berat badan yang berlebih, bermacam kelainan metabolik, diantaranya obesitas abdominal, diabetes, dan dislipidemia juga lebih sering ditemukan pada mereka yang memiliki OSA. Walau demikian studi lainnya menemukan bahwa 30% pasien dengan OSA tidak memiliki berat badan berlebih. Faktor lain yang dapat memiliki pengaruh adalah lingkar leher yang lebar, rongga mulut yang kecil / rendah, tenggorokan yang sempit, ovula yang besar, rahang yang kecil (mikrognatia) atau mundur (retrognathia) dapat mengakibatkan OSA lebih rentan terjadi. Hal apa yang dapat dilakukan untuk mencegah OSA?Terdapat banyak hal yang bisa anda lakukan, terutama jika anda memiliko OSA yang ringan - sedang. Beberapa perubahan pola hidup dapat membantu mengurangi gejala OSA, hal tersebut antara lain :
Perubahan Cara Tidur
Terapi DefinitifHingga saat ini telah terdapat berbagai penelitian yang meneliti dampak berbagai macam obat-obatan yang diduga dapat membantu pengobatan OSA, namun tidak satupun yang terbukti efektif. Jika anda memiliki derajat OSA yang berat, semua cara diatas bisa jadi tidak banyak membantu, pada keadaan seperti itu obstruksi dapat dihilangkan dengan memberikan tekanan positif saat anda tidur. Continuous positive airway pressure (CPAP) secara akut menghilangkan OSA, menghilangkan tekanan negatif dalam dada, mengurangi tekanan darah, serta detak jantung cepat pada penderita OSA, semua hal tersebut dapat membantu mengurangi afterload / beban kerja jantung (Tkacova, 1998). Pengurangan beban kerja jantung ini diikuti dengan perbaikan metabolisme oksidatif otot jantung (Yoshinaga, 2007). Hal ini tentunya memiliki dampak yang sangat baik terhadap jantung apalagi mereka yang memiliki sakit jantung. Sayangnya terapi ini bisa dikatakan tidak nyaman karena anda diharuskan untuk mengenakan sebuah masker yang menutupi hidung dan mulut anda. Tekanan positif yang diberikan harus disesuaikan dengan derajat obstruksi yang anda alami, jika terlalu rendah maka obstruksi tetap dapat terjadi, jika terlalu tinggi anda dapat merasa tidak nyaman dan jika dibiarkan dapat terjadi kerusakan faal paru (barotrauma) yang justru berbahaya. Karenanya peresepan terapi ini hanya dapat dibuat setelah diagnosa OSA tegak dan data tekanan CPAP yang sesuai berhasil diperoleh melalui pemeriksaan polisomnografi / studi tidur. Sebagai kesimpulan jika anda merasa atau pasangan anda memiliki keluhan mengorok dan memiliki beberapa gejala seperti yang saya sebutkan diatas, jangan dibiarkan karena kelainan ini dapat menimbulkan berbagai macam penyakit yang berbahaya. Jika cara diatas tidak membantu jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anda dan mencari solusinya agar masalah anda tidak bertambah besar dikemudian hari. Semoga sedikit informasi yang saya berikan dapat bermanfaat untuk anda atau keluarga. Penggunaan CPAP saat tidur untuk menghindari terjadinya OSA.
Bagaimana Diabetes muncul? "Diabetes mellitusâ yang lebih umum dikenal sebagai âkencing manis" adalah suatu kondisi yang menyebabkan gula darah naik ke tingkat berbahaya dimana glukosa darah puasa nilainya lebih dari 126 miligram per desiliter (mg / dL). Pengertian Diabetes Sebagian besar makanan yang dimakan akan dicerna tubuh dan dirubah menjadi glukosa, atau gula yang kemudian akan digunakan tubuh anda untuk energi. Pankreas, organ didekat lambung, menghasilkan hormon yang disebut insulin. Hormon ini diperlukan jaringan tubuh untuk dapat menggunakan gula atau glukosa sebagai bahan bakar dasar. Peran Insulin adalah untuk mengambil gula dari darah dan memasukkannya ke dalam sel. Ketika tubuh tidak memproduksi insulin yang cukup dan/atau tidak efisien menggunakan insulin yang dihasilkan, kadar gula akan terus meningkat didalam darah. Ketika hal ini terjadi, muncul dua masalah yaitu:
Jenis Diabetes Ada dua jenis utama diabetes: diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Kedua jenis diabetes ini dapat diwariskan dalam gen, sehingga riwayat keluarga dengan diabetes dapat secara signifikan meningkatkan risiko seseorang mengembangkan kondisi tersebut. Diabetes tipe 1 Pada diabetes tipe 1, produksi insulin oleh pankreas sedikit atau tidak sama sekali. Tanpa insulin, tubuh tidak mampu untuk mengambil glukosa dalam darah darah dan memasukkannya kedalam sel untuk bahan bakar tubuh. Orang dengan diabetes tipe 1 karenanya akan terus membutuhkan suntikan insulin seumur hidupnya. Oleh karena itu, diabetes tipe ini juga disebut sebagai diabetes tergantung (insulin-dependent diabetes). Diabetes tipe 1 sebelumnya dikenal sebagai juvenile diabetes karena penyakit ini biasanya terdiagnosa pada anak-anak dan dewasa muda. Namun, penyakit ini bisa menyerang pada usia berapa pun dan mereka yang memiliki sejarah keluarga itu sangat beresiko. Dalam proses timbulnya diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh tertentu yang disebut sel beta di pankreas. Alasan terjadinya hal ini masih belum diketahui namun efeknya sel beta di pankreas hancur dan produksi insulin menurun atau tidak menghasilkan insulin sama sekali. Akibatnya glukosa tidak bisa masuk kedalam sel dan tetap beredar dalam darah. Ketika jumlahnya terlalu banyak dalam darah secara perlahan semua organ dalam tubuh akan mengalami kerusakan. Diabetes Tipe 2 Diabetes tipe 2 adalah bentuk paling umum dari diabetes. Secara historis, diabetes tipe 2 biasanya terdiagnosis pada orang dewasa setengah baya. Walau demikian dengan pergeseran pola hidup, secara mengkhawatirkan semakin banyak remaja dan dewasa muda mengembangkan diabetes tipe 2. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya angka kejadian obesitas dan kurangnya aktivitas fisik yang merupakan faktor risiko diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 dapat terjadi ketika tubuh sering mengalami kadar gula darah yang tinggi, misalnya akibat konsumsi makanan berlebih dan kurang berolahraga. Sebagai respon, pankreas kemudian memproduksi insulin dalam jumlah banyak diluar kemampuan normalnya untuk menurunkan kadar gula darah. Jika hal tersebut berlangsung lama, sel-sel tubuh akan mengembangkan "resistensi insulinâ dimana efektivitas penggunaan insulin menurun dan sel-sel pankreas pun secara bertahap mengalami kerusakan dan kehilangan kemampuannya untuk memproduksi insulin. Dalam bentuk yang ringan, diabetes tipe ini bisa jadi tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun. Hal ini menimbulkan keprihatinan yang besar karena diabetes yang tidak diobati dapat menyebabkan banyak permasalahan kesehatan yang serius, termasuk diantaranya kebutaan, gagal ginjal dan penyakit jantung. Diabetes tipe 2 mungkin tertunda atau dikendalikan dengan diet dan olahraga. TANDA & GEJALA DIABETES Berikut gejala diabetes yang khas. Namun, beberapa orang dengan diabetes tipe 2 memiliki gejala sangat ringan sehingga mereka tidak diketahui. Gejala umum diabetes:
Komplikasi Diabetes Diabetes dapat mempengaruhi hampir semua organ dalam tubuh. Ketika Diabetes tidak diobati, masalah kesehatan yang dapat muncul antara lain:
Pengobatan
Pengobatan Oral Ada berbagai jenis, atau kelas, obat yang bekerja dengan cara yang berbeda untuk menurunkan gula darah seperti:
Sulfonilurea merangsang sel-sel beta pankreas untuk melepaskan lebih banyak insulin. Obat sulfonilurea telah digunakan sejak tahun 1950-an. Klorpropamid adalah sulfonilurea generasi pertama masih digunakan sampai sekarang. Sulfonilurea generasi kedua digunakan dalam dosis yang lebih kecil dari obat-generasi pertama. Ada tiga obat-generasi kedua: Glipizide, Glyburide, dan Glimepiride (Amaryl). Obat ini umumnya diambil 1-2 kali sehari, sebelum makan. Biguanid Metformin adalah biguanid yang paling sering digunakan, cara kerjanya dengan mengurangi jumlah glukosa yang diproduksi oleh hati. Metformin membantu menurunkan kadar glukosa darah dengan membuat jaringan otot lebih sensitif terhadap insulin sehingga glukosa dapat diserap. Obat ini biasanya diminum dua kali sehari. Efek samping metformin yang jarang timbul adalah diare, namun bisa dikurangi gejalanya bila obat dimakan bersamaan dengan makanan. Meglitinides Meglitinides adalah obat lain yang juga merangsang sel beta untuk melepaskan insulin. Repaglinide dan nateglinide adalah meglitinides. Mereka diambil sebelum masing-masing tiga kali makan. Karena sulfonilurea dan meglitinides memiliki cara kerja yang relatif sama yaitu dengan merangsang pelepasan insulin, penggunaan keduanya secara bersamaan dapat menimbulkan hipoglikemia (gula darah rendah). Thiazolidinediones Rosiglitazone (Avandia) dan pioglitazone (Actos) berada dalam kelompok obat yang disebut Thiazolidinediones. Obat ini membantu insulin bekerja lebih baik dalam otot dan lemak dan juga mengurangi produksi glukosa di hati. Obat pertama dalam kelompok ini, Troglitazone (Rezulin), telah telah ditarik dari peredaran karena menyebabkan masalah hati yang serius di sejumlah kecil orang. Sejauh ini rosiglitazone dan pioglitazone belum menunjukkan masalah yang sama, namun penggunaannya masih perlu dipantau secara ketat terutama masalah hati sebagai tindakan pencegahan. Kedua obat dapat meningkatkan risiko gagal jantung pada beberapa individu, dan masih ada perdebatan tentang apakah rosiglitazone dapat berkontribusi untuk peningkatan risiko serangan jantung. Kedua obat efektif dalam mengurangi A1C dan umumnya memiliki beberapa efek samping. DPP-4 Inhibitor Sebuah kelas baru obat yang disebut DPP-4 inhibitor membantu menurunkan A1C tanpa menyebabkan hipoglikemia. Mereka bekerja dengan cara mencegah pemecahan GLP-1, sebuah senyawa alami tubuh. GLP-1 mengurangi kadar glukosa darah dalam tubuh, tetapi biasanya dipecah sangat cepat sehingga tidak bekerja dengan baik ketika disuntikkan sebagai obat. Dengan modifikasi proses yang memecah GLP-1, DPP-4 inhibitor memungkinkan GLP-1 untuk tetap aktif di dalam tubuh lebih lama dan menurunkan kadar glukosa darah. DPP-4 inhibitor cenderung tidak menyebabkan kenaikan berat badan dan cenderung memiliki efek netral atau positif terhadap kadar kolesterol. Sitagliptin, saxagliptin, linagliptin, alogliptin adalah bentuk DPP-4 inhibitor yang telah ada saat ini. Inhibitor SGLT2 Glukosa dalam aliran darah melewati ginjal untuk diekskresikan (dibuang) atau diserap kembali. Transporter sodium-glukosa 2 (SGLT2) bekerja pada ginjal untuk menyerap kembali glukosa, dan kelas baru obat, inhibitor SGLT2, memblokir aksi ini sehingga kelebihan glukosa darah bisa lebih banyak dibuang melalui kencing. Canagliflozin (Invokana) dan dapagliflozin (Farxiga) adalah inhibitor SGLT2 yang baru saja disetujui oleh FDA untuk mengobati diabetes tipe 2. Karena mereka meningkatkan kadar glukosa dalam urin, efek sampingnya dapat mencakup infeksi saluran kemih. Inhibitor alpha-glucosidase Acarbose dan miglitol adalah inhibitor alpha-glucosidase. Obat ini membantu tubuh untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan menghalangi pemecahan karbohidrat seperti roti, kentang, dan pasta dalam usus. Obat ini juga memperlambat proses pemecahan beberapa gula seperti gula meja. Kerja obat ini dapat memperlambat kenaikan kadar glukosa darah setelah makan. Obat yang sering digunakan di Indonesia adalah acarbose. Obat ini harus diambil dengan gigitan pertama makan. Efek samping yang mungkin timbul adalah terbentuknya gas dan diare. Sekuestran Asam Empedu (Bile Acid Sekuestrant) Sekuestran asam empedu adalah obat penurun kolesterol yang juga mengurangi kadar glukosa darah pada pasien diabetes. Obat ini bisa membantu menghapus kolesterol dari tubuh, terutama kolesterol LDL, yang sering meningkat pada orang dengan diabetes. Obat-obat ini bekerja mengurangi kolesterol LDL dengan cara berikatan dengan asam empedu dalam sistem pencernaan sehingga tubuh dipaksa untuk menggunakan kolesterol sebagai pengganti asam empedu untuk mengolah makanan. Efeknya adalah menurunnya kadar kolesterol. Mekanisme-nya dalam menurunkan kadar glukosa tidak dipahami dengan baik. Karena BAS tidak diserap ke dalam aliran darah, mereka biasanya aman untuk digunakan oleh pasien yang tidak dapat menggunakan obat lain karena masalah hati, namun karena cara kerjanya tersebut efek sampingnya adalah perut kembung dan sembelit. Terapi Kombinasi Oral Karena obat yang tercantum di atas bekerja dengan cara yang berbeda untuk menurunkan kadar glukosa darah, mereka dapat digunakan bersama-sama sebagai kombinasi. Biguanida dan sulfonilurea misalnya dapat digunakan bersama-sama. Banyak kombinasi dapat digunakan. Meskipun mengambil lebih dari satu obat bisa jadi lebih mahal dan dapat meningkatkan risiko efek samping, gabungan obat-obatan tersebut dapat meningkatkan kontrol glukosa darah. Harus diingat berpindah dari satu pengobatan tunggal tidak seefektif menambahkan jenis lain dari obat diabetes. INTERAKSI DENGAN OBAT LAIN Alkohol dan beberapa pil diabetes sebaiknya tidak dicampurkan. Kadang, klorpropamid dan sulfonilurea misalnya, dapat berinteraksi dengan alkohol menyebabkan muntah, kembung atau sakit. Penggunaannya dengan obat-obatan lainnya juga berpotensi meningkatkan efek samping yang mungkin timbul. Tanyakan kepada dokter anda jika anda memiliki kekhawatiran tentang salah satu efek samping yang mungkin timbul sebelum mengkonsumsi obat lain. PERUBAHAN POLA HIDUP Jika Anda memiliki riwayat keluarga atau faktor risiko lain untuk diabetes atau jika anda telah didiagnosa pre-diabetes, ada sejumlah tips hidup sehat yang dapat Anda ikuti untuk mencegah atau menunda timbulnya diabetes. Tips-tips ini dapat memperlambat berkembangnya komplikasi bagi mereka yang telah menderita diabetes.
TARGET DALAM PENGOBATAN DIABETES Orang yang memiliki diabetes harus memeriksakan gula darahnya secara teratur. Pemeriksaan gula darah yang teratur membantu anda menentukan seberapa baik program pengendalian diabetes anda seperti perencanaan makan, olahraga dan obat-obatan berjalan baik menjaga gula darah anda senormal mungkin. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa semakin dekat nilai gula darah anda dengan nilai normal, semakin besar keberhasilan anda mencegah komplikasi diabetes seperti penyakit mata, kerusakan saraf, dan lain-lain. Berikut adalah tabel yang dapat dijadikan acuan dalam pengobatan diabetes.
Catatan: Bagi sebagian orang, kondisi medis lain, usia, atau lainnya dapat menyebabkan dokter menetapkan target glukosa darah agak lebih tinggi untuk anda. Poster Diabetes RSKC
Permasalahan gangguan irama jantung atau aritmia timbul ketika impuls listrik yang mengkoordinasikan detak jantung tidak bekerja dengan baik, sehingga jantung bekerja terlalu cepat, terlalu lambat atau tidak teratur. Aritmia dapat menimbulkan keluhan dada berdebar dan kebanyakan tidak berbahaya. Namun, beberapa aritmia jantung dapat menimbulkan gejala yang mengganggu - kadang bahkan hingga mengancam jiwa. Pengobatan aritmia jantung seringkali dapat mengendalikan atau menghilangkan detak jantung cepat atau tidak teratur. Selain itu, karena aritmia jantung bermasalah semakin parah - atau bahkan menyebabkan - oleh jantung yang lemah atau rusak. Anda dapat mengurangi risiko aritmia dengan mengadopsi gaya hidup jantung sehat. TANDA & GEJALA ARITMIAGejala aritmia sangat bervariasi dari orang ke orang. Ada yang tidak mengeluhkan gejala apapun sementara orang lain dapat mengeluhkan dada berdebar disertai pusing, mual bahkan muntah. Tanda dan gejala lain berhubungan dengan jantung yang tidak memompakan darah secara efektif karena berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat. Gejala tersebut antara lain sesak napas atau mengi, lemah, pusing, pingsan atau hampir pingsan, nyeri dada atau rasa tidak nyaman didada. Segera cari pertolongan medis jika Anda tiba-tiba atau sering mengalami salah satu dari tanda-tanda dan gejala-gejala tersebut. Fibrilasi ventrikel merupakan salah satu jenis aritmia yang mematikan. Hal ini terjadi ketika jantung berdetak dengan sangat cepat akibat impuls listrik yang tidak menentu. Hal ini menyebabkan jantung (ventrikel) bergetar sia-sia sehingga darah tidak dipompakan. Tanpa detak jantung yang efektif, tekanan darah akan jatuh dan mengakibatkan terganggunya suplai darah ke organ vital secara mendadak. Seseorang dengan fibrilasi ventrikel akan runtuh dalam hitungan detik karena tidak berjalannya sirkulasi darah dan dengan segera tidak bernapas. Pada keadaan seperti ini pertolongan berupa resusitasi jantung paru (cardiopulmonary resucitation /CPR) harus segera diberikan untuk menyelamatkan nyawa. PENYEBAB ARITMIABanyak hal yang dapat menyebabkan aritmia, diantaranya adalah:
KLASIFIKASI ARITMIAAritmia secara umum dapat dibagi menjadi bradiaritmia dan takiaritmia. Bradikardia terjadi ketika denyut jantung terlalu lambat (<60 x/menit) sedangkan takikardia terjadi ketika denyut jantung terlalu cepat (>100 x/menit). Bradikardia. Tidak semua takikardia atau bradykardia berarti memiliki penyakit jantung. Selama berolahraga detak jantung yang cepat normal dengan tujuan menyediakan lebih banyak darah yang kaya oksigen. Selama tidur atau waktu relaksasi yang mendalam, denyut jantung dapat menjadi lebih lambat. Denyut jantung yang lambat juga dapat dialami oleh mereka yang terbiasa berolah raga sehingga kerja jantungnya lebih efisien dan mampu memompakan pasokan darah yang cukup dengan denyut jantung <60 x/menit saat istirahat. Obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati kondisi lain, seperti tekanan darah tinggi dapat pula menurunkan detak jantung. Kelainan yang dapat mengakibatkan detak jantung yang lambat antara lain:
Takikardia. Takikardia dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar berdasarkan lokasinya yaitu yang berasal dari dari atrium (bilik jantung) dan ventrikel (serambi jantung). Aritmia yang berasal dari bilik jantung antara lain:
Takikardia terjadi di ventrikel meliputi:
Bagaimana cara mendiagnosis aritmia?Jika anda dicurigai memiliki aritmia dokter akan dapat memesan pemeriksaan berikut:
Serangan jantung adalah istilah yang umum digunakan masyarakat untuk secara luas menggambarkan sekumpulan gejala yang timbul akibat gangguan aliran darah pada pembuluh darah atau arteri koroner di jantung. Secara medis kami menyebutnya Sindroma Koroner Akut atau SKA. Sindroma Koroner Akut timbul akibat dua proses, yang pertama adalah penyempitan pembuluh darah yang timbul akibat proses menahun dan yang kedua sumbatan akibat terbentuknya gumpalan darah yang timbul secara akut / mendadak. Gumpalan darah yang timbul timbul mendadak ini bisa total atau parsial, dan dapat pula datang dan pergi - gumpalan darah bisa terbentuk, hancur dan timbul kembali. Keadaan yang dinamis ini mengakibatkan gejala yang mungkin timbul saat seseorang terkena SKA dapat bervariasi. Terlepas dari itu semua semua gejala yang mungkin timbul akibat SKA harus dianggap sebagai suatu suatu kegawat daruratan medis yang membutuhkan penanganan segera karena arteri koroner yang bermasalah berpotensi mengakibatkan terganggunya aliran darah secara berkepanjangan sehingga mengakibatkan kerusakan otot jantung bahkan kematian. Sehingga menjadi penting bagi masyarakat untuk mengenali tanda dan gejala jantung secara dini dan mencari pertolongan medis sesegera mungkin. Bagaimana Gejalanya?Gejala nyeri dada yang umumnya timbul dapat dengan cepat memberikan tanda bahwa ada sesuatu yang salah dengan jantung anda. Gejala lainnya yang timbul dapat mengaburkan gejala nyeri dada tersebut dan membuat anda tidak yakin dimana permasalahan sesungguhnya. Berikut adaah gejala SKA yang umum ditemukan :
Bagaimana cara mendiagnosa dan mengobatinya?Untuk menentukan apa yang mendasari gejala yang dialami anda, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik. Jika dokter kemudian mencurigai anda mengalami Sindroma Koroner Akut maka beberapa test berikut akan dikerjakan :
Terapi untuk Sindroma Koroner Akut selain obat-obatan adalah tindakan yang dikenal dengan nama Percutaneous Coronary Intervention (PCI). Tindakan PCI adalah tindakan yang dikerjakan di Cath Lab, sebuah ruangan semi steril dengan alat flouroskopi jantung yang memungkinkan dokter melihat seperti apa pembuluh darah seseorang dengan bantuan zat kontras. Melalui tindakan ini sebuah kateter atau selang kecil yang steril dimasukkan melalui pembuluh arteri yang berada di lengan atau di paha dan diarahkan menuju jantung. Setelah tiba di pembuluh koroner, zat kontras akan disemprotkan sehingga pembuluh koroner dapat terlihat. Jika pemeriksaan menemukan ada sumbatan pada arteri koroner dokter akan menyedot gumpalan darah yang menjadi biang keroknya atau memasang stent bila sumbatan tersebut disertai penyempitan pembuluh darah yang bermakna. Saat ini tidak banyak rumah sakit yang memiliki fasilitas cath lab, di Jawa Barat sendiri hanya tersedia di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Sentosa, Borromeus, Advent, dan Al-Islam. Dari semua Rumah Sakit tersebut hanya beberapa Rumah Sakit yang memiliki tim PCI yang siap bekerja dalam tempo waktu satu jam sejak pasien datang. Jadi bagi mereka yang terkena serangan jantung berat ketersediaan fasilitas ini di RS yang ada tuju bisa jadi menjadi hal yang membedakan antara hidup dan mati. Siapakah yang Memiliki Risiko Terkena Serangan Jantung?Sindroma Koroner akut - seperti halnya gagal jantung dan stroke - lebih umum ditemukan pada pasien yang memiliki fakor risiko tertentu sebagai berikut :
Bagaimana Mencegah Serangan Jantung?“An ounce of prevention is worth a pound of cure.” - Benjamin Franklin Upaya pencegahan selalu lebih murah (dan aman) dibandingkan upaya menyembuhkan. Upaya untuk menghindarkan diri dari kemungkinan serangan jantung dapat dicapai antara lain melalui :
Semoga infonya bermanfaat untuk anda & keluarga. Penyakit jantung adalah pembunuh nomor satu di dunia dan juga di Indonesia. Semakin hari semakin banyak orang Indonesia yang ternyata memilikinya. Tidak hanya yang tua, mereka yang muda juga bisa terkena. Tidak hanya laki-laki perempuan juga bisa. Di Amerika setiap 34 detik seseorang mengalami serangan jantung, hal yang sama dapat pula terjadi pula di Indonesia. Pertanyaan tentunya ada di benak banyak orang tentunya adalah: Apakah bisa dicegah? Tentunya bisa, sehingga kesakitan atau kematian yang mungkin timbul dari penyakit jantung ini bisa dicegah. Caranya pun tidak sulit ataupun mahal, yang dibutuhkan hanyalah komitmen anda untuk mau hidup sehat. Selama ini telah ada banyak penelitian mengenai penyakit jantung. Setidaknya terdapat 3 penelitian besar yang yang bisa kita jadikan pegangan untuk mencegah timbulnya penyakit jantung. Penelitian Karolinska di Swedia melibatkan 20.721 orang sehat yang tidak memiliki riwayat kanker, penyakit jantung, diabetes, hipertensi atau tinggi kolesterol di ikuti sejak tahun 1997 menemukan bahwa ada beberapa hal yang dapat menurunkan risiko serangan jantung diantaranya adalah:
Mereka yang memiliki semua karakteristik diatas memiliki risiko 86% lebih rendah mengalami serangan jantung dibanding mereka yang tidak memilkinya sama sekali. Sayangnya hanya sekitar 1 orang swedia yang ternyata memiliki semua karakteristik diatas. Peneltian Morgen di Belanda sejak tahun 1994 telah meneliti sekitar 17.787 orang sehat yang tidak memiliki penyakit jantung. Dalam kurun waktu 14 tahun sebanyak 607 orang mengalami serangan jantung, 127 diantaranya meninggal dunia. Mereka menemukan bahwa orang yang memiliki kebiasaan:
Di Inggris sebanyak 2.235 orang disebuah kota kecil bernama Caerphilly ikut serta dalam penelitian epidemiologi sejak tahun 1979. Hingga kini dari kota kecil tersebut telah lahir setidaknya 400 penelitian yang telah diterbitkan diberbagai jurnal kedokteran. Penelitian mereka selama 30 tahun menemukan ada 5 kebiasaan sehat yang dapat mencegah timbulnya penyakit jantung, yaitu:
Setelah membaca hasil penelitian diatas, bisa diambil beberapa kesimpulan sederhana mengenai cara hidup sehat yang dapat mencegah terjadinya penyakit jantung:
Siapa diantara anda yang punya 6 kebiasaan tersebut? Kalau belum mari kita coba biasakan dan cegah timbulnya penyakit jantung dikemudian hari. Semoga bermanfaat untuk sahabat. Setelah saya coba mencari ternyata ada banyak manfaat merokok. Saya setidaknya telah menemukan 21 manfaat merokok.
|
Ikuti kami di FacebookMohon diingat:PenulisKontributor artikel kesehatan dalam website ini adalah dokter RSKC. Jika anda ingin berbagi tulisan silahkan klik tautan berikut. Arsip
March 2015
Kategori
All
Misi RSKCMemberikan layanan kesehatan berkualitas yang terjangkau & dapat diakses semua kalangan. Bantu kami mewujudkannya.
INGAT
Sakit tidak selalu harus disertai keluhan. Pastikan anda tetap sehat dimasa depan melalui pemeriksaan kesehatan rutin. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada tautan ini.
|
Alamat :
Jl.. Raya Cimareme No.235 Kec. Ngamprah Kab. Bandung Barat 40552 Email : [email protected] Telp : (022) 6866221, Front Office : 082281813333. Fax : (022) 6867821 |
© 2024 Rumah Sakit Karisma Cimareme